8 Cara Agar Anak Tidak Menjadi Korban Pedofilia
Penulis : Aleolea Sponge
21 Maret 2017 09:54
Planet Merdeka - Kasus pedofilia atau pelecehan s*ksual anak tengah merebak di tanah air. Kasus ini muncul setelah tersebarnya video dan foto-foto korban di Facebook belum lama ini. Menanggapi hal tersebut, praktisi pendidikan Najelaa Shihab menilai saat ini pencegahan menjadi hal yang paling utama.
Berikut sejumlah cara yang bisa dilakukan orangtua agar anak-anak terhindar dari korban pedofilia atau pelecehan anak, di antaranya:
1. Jika anak berkata ‘tidak’ atau ‘stop’ maka harus diikuti. Misalnya saat anak menolak dicium atau minta berhenti saat digelitiki. Anak akan belajar mengendalikan dan menghormati kenyamanan tubuhnya ditentukan oleh reaksi orangtua. Orangtua jangan bilang “sedikit saja”, atau “masak gak mau dicium”.
2. Biasakan anak untuk mempercayai intuisinya terhadap bahaya. Ada situasi dimana anak merasa khawatir saat bertemu orang tertentu atau melewati jalan baru. Kemudian, jangan larang anak mendengarkan apa yang dirasakan.
3. Contohkan anak sejak dini untuk membedakan bagian tubuh yang aman dan tidak aman untuk disentuh. Tunjukan sentuhan aman saat menjabat dan mencium tangan. Lalu jelaskan sentuhan tidak aman saat memegang bagian tubuh yang tertutup rapat.
4. Bangun secara perlahan jaringan sosial. Maksudnya, anak dikenalkan lebih dari satu orang yang turut menjaga keamanan anak – seperti nenek dan kakak yang bisa menjadi tempat bercerita.
5. Ajarkan anak tentang rahasia, apa informasi yang boleh disembunyikan dari orangtua, dan mana yang harus diceritakan walaupun diminta seseorang untuk tidak membocorkannya.
6. Latih secara spesifik kemampuan anak menghadapi bahaya di tempat umum. Misalnya berteriak “tolong” dan bukan “bunda/mama” akan membuat orang di sekeliling lebih waspada.
7. Pelaku kekerasan biasanya orang yang dikenal, menggunakan teknik ‘perawatan’ untuk mendekatkan diri ke anak dan orangtua.
8. Tumbuhkan disiplin diri anak tanpa ancaman dan sogokan. Pelaku kekerasan s*ksual dengan sengaja memilih anak-anak rentan yang mudah ketakutan, kecanduan pujian dan mencari imbalan untuk melakukan sesuatu.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : aleole
-
Tungguin Presiden Salat Jumat, Ibu Negara Iriana Joko Widodo Duduk Santui Di Emperan Masjid
-
Tidak Percaya Dengan Eksekutif, Anggota Dewan Siramkan Air Mineral Lalu Baku Hantam
-
Awan Dengan Warna Pelangi Antara Tajub Dan Heran
-
Misteri Jodoh, Abang-Abang Ternyata Pernah Jumpa Istri Pertama Kali Sebelas Tahun Yang Lalu Saat KKN
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Generative AI dan hubungannya dengan masa depan SEO
18 Juni 2023 20:26
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.