1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Inilah manusia tertua di Indonesia, 17 anaknya sudah meninggal tapi dia masih hidup! Ini rahasainya

Penulis : mulan

16 Januari 2018 16:45

Jaman sekarang memang sudah jarang mansia yang sanggup hidup hingga 100 tahun lebih. Meski ternyata di Indonesia didapati beberapa orang yang seperti itu.

Misalnya saja Mbah Gotho asal Sragen yang meninggal pada 30 April 2017 lalu pada usianya yang ke-146 tahun. Dan satu lagi pria asal Dusun Sukomulyo Desa Gadungan Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.

Pria yang biasa disapa Mbah Arjo Suwito ini mengaku sudah berusia 200 tahun. Meski data dari balai desa mencatat tahun kelahiran Mbah Arjo adalah 1825.

Saat ini Mbah Arjo tinggal bersama anak bungsunya Ginem (53) yang menderita cacat mental. Ginem sendiri adalah anak terakhir dari pernikahannya yang keenam.

Mbah Arjo mengaku semasa mudanya ia menikah sebanyak 6 kali. Pada pernikahan pertamanya dengan Sumini, warga Desa Pehpulo, Kecamatan Wates, Kabupten Blitar, ia dikaruniai satu anak namun sudah lama meninggal.

Dengan istri kedua, Tuminem, asal Desa Semen, Kecamatan Gandusari, punya anak empat, juga sudah meninggal semua.

Dengan istri ketiga, Paijem, asal Desa Ngambak, Gandusari, punya anak empat, juga sudah meninggal. Istri keempat, Tumila, asal Pacitan, punya anak empat, juga sudah meninggal semua.

Untuk istrinya yang kelima, Tukinem, asal Ponorogo, tak dikaruniai anak, baru dari istrinya yang ke enam, Suminem, asal Ponorogo, dikaruniai empat anak.

Namun, ketiganya sudah meninggal dan tinggal Ginem, yang kini berusia 53 tahun. Hanya saja, ia saat ini mengalami keterbelakangan mental.

Menurut keterangan Kepala Desa Gadungan, Widodo, Mbah Arjo pernah tinggal di komplek Candi Wringi Branjang. Namun kemudaian ia menemukan sebuah candi yang kemudian dikenal dengan nama Candi Wringin Branjang dan diperkirakan merupakan peniggalan Kerajaan Majapahit.

Mbah Arjo sudah tinggal di sekitar candi tersebut sejak tahun 1990. Ia tinggal dalam gubuk yang tidak layak bersama anak perempuannya.

Menurut keterangan Widodo, semenjak menemukan candi, mbah Arjo tak pernah sepi tamu. Tamu dari orang biasa hingga orang berduit.

Banyak yang menawarkan bantuan bahkan memberikan uang tunai pada mbah Arjo namun selalu ditolaknya. Bahkan malah ada yang diberi uang dolar oleh Mbah Arjo.

Mbah Arjo setia dengan hidup sederhana di tengah hutan. Ia hidup dari beras jatah raskin dan mengaku tak pernah kekurangan air.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : mulan

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya