1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Sosok Panglima Tertinggi KKB di Papua Hingga Pemasok Senjata

Penulis : Moana

14 Desember 2018 13:06

31 pekerja jembatan tewas dibunuh KKB

Planet Merdeka - Pada awal Desember 2018 lalu, Indonesia dikejutkan dengan kabar 31 pekerja proyek Trans Papua yang meninggal usai dibunuh oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB/KKB). Para pekerja tersebut merupakan karyawan BUMN PT Istaka Karya. Penyerangan 31 pekerja itu terjadi di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Peristiwa tragis itu terjadi pada Minggu (2/12/2018).

Akibat peristiwa tersebut, personel gabungan pun diturunkan untuk mengevakuasi para korban yang meninggal maupun yang selamat. Bukan hanya itu, mereka juga mengalami serangan dari KKB hingga harus terjadi baku tembak antara personel gabungan TNI-Polri dengan KKB. 

2 dari 9 halaman

TPNPB-OPM mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa pembantaian tersebut

Dilansir dari BBC News Indonesia, ada 28 orang pekerja di lokasi kejadian. Para pekerja itu terdiri dari mereka yang bertugas di jembatan Yigi dan kantor lapangan, sementara sebagian lagi merupakan pekerja di jembatan Karunggame dan salah seorang staf Dinas Pekerjaan Umum.

Atas kejadian tersebut, Kelompok bernama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengaku bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas pembantaian para pekerja pengerjaan proyek Trans Papua tersebut.
3 dari 9 halaman

Diunggah ke akun Facebook

Hal itu terlihat dari postingan akun Facebook TPNB pada hari Rabu, 5 Desember 2018 lalu. Namun, meskipun begitu tak diketahui secara pasti apakah itu dikelola langsung oleh anggota kelompok separatis tersebut atau bukan.

"Ya benar Operasi di Kali Aworak, Kali Yigi, Pos TNI Distrik Mbua, kami yang lakukan dan kami siap bertanggung jawab penyerangan ini," tulis akun tersebut mengutip pernyataan kepala kelompok mereka yakni Komandan Operasi KODAP II Nduga, bernama Pemne Kogeya.
4 dari 9 halaman

OPM mengatakan bahwa semua pekerja adalah anggota TNI

Mereka juga mengaku bahwa selama 3 bulan terakhir telah memantau semua pekerja. Menurut pantauan mereka, para pekerja itu bukanlah masyarakat sipil melainkan adalah aparat militer/ TNI.

"Sebagian besar pekerja adalah anggota TNI ... hampir semua orang tahu itu," ujar juru bicara OPM, Sebby Sambom.

Sebby juga mengaku bahwa pihaknya sudah sempat meminta agar pembangunan dihentikan, namun, ternyata pembangunan jalan Trans Papua tetap dilanjutkan, dan permintaan mereka tak dihiraukan.
5 dari 9 halaman

Pimpinan KKB Egianus Kogeya beri pernyataan

Pimpinan KODAP III Ndugama Egianus Kogeya memposting di akun facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Dalam postingan tersebut, Egianus mengklaim jika dirinya bukan membunuh warga sipil yang bertugas sebagai pekerja proyek Trans Papua, melainkan, Egianus mengatakan jika yang mereka bunuh tersebut adalah aparat militer.

"Bukan warga sipil yang kami di tembak, tapi itu Anggora Militer murni TNI Dansipur (maksudnya mungkin Denzipur) dengan identitasnya lengkap dan 2 pistol sebagai barang bukti kami sita," kata Egianus.
6 dari 9 halaman

Siap perang

Selanjutya Egianus mempertanyakan dan memohon pertanyaannya ini diteruskan kepada Presiden Joko Widodo, Panglima TNI dan Polri mengenai persenjataan yang dimiliki oleh militer Indonesia. Egianus menganggap bahwa TNI sangat berlebihan dalam menghadapi pihaknya dengan menggunakan peralatan canggih macam helikopter dan bom udara.

"Militer Indonesia berperang melawan negara mana? Sebab mereka berlebihan menggunakan peralatan perang yang canggih seperti Helikopter, BOM dari Udara serta serangan udara dan darat seakan-akan berperang melawan negara merdeka dengan peralatan militer yang setimpal. Kami siap perang darat saja di medan perang," tegasnya.

Egianus juga mengatakan bahwa dirinya siap perang berapapun jumlah anggota militer yang akan diturunkan. Dan Egianus kembali menegaskan bahwa dirinya siap perang di darat dengan menggunakan senjata api tanpa bantuan perlengkapan yang lain.

"Berapa pun militer Indonesia kirim kesini, kami siap lawan hanya senjata lawan senjata kamai punya medan perang disini," ungkap
7 dari 9 halaman

TNI-Polri ungkap sosok panglima KKB

Dan pada Jumat (14/12/2018), pihak TNI-Polri mengungkap sosok panglima tertinggi KKB di Papua tersebut. Dan hal itu disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.

Dedi menyebut, sosok panglima tertinggi KKB itu berinisial PU. Dedi juga mengatakan bahwa PU lah yang kemudian memberikan restu kepada anak buahnya untuk menghabisi para pekerja proyek Trans Papua di Nduga. Dedi juga menyebut bahwa dibawah PU masih ada pemimpin-pemimpin lain yang memiliki daerah operasi masing-masing.

"Panglima tersebut atas nama inisial PU dan di bawah kaki-kakinya pun juga memiliki daerah operasi yang ada di Nduga tersebut," pungkas Dedi.

8 dari 9 halaman

Pasokan senjata untuk KKB

Dalam kesempatan tersebut, Dedi juga menyebut soal pemasokan senjata yang digunakan oleh KKB. Dari hasil penyelidikan yang senjata yang digunakan berasal dari pasar gelap. Dedi menyebut bahwa senjata yang mereka miliki dipasok dari Papua Nugini dan Filipina. Bukan hanya itu, senjata tersebut juga merupakan senjata dari hasil rampasan petugas di Papua.

Senjata-senjata tersebut didapat dari jalur penyelundupan secara gelap. Yang dilakukan oleh kelompok tersebut dengan membeli beberapa senjata di wilayah PNG maupun di wilayah Filipina khususnya Filipina Selatan," paparnya.
9 dari 9 halaman

Pengiriman senjata

Dari penuturan Dedi, diketahui bahwa senjata itu dijual dan dikirim melalui darat dan laut. Untuk senjata dari Papua Nugini dikirim melalui jalan darat. Sementara untuk senjata yang dari Filipina menggunakan jalur laut.

"Sementara jika di Filipina jalur masuknya senjata tersebut melalui jalur laut. Sedangkan di PNG jalur yang dilalui melalui jalur darat," tegas
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya