Jadi sorotan dunia, para relawan asing terlatih untuk gempa Palu mengaku diusir oleh pihak BNPB
Penulis : Queen
11 Oktober 2018 14:31
Heboh para relawan asing diusir
Planet Merdeka - Sejumlah relawan asing yang menangani korban gempa di Palu mengaku diusir oleh pihak BNPB. Mereka mengaku diusir dengan alasan tenaga mereka tidak dibutuhkan. Kabar pengusiran itu menjadi sorotan dunia dan diberitakan oleh media internasional.
Hal tersebut dialami aktivis LSM asal Afrika Selatan, Gift of the Givers. Ahmed Bham ketua tim Gift of the Givers mengaku mendapat kabar bahwa Indonesia melarang anggota Urban Search and Rescue Team (USAR) mengangkut jenazah korban.
"Semua anggota tim USAR harus kembali ke negaranya masing-masing. Mereka tidak dibutuhkan di Indonesia," kisah Ahmed dalam wawancara video kepada AFP, Rabu (10/10/2018).
2 dari 7 halaman
Baru kali ini para relawan mendapat perlakuan buruk
Ahmed mengaku mereka sering menangani bencana besar, namun baru sekali mereka mendapat perlakuan seperti ini.
"Saya tak mau basa-basi, tapi disana (Palu) seperti "kalian tak bisa bekerja disini, kalian tak bisa melakukan ini, kalian tak bisa melakukan itu (penanggulangan)" kami tak pernah dilakukan begini sebelumnya di bencana besar lainnya," ujarnya.
3 dari 7 halaman
Para relawan yang dikirim adalah relawan yang terlatih
Padahal Ahmed menyatakan bahwa relawan yang dikirim ke Indonesia bukan tanpa kualifikasi.
"Kami memiliki tim SAR yang sangat berpengalaman dengan peralatan khusus. Saya ingin menggunakannya," ujar dia dengan nada kecewa.
4 dari 7 halaman
Di Palu hanya menghabiskan waktu
USAR yang beranggotakan 27 orang tiba dari Johannesburg tiga hari silam. Ia mengaku sudah menghabiskan banyak waktu untuk datang ke Palu.
Mereka yakin kemampuan para relawan miliki bisa membantu korban gempa dan tsunami. Namun niat baik mereka malah mendapat perlakuan tak mengenakkan.
5 dari 7 halaman
Klarifikasi pihak BNPB
Terkait bantuan relawan asing, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB), Sutopo Purwo Nugroho berikan penjelasan. Dilansir dari Kompas, Sutopo mengungkapkan memang ada larangan bagi relawan asing untuk ikut terjun secara langsung dalam penanggulangan bencana di Sulawesi Tengah. Sutopo mengungkapkan alasan larangan tersebut karena relawan asing memiliki kultur kerja yang berbeda dari Indonesia.
"Relawan asing diatur, tidak bisa nyelonong seenaknya ke mana-mana. Karena beda kultur, bahasa, dan lainnya. Hal itu biasa terjadi, diatur di semua negara," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu (10/10/2018).
6 dari 7 halaman
Bantuan asing hanya suplemen
Meski begitu, relawan maupun organisasi masyarakat luar negeri yang ingin memberikan bantuan untuk bencana Sulawesi Tengah tetap difasilitasi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Namun ada catatan khusus, yaitu dalam pendistribusiannya, relawan asing harus menggandeng mitra lokal.
"Ormas asing yang sudah terlanjur membeli atau menyiapkan bahan dukungan dan material di Indonesia harus didaftar menjadi mitra kementerian/lembaga dan wajib menggunakan mitra lokal untuk melaksanakan distribusi," ujar Sutopo.
Sutopo juga menegaskan, meskipun Pemerintah Indonesia menerima bantuan internasional untuk penanggulangan gempa dan tsunami Sulteng, bantuan tersebut sifatnya hanya suplemen, bukan instrumen utama penanggulangan.
"Bantuan internasional hanya suplemen, bukan utama," ujar Sutopo.
7 dari 7 halaman
Bantuan asing hanya suplemen
Meski begitu, relawan maupun organisasi masyarakat luar negeri yang ingin memberikan bantuan untuk bencana Sulawesi Tengah tetap difasilitasi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Namun ada catatan khusus, yaitu dalam pendistribusiannya, relawan asing harus menggandeng mitra lokal.
"Ormas asing yang sudah terlanjur membeli atau menyiapkan bahan dukungan dan material di Indonesia harus didaftar menjadi mitra kementerian/lembaga dan wajib menggunakan mitra lokal untuk melaksanakan distribusi," ujar Sutopo.
Sutopo juga menegaskan, meskipun Pemerintah Indonesia menerima bantuan internasional untuk penanggulangan gempa dan tsunami Sulteng, bantuan tersebut sifatnya hanya suplemen, bukan instrumen utama penanggulangan.
"Bantuan internasional hanya suplemen, bukan utama," ujar Sutopo.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen
-
Tungguin Presiden Salat Jumat, Ibu Negara Iriana Joko Widodo Duduk Santui Di Emperan Masjid
-
Tidak Percaya Dengan Eksekutif, Anggota Dewan Siramkan Air Mineral Lalu Baku Hantam
-
Awan Dengan Warna Pelangi Antara Tajub Dan Heran
-
Misteri Jodoh, Abang-Abang Ternyata Pernah Jumpa Istri Pertama Kali Sebelas Tahun Yang Lalu Saat KKN
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Generative AI dan hubungannya dengan masa depan SEO
18 Juni 2023 20:26
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.