1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Jangan Salah Kaprah ! Inilah 5 Gejala Seseorang Mengidap OCD

Penulis : Kang Aladin

6 Februari 2019 14:09

Jangan Salah Kaprah ! Inilah 5 Gejala Seseorang Mengidap OCD

Zaman sekarang banyak orang yang mengaku bahwa dirinya mengidap OCD. Tetapi gejala dan kondisi psikis yang mereka tunjukan cenderung berbeda dari data medis. Lalu apa saja gejala OCD ?

Nah, sebelum kita membahas mengenai gejala OCD, ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui apa itu OCD.
 
OCD atau Obsessive Compulsive Disorder adalah kelainan psikoligis yang dapat mempengaruhi pikiran (obsesif) dan perilaku (kompilsif) manusia. Kelainan umumnya tidak menimbulkan bahaya, namun bukan berarti bisa disepelekan. Pada beberapa kasus, OCD dapat mengganggu pikiran penderitanya dengan menghasilkan rasa gelisah, cemas, khawatir, takut, serta melakukan hal yang sama berulang kali. Dimana perilaku ini akan terus dilakukan penderitannya sampai keinginan dari pikiran mereka terpenuhi.

Hingga saat ini belum diketahui pasti apa penyebab OCD ini. Namun diduga OCD terjadi akibat adanya masalah pada pengiriman informasi di bagian otak yang satu dengan lainnya. Atau mungkin disebabkan oleh gangguan psikologis lainnya seperti stres berat.

Faktor keturunan atau genetik dari keluarga serta pernah mengalami kecelakaan psikologis di masa lalu juga diduga bisa memicu seseorang mengalami OCD.

Gejala OCD

Dari hasil riset yang dilakukan pada penderita OCD ditemukan bahwa mereka sering merasa resah, takut, khawatir, dan sering berfikir negatif. Berikut ini merupakan gejala lain dari penderita OCD.

1. Washers

Apabila anda sering merasa kurang atau bahkan tidak pernah merasa bersih ketika mencuci tangan sehingga anda melakukannya secara berulang kali, bisa jadi anda menderita OCD. Gejala ini merupakan gejala yang paling sering dialami oleh penderita OCD.

Selain itu, penderita OCD juga tidak segan membersihkan rumah, tubuh dan apapun yang mereka takuti kotor demi memenuhi keinginan kompulsifnya agar terhindar dari kuman atau kotoran yang dihindari. Gejala seperti ini terus terjadi kareda adanya dorongan kuat dalam pikiran penderitanya.

2. Symmetry dan Orderliness

pada gejala ini, penderita sering mengalami fokus untuk mengatur setiap hal secara berurutan, rapi, simetris dan searah. Contohnya anda tidak suka jika barang yang telah anda rapikan disentuh dan diubah posisinya oleh orang lain. Perilaku ini akan selalu menuntut anda untuk menghasilkan pikiran yang sama dan berulang.

3. Hoarding

Hoarding merupakan gejala dimana anda gemar untuk mengumpulkan barang-barang bekas yang anda temukan. Anda berpikiran bahwa barang itu penting dan akan berguna bagi anda untuk ke depannya.

4. Checkers

Gejala OCD yang satu ini mendorong penderitanya untuk selalu memeriksa sesuatu secara berulang kali. Pada kasus ini juga tidak jaug berbeda dengan washers. Penderitanya OCD akan melakukan pengecekan secara berulang kali terhadap hal, benda, barang yang berbahaya. Contohnya saat anda mengecek kunci pintu, mematikan kompor, atau hal lainnya.

Penderita juga akan merasa bahaya selalu mengintai, dan jika terjadi sesuatu yang bersifat celaka, maka mereka tak segan untuk menyalahkan dirinya sendiri.

5. Perfeksionis

Memiliki standar tinggi dalam hidup memang boleh-boleh saja. Tetapi, ada beberapa orang yang "lebih" dibanding orang lain. Perfeksionisme adalah salah satu gejala OCD.
"Seseorang perfeksionis memiliki sikap berlebihan dalam sifat, penampilan atau pun kata-kata". Misalnya saat anda memakai pakaian bernuansa terang, lalu anda akan menggantinya dan memakai pakaian yang bernuansa kalem. merasa kurang cocok, anda menggantinya lagi dan terus seperti itu.

Pengobatan

Perlu anda ketahui. Hanya karena anda suka dengan hal-hal tertentu misalnya mengurutkan buku berdasarkan besarnya, bukan berarti anda menderita OCD. Tapi, jika pikiran obsesif atau perilaku terasa di luar kendali dan tidak semua orang melakukannya. Maka baru kemungkinan anda mengalami OCD.

Seseorang yang menderita OCD biasanya membutuhkan bantuan psikoterapi atau psikolog untuk mengatasi kondisi tersebut.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : kang-aladin-1023720

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya