Kecelakaan Maut, Bupati Demak Alami Patah Tulang Hingga Ajudannya Meninggal Dunia
Penulis : Moana
4 Maret 2019 11:48
Bupati Demak kecelakaan
Planet Merdeka - Peristiwa kecelakaan kembali terjadi. Kali ini peristiwa kecelakaan ini dialami oleh Bupati Demak, Muhammad Natsir.
Natsir terlibat kecelakaan di ruas Jalan Tol Batang-Semarang, tepatnya di KM 349 Desa Kandeman, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, Minggu (3/3/2019). Akibat kecelakaan itu, Natsir masih harus menjalani perawatan di RSUP dr Kariadi.
Terjadi dini hari
Kecelakaan itu terjadi pda Minggu (3/3/2019) pukul 03.15 WIB. Kecelakaan bermula saat mobil bernopol H 9507 PN itu melaju dari barat ke timur atau arah Jakarta menuju Semarang.Mobil yang dikemudikan Ali Ashari tersebut mencoba untuk berpindah lajur namun sang sopir ternyata tak melihat ada sebuah truk di depannya. Berdasarkan keterangan sementara, truk tersebut tidak memiliki lampu belakang. Akibatnya, mobil yang sedang melaju kencang menabrak bagian belakang truk. Setelah terjadi kecelakaan tersebut, para korban pun langsung dievakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
"Bersama dengan pihak kepolisian, petugas Jasa Marga langsung menolong dan mengevakuasi korban serta membawanya ke rumah sakit," ujar AVP Corporate Communications Jasa Marga, Irra Susiyanti.
Ajudan Muhammad Natsir meninggal
Akibat peristiwa itu, seorang ajudan Natsir yakni Febri Dien T yang merupakan warga Pasuruan, Jawa Timur meninggal dunia. Febri mengalami luka yang cukup parah di bagian kepalanya usai menjadi korban kecelakaan tersebut. Saat kecelakaan, Febri duduk di bangku depan.Sementara itu, Natsir, serta ajudannya yang lain yakni Wijaya, dan pengemudi Ali Ashari, dilaporkan dalam kondisi luka berat dan ringan. Para korban saat ini menjalani perawatan di rumah sakit.
Jenazah Febri sendiri sudah diberangkatkan ke Demak dengan mobil ambulans RSUD Kalijaga. Selanjutnya, jenazah Febri diantar ke kampung halamannya untuk dimakamkan.
Natsir dilarikan ke RSUP dr. Kariadi
Setelah sempat dilarikan ke rumah sakit RSUD Batang, Natsir kemudian segera dirujuk ke RSUP dr. Kariadi. Direktur RSUD Kalisari Kabupaten Batang Bekti mengatakan, Natsir dirujuk ke RSUP dr. Kariadi pada Minggu sekitar pukul 15.30. Natsir dikabarkan menderita luka pada kelingking hingga tulang pinggulnya."Beliau mengalami luka pada kelingking dan tulang pinggul, sehingga perlu perawatan yang harus dibawa ke RSUP dr. Kariadi. Selain itu, lebih dekat dengan keluarga," kata Bekti.
Sementara itu, Ketua Tim Dokter RSUD Demak yang ikut andil dalam pemeriksaan tersebut, dr Sinung mengungkapkan hasil laboratorium dan rontgen Bupati Natsir mengalami trauma dan patah tulang pinggul. Cedera itu membutuhkan proses penyembuhan yang cukup lama.
"Setelah diperiksa dan dirontgen hasilnya Bapak Natsir mengalami trauma dan patah tulang pinggul. Jadi membutuhkan penyembuhan yang cukup lama," tutur dr Sinung.
Sopir truk kabur
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Batang AKP Ferdy Kastalani mengatakan, bahwa pihaknya telah mengamankan truk tronton yang ditabrak oleh mobil yang ditumpangi Natsir di Tol Batang-Semarang. Namun, saat ini pihak kepolisian masih mencari keberadaan sopir truk yang kabur usai kejadian."Kami bekerja sama dengan Polres Kendal mengamankan truk tronton yang sempat kabur itu di wilayah Weleri. Sopir truk belum diketahui, tapi berdasarkan olah TKP, sopir truk sudah berada di posisi yang benar. Cuma keterangan kita baru dari pihak sopir Pak Bupati saja. Sementara itu yang baru bisa kami sampaikan,” ujarnya.
Keluarga Febri histeris dan tak kuasa menahan tangis
Sementara itu, jenazah Febri pun sudah diantarkan ke rumah orangtuanya yang berada di Kelurahan Petamanan, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, Minggu (3/3/2019) sekira pukul 16.45. Ibu Febri pun nampak begitu terpukul ketika ambulans yang membawa anaknya tiba di rumahnya. Ia pun tak kuasa menahan air matanya ketika melihat peti jenazah. Bahkan, saking tak kuasanya, ia berontak ingin memeluk jenazah anaknya. Orangtua, keluarga, dan kerabat pun tak bisa menahan haru."Aku pengen ndelok wajahe anakku. (Saya ingin lihat wajah anak saya)," kata ibunda Febri, Endang Ganefa Listyowati.
Calon istri Febri menangis di pelukan calon mertua
Selain keluarga, ada pula calon istri Febri yakni Harghiana Shabrina Luthfi Fortuna. Harghiana baru tiba dari Jakarta dan ketika melihat calon suaminya sudah tak bernyawa, dirinya pun tak kuasa menahan tangisnya. Tiba di rumah orangtua Febri, Harghiana langsung memeluk Junaidi, calon ayah mertuanya.Matanya merah dan tangisnya pun pecah. Ia tak bisa menyampaikan apa-apa. Ia hanya bisa menangis di pelukan ayah Febri. Calon istri almarhum ini datang bersama keluarga lengkapnya.
Sudah memesan baju pengantin
Dan ternyata, Febri dan Harghiana akan segera melangsungkan pernikahan satu bulan lagi. Bahkan persiapan pun sudah mereka lakukan hingga 90 persen. Mulai dari gedung, baju pengantin, perhiasan, seserahan, catering dan sejenisnya sudah dipesan.Bahkan, undangan pun sudah dicetak. Undangan rencananya akan disebar mulai pekan depan. Febri dan Harghiana rencananya akan menikah pada tanggal 6 April 2019. Dan pernikahan itu akan dilangsungkan di Sidoarjo, Jawa Timur.
Kenal saat jalani pendidikan
Junaidi, ayah Febri, mengatakan bahwa akhir-akhir ini putra ketiganya tersebut sering bolak-balik Demak, Pasuruan untuk mempersiapkan pernikahannya. Junaidi menyebut, calon istri anaknya itu merupakan temannya di IPDN. Anaknya mengenal calon istrinya saat sama-sama menjalani pendidikan di Jatinangor, Jawa Barat."Ya, saya tahu bagaimana keinginan anak saya yang sangat kuat ingin menikahi calon istrinya itu. Bahkan, ia pun sudah mempersiapkan kalau setelah menikah nanti, ia dan istrinya akan menentukan pilihan untuk tinggal dimana. Kalau tidak di Pasuruan atau Sidoarjo," jelasnya.
Tak rasakan firasat
Junaidi menuturkan bahwa dirinya tak merasakan firasat apapun sebelum sang putra mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Junaidi mengatakan bahwa Febri tidak pernah bercerita apa-apa, selain ingin menikah dan menentukan pilihan untuk tinggal dimana, antara Sidoarjo atau Pasuruan.Menurutnya, pertimbangan anaknya itu, karena pekerjaannya dan pekerjaan Harghiana tidak berada dalam satu kota alias beda kota. Febri dinas di Demak, sedangkan calon istrinya di Kementrian di Jakarta. Namun, menurut Juniadi, calon menantunya itu bisa mengajukan pindah dinas. Tetapi hingga kini belum bisa direalisasikan karena masih bingung hendak menetap dimana.
"Setelah dua tahun dinas, kan bisa mengajukan untuk pindah. Nah, makanya, dia sangat ingin menentukan untuk menetap dimana. Tapi, itu belum terealisasikan, karena ada kejadian seperti ini," tambah Junaidi.
Sempat minta tolong pada sang ayah
Menurut sang ayah, Febri merupakan seorang pria yang begitu sigap dalam mempersiapkan rencana pernikahannya. Juniadi juga menyebut bahwa dirinya terakhir berkomunikasi dengan sang anak melalui telepon seluler. Saat itu, Febri meminta tolong pada sang ayah untuk membayar dana talangan mahar untuk pernikahannya."Saya masih ingat, dia minta tolong saya untuk menalangi dana mahar itu. Nanti kalau pulang, akan diganti. Nominalnya Rp 6 juta sekian, saya lupa detailnya," ucapnya.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana
-
Tungguin Presiden Salat Jumat, Ibu Negara Iriana Joko Widodo Duduk Santui Di Emperan Masjid
-
Tidak Percaya Dengan Eksekutif, Anggota Dewan Siramkan Air Mineral Lalu Baku Hantam
-
Awan Dengan Warna Pelangi Antara Tajub Dan Heran
-
Misteri Jodoh, Abang-Abang Ternyata Pernah Jumpa Istri Pertama Kali Sebelas Tahun Yang Lalu Saat KKN
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Generative AI dan hubungannya dengan masa depan SEO
18 Juni 2023 20:26
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.