Kisah Pilu Korban Tragedi Kanjuruhan Yang Belum Sembuh, Mata Gadis Ini Masih Merah dan Tangan Terasa Lumpuh
Penulis : Joernoy
12 Oktober 2022 09:04
Kisah Pilu Korban Tragedi Kanjuruhan Yang Belum Sembuh
Korban hidup tragedi Kanjuruhan masih merasakan trauma dan sakit yang belum sembuh. Seperti Kevia Naswa Ainur Rohma. Ia merasa masih sangat sedih. 11 hari pasca-kejadian nahas itu, mata gadis 18 tahun itu masih memerah.
Tak hanya di mata, bagian tangan kanan Naswa terasa setengah lumpuh dan kakinya sebelah kiri masih diperban usai insiden yang terjadi usai laga Arema FC dengan Persebaya. Naswa bercerita, saat itu dia bersama teman-temannya menyaksikan pertandingan sepak bola dari tribune 14, Sabtu (1/10/2022).
Usai pertandingan, terjadi kericuhan. Dengan mata kepalanya sendiri, Naswa melihat polisi menembakkan gas air mata. Dia tidak sampai pingsan. Namun, seketika asap gas air mata membuatnya pusing luar biasa, dadanya sesak, dan matanya sangat perih.
"Awal-awal terasa pusing, mata perih sampai susah untuk melihat dan sesak napas," katanya saat ditemui di rumahnya, Perum New Puri Kartika Asri Blok M 1 Nomor 28 RT 04 RW 10 Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang.
Dia mengalami luka di bagian kaki kiri karena terkena besi pagar tribune. Kemudian, Naswa berhasil keluar dari pintu 14 yang sudah dalam keadaan terbuka.
Selanjutnya, dia dilarikan oleh teman-temannya ke RSUD Kanjuruhan dan mendapatkan bantuan oksigen karena sesak napas. Dia sampai di rumahnya sekitar pukul 02.00 WIB. Hingga 10 hari berlalu, kondisi mata Naswa masih merah.
"Sekarang sudah agak enakan, mata juga (untuk melihat sudah normal) tapi merah, tinggal kaki sama tangan ini yang masih bermasalah," katanya.
Untuk berjalan pun, Naswa masih harus menggunakan alat bantu. Rencananya, kedua orangtua Naswa, yakni Catur Susilo dan Triwah Kus Jufaida, hendak melakukan fisioterapi anaknya supaya dapat pulih kembali.
Catur mengatakan, Naswa sempat memeriksakan diri kembali di RSUD Kota Malang dan RS Panti Nirmala. Anaknya itu juga melakukan rontgen di bagian leher dan punggung.
"Hasilnya normal, tapi kata dokter ada seperti shock struk, seperti saraf kaget. Dibuat untuk menulis masih belum bisa," katanya.
Naswa sebenarnya sudah sering melihat pertandingan secara langsung di Stadion Kanjuruhan. Namun, tragedi tersebut di luar prediksinya. Lebih lanjut, Catur berharap, Naswa dapat sembuh dan bisa menjalani aktivitasnya sebagai mahasiswa di Universitas Widyagama Malang.
"Kemudian harapannya dapat dibantu pemerintah untuk penanganan Naswa. Karena saya ini KTP masih di Wagir, Kabupaten Malang. Di sini masih ngontrak, sudah laporan ke Kelurahan Arjowinangun (Kota Malang) juga," ujar dia.
Sebelumnya, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menegaskan bahwa penyebab korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan bukan lantaran gas air mata. Namun, polisi menyebut hal itu lantaran kekurangan oksigen.
“Dari penjelasan para ahli dan dokter spesialis yang menangani para korban, baik korban yang meninggal dunia maupun korban yang luka, dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit THT, dan juga spesialis penyakit mata, tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata, tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.
Polri juga menemukan adanya gas air mata yang kedaluwarsa yang ditembakkan saat tragedi di Stadion Kanjuruhan terjadi.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : joernoy
-
Tungguin Presiden Salat Jumat, Ibu Negara Iriana Joko Widodo Duduk Santui Di Emperan Masjid
-
Tidak Percaya Dengan Eksekutif, Anggota Dewan Siramkan Air Mineral Lalu Baku Hantam
-
Awan Dengan Warna Pelangi Antara Tajub Dan Heran
-
Misteri Jodoh, Abang-Abang Ternyata Pernah Jumpa Istri Pertama Kali Sebelas Tahun Yang Lalu Saat KKN
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Generative AI dan hubungannya dengan masa depan SEO
18 Juni 2023 20:26
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.