1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Kronologi lengkap teror bom di Polrestabes hingga fakta penting terkuak di celana dalam anak pelaku

Penulis : Aleolea Sponge

15 Mei 2018 09:17

Kronologi lengkap Bom di Polrestabes Surabaya

Planet Merdeka - Bom yang meledak di depan pintu masuk Polrestabes Surabaya dipastikan bom bunuh diri, Senin (14/5/2018).

Dalam peristiwa ini ada empat orang tewas, empat polisi dan enam masyarakat dirawat di rumah sakit.

Berikut kronologinya :

- Pada pukul 08.50 WIB ledakan di depan pintu masuk. Ada dua motor Honda Beat L 6629 NN dan Honda Supra L 3559 D masuk. Dua motor itu dinaiki lima orang. Tapi satu anak A (8) selamat.

"Empat orang pelaku dipastikan meninggal di tempat kejadian. Sedangkan anak kecil selamat," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, Senin (14/5/2018).

- Tiba-tiba bom meledak

Empat pengendara motor langsung tergeletak begitu bom meledak.

- Saat itu juga ada empat polisi yang menjaga terkapar.

- Selain itu juga ada 6 masyarat yang berada di depan pintu masuk ikut jadi korban ledakan.

- Korban luka-luka dilatikan ke RS.


2 dari 3 halaman

Luapan emosi Wali Kota Risma

Walikota Surabaya sesalkan teror yang terjadi di Surabaya terlebih pelakunya melibatkan anak-anaknya yang masih di bawah umur.

"Nalarku gak sampai. Kita mulai mengandung, disusui, disuapi kemudian diajak mati. Sakit saja saya susahnya setengah mati. Gak masuk di nalar saya," kata Risma, Senin (15/5/2018)

Risma sangat menyesalkan para pelaku teroris yang melibatkan anak-anak dalam kepercayaan mereka.

Baginya kejadian tersebut harusnya tidak terjadi namun ia juga tidak dapat memahami apa yang salah dengan pelaku tersebut.

"Apa yang ada dibalik itu. Saya hanya mikir untuk apa dia dibesarkan. Dokrin apa yg disampaikan hingga anak pun harus ikut," kata walikota perempuan tersebut.

Sekalipun ada yang mengatakan anak pelaku tersebut pernah mengatakan ingin mati syahid bagi Risma anak tersebut tidak benar mengerti artinya.

Bagi Risma anak-anak harusnya dilindungi sebab mereka belum banyak mengerti bukan malah dikorbankan.

"Anakku sampai sudah punya anak itu kalau dia sakit saja aku nangis. Kok malah diajak mati," kata Risma.

Agama tidak ada yang mengajarkan kekerasan walaupun dulu ada perang disebabkan alasan yang jelas dan dengan terbu

"Dulu juga perangnya ada lawan, hadap hadapan ini gak ada perang, perang lawan siapa saya gak ngerti," kata Risma.


3 dari 3 halaman

Fakta terungkap dari celana dalam

Ledakan bom bunuh diri terjadi di Polrestabes Surabaya Senin (14/5/2018).

Kejadian ini terjadi di depan Mapolrestabes Surabaya, Jalan Sikatan, Surabaya sekitar pukul 08.50 WIB. Di media sosial beredar rekaman CCTV detik-detik saat bom bunuh diri meledak.

Video CCTV tersebut sangat jelas merekam saat bom bunuh diri meledak dan melukai beberapa anggota polisi yang berjaga.

Awalnya, terlihat sebuah mobil hitam sedang melaju di depan pintu penjagaan. Ada sekitar 4 polisi yang tengah berjaga, lalu ada 2 orang pria lainnya di dekat lokasi.

Mobil tersebut diberhentikan polisi yang berjaga. Tiba-tiba, ada 2 sepeda motor yang datang dan langsung dihadang 2 petugas polisi.

Sepeda motor yang depan berboncengan, sementara motor yang di belakangnya dikendarai seorang pria yang membonceng seorang diduga anak kecil dan seorang wanita. Saat diberhentikan, tiba-tiba terjadi ledakan besar.

Bom bunuh diri itu dilakukan oleh satu keluarga yang menggunakan dua sepeda motor yakni Honda Beat L 6629 NN dan Honda Supra L 3559 D.

Keluarga tersebut beranggotakan lima orang, empat di antaranya tewas di tempat dan satu anak kecil kelahiran 2010 hidup dan kini dalam kondisi luka. Anak kecil tersevut diselamatkan oleh AKBP Roni Faisal Saiful Faton.

AKBP Roni Faisal Saiful Faton merupakan Kasatresnarkoba Polrestabes Surabaya. Saat itu, Roni mengaku melihat anak perempuan menangis dan menyangkut di motor bersama ibunya.

"Saya teriak, berdiri nak. Saya takut mobil yang terbakar meledak," jelas Roni.

Begitu anak berdiri, kata Roni, dirinya kemudian berlari dan menyambar anak perempuan berumur sekitar 7 tahunan.

"Saya langsung angkat anak itu. Saya bopong, yang penting anak itu segera dibawa ke rumah sakit," aku AKBP Roni Faisal Saiful Faton.

Anak kecil tersebut belum diketahui identitasnya secara rinci. Namun, identitas mulai terkuak dari tulisan di celana dalamnya.

Hal itu diungkapkan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera dalam tayangan Kompas TV

Saat menyebutkan identitas anak kecil, terungkap dari tulisan di celana dalam. Nama yang tertulis di celana dalam anak kecil tersebut ialah AIS.

Belum dapat dijelaskan apakah itu nama asli atau sekadar inisial. Saat ini, sang anak dilarikan di rumah sakit.

Masih belum dipastikan apakah anak tersebut ialah anak dari terduga pelaku bom bunuh diri.

Namun anak itu dipastikan bersama dengan seorang perempuan yang berada di belakang motor yang alami ledakan.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : aleole

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya