Kronologi Mahasiswi Tewas di Tempat Karaoke, Sebelum Ditemukan Korban Sempat Menemani Tamunya
Penulis : Aleolea Sponge
14 Desember 2018 09:11
Mahasiswi Tewas di Tempat Karaoke
Seorang mahasiswi ditemukan tewas di kamar di Kafe Planet Palembang, Kamis (13/12/2018). Diketahui wanita tersebut bernama Sindi Sandora. Fakta-fakta baru seputar kematian Sindi Sandora terus bermunculan.
2 dari 6 halaman
Seorang Mahasiswi
Dikutip dari status sosial medianya, Sindi Sandora merupakan mahasiswi Universitas Swasta di Palembang. Ia juga kerap mengunggah aktivitasnya di instagram. Terakhir Sindi Sandora mengunggah fotonya 7 November lalu.
Dari foto tersebut tampak ia sedang berada di restoran. Dalam keterangan fotonya ia menuliskan kalimat dalam Bahasa Inggris.
"Why Not, Not Why"
Kabar kematian Sindi ini juga sudah diketahui kerabatnya. Terlihat dari komentar temannya yang turut berduka.
Kabar kematian Sindi ini juga sudah diketahui kerabatnya. Terlihat dari komentar temannya yang turut berduka.
3 dari 6 halaman
Kronologis
Berdasarkan keterangan dari rekan-rekan korban selama pekerja kafe, malam sebelum kejadian Sindi memang tampak agak sempoyongan. Berdasrkan keterangan rekan kerjanya Sindi malam itu menemani tamu langganannya.
"Tamu itu biasa dipanggil Kuyung Heri. Itu tamu langganan dia," kata teman korban.
4 dari 6 halaman
Ditemukan tewas di kamar usai layani tamu
Sementara itu, Pemilik Planet Cafe Ko Acun ketika ditemui di Polsek IT II Palembang membenarkan yang ditemukan tewas di kamar merupakan karyawannya. Seperti diberitakan sebelumnya seorang perempuan cantik tewas di Planet Cafe dengan mulut berbusa. Belakangan mayat itu diketahui bernama Sindi.
Namun, ia sama sekali tidak mengetahui penyebab kematian dari karyawannya tersebut. Kabar karyawannya meninggal, setelah mendapatkan kabar dari office boy yakni Ferry.
Namun, ia sama sekali tidak mengetahui penyebab kematian dari karyawannya tersebut. Kabar karyawannya meninggal, setelah mendapatkan kabar dari office boy yakni Ferry.
5 dari 6 halaman
Sindi bertugas melayani tamu
Tugas Sindi sebagai pekerja di kafe itu adalah melayani tamu yang datang dan menemani minum. Ketika disinggung mengenai korban sakit atau ada hal lain sebelum meninggal, menurut Acun sama sekali tidak ada.
Bila ada karyawannya sakit pasti langsung melapor dan tidak diperbolehkan bekerja. Namun, untuk korban sendiri sama sekali tidak pernah mengeluh sakit atau masalah. Hal itu juga diungkapkan tan-teman korban sesama karyawan.
6 dari 6 halaman
Tak pernah mengeluh sakit
"Kami memang menyiapkan kamar untuk karyawan bila mereka tidak mau pulang ke tempat kost."
"Karena, karyawan meminta kami untuk menyiapkan kamar agar mereka bisa tidur. Lantaran mereka takut menjadi korban begal saat pulang bekerja, makanya kami siapkan kamar di lantai dua dan tiga," ungkapnya.
Sementara itu, Ema Efitita terduduk lemas di depan kamar mayat RS Bhayangkara Palembang, Kamis (13/12/2018).
Sembari menangis, ia terus menelepon anggota keluarganya yang lain, guna memastikan kebenaran dari indentitas mayat perempuan yang ditemukan di Planet Cafe jl M Isa Palembang.
Diduga, mayat perempuan tersebut adalah salah satu anggota keluarganya yang bernama Sindi Sandora.
"Saya tadi lagi kerja, terus ditelepon sama keluarga saya. Katanya Sindi kecelakaan. Tapi, selanjutnya saya dengar kabar kalau dia (Sindi) sudah meninggal. Astagfirullahaladzim," ujar Ema sembari menangis tersedu.
Kesedihan Ema semakin bertambah, manakala dirinya tidak diizinkan oleh petugas untuk melihat mayat secara langsung.
"Kata petugas tadi, berkas-berkasnya masih diurus. Jadi saya tidak boleh lihat kedalam," kata Ema yang kembali menangis sembari menunjuk ke arah kamar mayat.
Dikatakan Ema, Sindi yang merupakan anggota keluarganya adalah warga asli dari Desa Bandu Agung Kecamatan Muara Payang Kabupaten Lahat.
"Dia (Sindi) itu baru tamat sekolah tahun lalu. Kesini tujuannya untuk kuliah," ujarnya.
Ema bercerita, ibu Sindi adalah kakak sepupunya. Meskipun memiliki hubungan keluarga yang cukup dekat, namun saat di Palembang, Sindi lebih memilih tinggal sendiri di daerah Jalan Pakri
dekat Simpang Golf.
"Dia (Sindi) lebih pilih ngekost di sini. Sebenarnya saya sudah minta dia untuk tinggal serumah sama saya di Sekojo. Tapi anak itu menolak. Saya gak ngerti kenapa dia menolak. Mungkin dia mau mandiri atau apa, saya gak paham," ujarnya.
Ema mengatakan, saat ini seluruh keluarganya sudah mengetahui kabar dugaan meninggalnya Sindi.
"Kata petugas tadi, berkas-berkasnya masih diurus. Jadi saya tidak boleh lihat kedalam," kata Ema yang kembali menangis sembari menunjuk ke arah kamar mayat.
Dikatakan Ema, Sindi yang merupakan anggota keluarganya adalah warga asli dari Desa Bandu Agung Kecamatan Muara Payang Kabupaten Lahat.
"Dia (Sindi) itu baru tamat sekolah tahun lalu. Kesini tujuannya untuk kuliah," ujarnya.
Ema bercerita, ibu Sindi adalah kakak sepupunya. Meskipun memiliki hubungan keluarga yang cukup dekat, namun saat di Palembang, Sindi lebih memilih tinggal sendiri di daerah Jalan Pakri
dekat Simpang Golf.
"Dia (Sindi) lebih pilih ngekost di sini. Sebenarnya saya sudah minta dia untuk tinggal serumah sama saya di Sekojo. Tapi anak itu menolak. Saya gak ngerti kenapa dia menolak. Mungkin dia mau mandiri atau apa, saya gak paham," ujarnya.
Ema mengatakan, saat ini seluruh keluarganya sudah mengetahui kabar dugaan meninggalnya Sindi.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : aleole
-
Tungguin Presiden Salat Jumat, Ibu Negara Iriana Joko Widodo Duduk Santui Di Emperan Masjid
-
Tidak Percaya Dengan Eksekutif, Anggota Dewan Siramkan Air Mineral Lalu Baku Hantam
-
Awan Dengan Warna Pelangi Antara Tajub Dan Heran
-
Misteri Jodoh, Abang-Abang Ternyata Pernah Jumpa Istri Pertama Kali Sebelas Tahun Yang Lalu Saat KKN
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Generative AI dan hubungannya dengan masa depan SEO
18 Juni 2023 20:26
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.