1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Lagi-lagi Tangisan Putri Candrawathi Pecah Saat Kriminolog Sebut Pelecehan Tak Bisa Jadi Motif

Penulis : Joernoy

20 Desember 2022 09:04

Kriminolog Sebut Pelecehan Tak Bisa Jadi Motif Pembunuhan Brigadir J

Terdakwa Ferdy Sambo membantah kesaksian dari Saksi  Ahli Kriminologi, Muhammad Mustopa menyebutkan pelecehan yang terjadi kepada Putri Candrawathi tidak bisa dijadikan motif pembunuhan karena kurangnya bukti.

Selain itu, Putri Candrawathi juga menangis saat meminta Muhammad Mustopa untuk memikirkan perasaannya sebagai korban pemerkosaan. Tak hanya itu, ia juga menyayangkan Muhammad Mustopa yang hanya membaca Berita Acara Penyidikan (BAP) hanya dari satu pihak saja.

Putri Candrawathi juga menegaskan kalau dirinya tidak terlibat dalam dugaan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Ferdy Sambo terhadap Brigadir J. Sementara itu, Ferdy Sambo menilai kesaksian yang disampaikan oleh Muhammad Mustopa bersifat subjektif.

2 dari 4 halaman

Awalnya Muhammad Mustopa ditanya oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) apakah pelecehan sekusal jadi motif utama kasus pembunuhan Brigadir J.

"Bisa gak pelecehan seksual itu jadi motif dalam perkara ini, yang utama?" tanya jaksa di ruang sidang utama Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (19/12/2022).

"Bisa sepanjang dicukupi dengan bukti-bukti. Karena dari kronologi yang ada adalah hanya pengakuan dari nyonya FS," kata Muhammad Mustopa.

"Kalau dari waktu?" tanya Jaksa lagi.

"Dari waktu juga barang kali terlalu jauh," timpal Muhammad Mustopa.
3 dari 4 halaman

Kemudian Muhammad Mustopa juga mengatakan, setidaknya ada bukti yang harus ada sehingga pelecehan seksual itu benar terjadi. Pertama yakni keterangan saksi dan adanya hasil visum terhadap Putri Candrawathi, sementara keduanya tidak terpenuhi dalam dugaan ini.

"Artinya kalau tidak ada bukti tidak bisa jadi motif?" tanya lagi jaksa.

"Tidak bisa, gak bisa," jawab Muhammad Mustopa.

"Dalam hal ini tidak ada motif seperti itu?" tanya jaksa menambahkan.

"Tidak ada," jawab Muhammad Mustopa.

"Tidak ada bukti?" tanya lagi jaksa.

"Tidak ada," tegas Muhammad Mustopa.

Atas tidak adanya bukti itu, Muhammad Mustopa menyatakan kalau dugaan pelecehan seksual yang terjadi di Magelang itu tidak jelas.

"Menurut ahli gimana? Bisa gak itu?," cecar jaksa.

"Yang jelas adanya kemarahan yang dialami oleh pelaku yang berhubungan di Magelang. Tapi tidak jelas," jawab Muhammad Mustopa.

"Tidak jelas. Artinya tidak ada alat bukti ke arah situ? Artinya tidak bisa jadi motif?" timpal jaksa.

"Tidak bisa," tandas Muhammad Mustopa.

4 dari 4 halaman

Menanggapi hal itu, Ferdy Sambo menyebut bahwa keterangan Muhammad Mustopa cenderung subjektif.

"Yang pertama bantahan terhadap, mohon maaf ahli kriminolog, karena sangat disayangkan apabila kontruksi yang dibangun oleh penyidik adalah konstruksi yang tidak secara menyeluruh diberikan kepada ahli, sehingga hasilnya juga tidak komperhensif dan justru subjektif," kata Ferdy Sambo.

"Di mana penyidik ini menginginkan semua dalam rumah itu harus jadi tersangka, sekali lagi mohon maaf," tambahnya.

Ia juga menegaskan kalau pemerkosaan yang dilakukan kepada Putri Candrawathi di Magelang memang benar terjadi.

"Kemudian terkait tanggapan kejadian di Magelang yang tadi ahli menyampaikan bahwa tidak mungkin itu terjadi, saya pastikan itu terjadi, dan tidak mungkin akan saya berbohong masalah kejadian tersebut. Karena ini menyangkut istri saya," tegas Ferdy Sambo sambil menatap Muhammad Mustopa dengan tajam.

Sementara itu, Putri Candrawathi sampai menangis saat membantah pernyataan Muhammad Mustopa. Ia menegaskan kalau dirinya tidak mengetahui soal penembakan tersebut.

"Mohon maaf sebelumnya Prof, bahwa saya tidak pernah mengetahui suami saya, Bapak Ferdy Sambo akan ke Duren Tiga, dan juga tidak mengetahui peristiwa penembakan tersebut, karena saya sedang berada di dalam kamar tertutup dan sedang beristirahat," kata Putri Candrawathi.

Putri Candrawathi juga menyayangkan bahwa Muhammad Mustopa hanya membaca BAP dari satu sumber saja.

"Saya juga menyayangkan kepada bapak, selaku ahli kriminologi hanya membaca BAP dari satu sumber saja. Karena saya berhadap bapak bisa memahami perasaan saya sebagai seorang perempuan korban kekerasan seksual, ancaman, dan penganiayaan. Terimakasih," katanya sambil menunduk dan suaranya seperti sedang tangis.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : joernoy

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya