1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Miliki 10 ular piton raksasa yang akrab dengan tetangganya, pria asal Kebumen ungkap rahasia jinakkan ular

Penulis : Queen

11 Juli 2018 11:02

Kisah Munding, pria asal Kebumen yang pelihara 10 ular piton raksasa

Planet Merdeka - Munding Aji (30), pemuda dari RT 002 RW 001 Desa Gunungsari, Kecamatan Pejagoan, Kebumen, Jawa Tengah, hidup berdampingan dengan 10 ular sanca raksasa peliharaannya setiap hari.

Ular jenis piton atau sanca batik (Pyton reticulatus) miliknya ini diberi nama-nama cantik, mulai dari Syahrini, Shelly, Jenny, Cindy, Vira, Amel, Rambo, dan Faldi. Rambo dan Syahrini sudah berusia 10 tahun, panjangnya sekitar 9 meter dan diameter perut 60 sentimeter.

2 dari 6 halaman

Pengeluaran Munding untuk memberi makan piton-piton raksasa miliknya

Munding mengaku, jatuh cinta pertama kali dengan ular-ular raksasa itu dari foto Syahrini kecil. Ia lalu membelinya dengan harga Rp 300.000.

Setiap bulan, setidaknya Rp 3 juta dikeluarkannya untuk memberi makan ular-ular raksasa peliharaannya. Namun, ia tak pernah berniat menjual atau mengambil keuntungan dari ular-ularnya.

Ia bahkan pernah menolak tawaran Rp 150 juta untuk Syahrini. Ia terlanjur mencintai ular-ularnya.

“Kalau Syahrini tidak mungkin dijual, saya punya ambisi untuk memelihara ular-ular saya sampai sebesar yang saya bisa, kalau mungkin malah bisa untuk warisan anak cucu,” ungkapnya.

3 dari 6 halaman

Pelajaran yang dipetik Munding dari ular

Ada banyak cerita dan pengalaman unik yang Munding dapatkan selama 10 tahun berbagi hidup dengan ular. Dari pengalaman itu, ia mengaku mendapat pelajaran tentang kearifan yang dapat dipetik oleh Munding dari ular.

Salah satu nilai yang Munding terima dari para ular koleksinya adalah tentang kesabaran. Ia bercerita, pernah beberapa kali tidak sengaja menginjak ularnya. Sebagai hewan buas, dan insting membela diri, seharusnya ular tersebut memberikan gerak reflek dan Munding mendapat serangan balik.

Namun tidak untuk ular-ular Munding. Syahrini dan kawan-kawan tak pernah sekalipun menyerang Munding dan para tamu ketika tidak sengaja menyakitinya.

“Saya kagum sama ular, kalau sudah jinak dia tidak akan menyerang apapun kecuali yang sudah jelas jadi makanannya setiap bulan. Jadi sama sekali sudah tidak berbahaya,” katanya.

4 dari 6 halaman

Rahasia jinakkan ular

Untuk mencapai tahap jinak seperti Syahrini, butuh waktu bertahun-tahun dan hanya bisa dibentuk jika memelihara ular dari saat mereka masih bayi atau berusia di bawah satu tahun. Caranya adalah dengan membiasakan para ular ini berinteraksi dengan manusia sejak usia mereka masih bayi.

“Ibarat kita dapat waktu ular sudah sebesar lengan saja sudah tidak bisa jinak,” katanya.
5 dari 6 halaman

Pendapat Munding soal ular piton makan manusia

“Saya pribadi melihat peristiwa di Sulawesi (ular memangsa manusia) hanya musibah saja. Sebab pada dasarnya, ular piton lebih memilih menghindari manusia,” katanya.

Meski begitu, pada kondisi tertentu seperti saat lapar atau birahi, tabiat ular akan lebih agresif. Dalam kondisi seperti ini, ular akan cenderung menyerang apa saja yang masuk dalam jangkauan terkam mereka.

“Mungkin saat korban lewat pas sekali berada di dalam jangkauan terkam,” katanya.

Munding memperkirakan usia ular yang memangsa manusia di Sulawesi baru berusia enam tahun. Sebab, ular dapat menelan obyek yang besarnya 10 kali lipat ukuran kepalanya.

“Ular sanca usia lima tahun saja sudah bisa menelan manusia dewasa, ketika sudah dililit, 90 persen akan fatal, karena semakin mangsanya meronta semakin kencang juga lilitannya, cukup lima menit mangsanya sudah lumpuh,” tuturnya.
6 dari 6 halaman

Ular-ularnya akrab dengan tetangga

Meskipun biaya yang dikeluarkan setiap bulan cukup mahal, namun ia tak pernah sekalipun terlintas untuk mengambil keuntungan atau menjual ular-ularnya. Siapa pun yang berkunjung ke rumahnya untuk melihat ular tidak perlu membayar. Tidak ada kotak sumbangan atau tiket. Pengunjung justru akan mendapat jamuan sebagai teman bercengkerama layaknya tamu pada umumnya.

“Saya sama sekali tidak punya motif ekonomi kalau soal pelihara ular, cuma ingin mengenalkan masyarakat kepada ular-ular saya,” katanya.

Salah satu pengunjung, Nurhayati (50), mengaku takut saat kali pertama melihat ular-ular Munding. Bahkan para tamu rombongan dari SD Kutosari 4 ini sempat berteriak histeris begitu masuk dari ujung gang.

“Soalnya belum pernah lihat yang sebesar ini. Jadi kaget. Waktu pegang saja keringat dingin keluar semua,” katanya.

Sementara itu, Faizah (17), tetangga Munding, sudah terbiasa dengan Syahrini dan kawan-kawan. Meski ukuran ular-ular Munding jauh lebih besar dari badannya, namun Faizah tak terlihat gentar sedikitpun saat berinteraksi dengan mereka. Faizah nampak sudah terbiasa bercengkerama dengan Syahrini dan kawan-kawan dan ular pun juga nyaman berada di tangannya.

“Saya sejak kecil sudah biasa main dengan Syahrini,” ungkap Faizah.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya