Motif mengejutkan ekstrimis NTJ lakukan teror bom di gereja Sri Lanka saat Paskah

Motif balas dendam

"Penyelidikan awal menunjukkan ledakan bom di Sri Lanka merupakan balas dendam terhadap serangan kepada Muslim di Christchurch," kata Wijewardene.

Diduga ada hubungannya dengan penembakkan di Masjid Christchurch

Pada 15 Maret, jemaah di Masjid Al Noor dan Linwood Christchurch, Selandia Baru, yang sedang melaksanakan Sholat Jumat diserang oleh seorang ekstremis kulit putih bernama Branton Tarrant.

Bukti yang ditemukan

Selain itu bukti lain telah ditemukan dari sebuah memo yang beredar di kalangan pejabat keamanan. Dilansir dari The Guardian, terdapat memo intelijen yang beredar di kalangan pejabat keamanan bahwa salah satu pelaku sempat mengisi akun media sosialnya dengan "konten ekstremis". Pelaku memutuskan memperbarui konten media sosialnya usai teror penembakan di Masjid Al Noor dan Linwood.

Keterangan pihak intelijen

Direktur Grup Intelijen SITE Rita Katz dikutip NZ Herald berkata, pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyatakan serangan di Sri Lanka merupakan balasan atas penembakan Christchurch. Sebuah kelompok ekstrimis pendukung ISIS bernama National Thowheeth Jamaath (NJT) disebut-sebut sebagai kelompok teror yang bertanggung jawab dengan aksi ledakan bom di Sri Lanka. "NJT ini mempunyai hubungan dekat dengan Jamaat-ul-Mujahideen India (JMI). Hubungan itu kini telah terungkap," kata Wijewardene.

Profil NJT

Dilansir dari Dailymail, NJT merupakan kelompok ekstremis yang dibentuk di Kattankudy, kota di kawasan timur Sri Lanka, pada 2014, dan belum mempunyai sejarah serangan massal mematikan. Kelompok ini pernah tercatat telah melakukan sebuah aksi pengrusakan sejumlah patung Buddha di beberapa daerah di Sri Lanka pada tahun 2018.

NJT bagian dari ISIS

Komunitas Muslim Sri Lanka menuturkan bahwa kelompok NJT telah mengklaim dukungannya pada ISIS. Salah satu sumber dari Komunitas Muslim Sri Lanka mengatakan Zahran Hashim, yang merupakan salah satu pelaku bom bunuh diri dalam aksi teror bom tersebut adalah pendiri NJT.

Rencana NJT

Dalam laporan intelijen itu, NJT telah merencanakan serangan di ibu kota Colombo dengan prediksi metode yang dipakai antara lain bom bunuh diri, serangan bersenjata, hingga serangan truk. Sampai saat ini, catatan korban tewas akibat serangan teror bom ini terus bertambah. Wijewardene mengemukakan kini korban tewas telah mencapai 321 orang, termasuk 38 diantaranya adalah warga asing.