Pengadilan London putuskan bayi ini harus dibiarkan meninggal
Penulis : Aleolea Sponge
13 April 2017 11:14
Nasib Charlie Gard, bayi berusia tujuh bulan dari London, Inggris, yang menderita penyakit genetik langka bernama mitochondrial depletion syndrome, semakin terombang-ambing. Hal ini terjadi setelah Pengadilan Tinggi London memutuskan bahwa ia sebaiknya dibiarkan meninggal. Pengadilan mendasarkan putusannya karena seluruh otot dalam tubuh Charlie melemah. Ia tak bisa menangis, bahkan mendengar suara apapun.
Sebelumnya, tim dokter dari Rumah Sakit Great Osmond yang merawat Charlie mengatakan bahwa putra dari pasangan Chris Gard dan Connie Yates tersebut sudah tidak mungkin diselamatkan sebab belum ada metode pengobatan yang memadai. Namun, Gard dan Yates bersikeras untuk membawa Charlie berobat ke Amerika Serikat. Mereka beralasan di negara tersebut ada rumah sakit yang sanggup menyembuhkan sang buah hati. Namun, upaya mereka juga masih harus menanti izin dari Pengadilan Tinggi.
Majelis Hakim memutuskan memberikan vonis itu usai mendengar pendapat para dokter.
Seperti dikutip dari The Telegraph, Hakim Justice Francis menyebutkan dalam putusannya bahwa Charlie sebaiknya dibiarkan meninggal demi kebaikannya sendiri. Ia menggunakan pendapat para dokter dari Great Osmond dan Barcelona yang sama-sama menyatakan kerusakan otak yang diderita Charlie tak bisa disembuhkan.
Bahkan dokter di AS yang dituju orangtua Charlie sendiri menyatakan bahwa kemungkinan besar kondisi bayi malang itu takkan membaik meski menjalani pengobatan yang ia tawarkan. Dokter tersebut mengaku bisa menjalankan terapi nucleoside yang sifatnya masih berupa eksperimen kepada Charlie bila ia tinggal di AS.
Pernyataannya semakin membuat hakim tak yakin. Ia berkata,"Saya bisa memahami pendapat-pendapat bahwa Charlie sangat terpengaruh oleh encephalopathy atau serangan virus di otak. Segala usaha kemungkinan akan sia-sia. Saya setuju kemungkinan besar terapi itu takkan menyembuhkannya."
Orangtua Charlie punya waktu tiga minggu untuk mengajukan banding.
Usai Pengadilan Tinggi London memutuskan bahwa Charlie harus dibiarkan meninggal dengan melepas semua alat bantu medisnya -- termasuk ventilator yang digunakannya untuk bernafas -- pasangan Gard memiliki waktu tiga minggu untuk mengajukan banding.
Keduanya sempat dilaporkan mengecam keputusan pengadilan tersebut. Begitu hakim mengetuk palu terakhir, ayah Charlie langsung menangis karena tak terima. Ia mengaku bahwa dirinya dan istrinya tengah mengalami "mimpi terburuk setiap orangtua" seiring dengan kemungkinan seluruh alat bantu medis dilepas dari tubuh bayi malangnya.
Pengacara pasangan Gard sendiri memberikan pernyataan kepada wartawan yang isinya mempertanyakan keputusan hakim yang tak mengizinkan Charlie mendapat kesempatan terakhirnya di AS. Padahal, menurut sang pengacara, perawatan yang ia akan dapat berpotensi besar untuk membantu mengobati penyakit serupa.
Bila pengadilan menolak tuntutannya, uang donasi akan digunakan untuk mendirikan yayasan amal.
Karena kisahnya yang memilukan, Charlie mendapat bantuan dana dari berbagai orang melalui sebuah situs donasi. Terakhir, dana yang terkumpul adalah sebesar Rp 20 miliar. Rencananya uang tersebut akan digunakan untuk membiayai kebutuhan perawatan Charlie selama di AS.
Ayah Charlie sendiri pernah berkata bahwa jika pengadilan tak mengabulkan tuntutannya, ia dan istrinya akan menggunakan uang itu untuk mendirikan sebuah yayasan amal yang nantinya bisa mendanai riset dalam bidang penyakit langka.
sumber
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : aleole
-
Tungguin Presiden Salat Jumat, Ibu Negara Iriana Joko Widodo Duduk Santui Di Emperan Masjid
-
Tidak Percaya Dengan Eksekutif, Anggota Dewan Siramkan Air Mineral Lalu Baku Hantam
-
Awan Dengan Warna Pelangi Antara Tajub Dan Heran
-
Misteri Jodoh, Abang-Abang Ternyata Pernah Jumpa Istri Pertama Kali Sebelas Tahun Yang Lalu Saat KKN
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Generative AI dan hubungannya dengan masa depan SEO
18 Juni 2023 20:26
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.