1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Setelah Pak Eko, kini rumah Siti Khotijah di Jombang mengalami nasib yang sama, harus lewat celah sempit

Penulis : Aleolea Sponge

26 September 2018 11:58

Rumah Siti Khotijah ditutup pagar tetangga

Planet Merdeka - Cerita Pak Eko yang rumahnya diblokade tembok tetangga juga terjadi di Jombang, Jawa Timur. Bedanya, akses rumah pasangan suami-istri Abdul Karim (40) dan Siti Khotijah (35) ini, ditutup pagar dari batu bata setinggi sekitar 2 meter.

Tembok tetangga berbahan batu bata merah, semen, dan pasir itu berdiri di depan pintu rumah sehingga menutup akses jalan penghuni.

2 dari 6 halaman

Cara Siti saat keluar masuk rumah

Ada dua cara bila Siti ingin keluar rumah lewat jalan itu. Pertama, menyusuri pinggir rumah kakaknya yang berbatasan dengan tembok tetangga. Cara kedua tidak lain dengan melompati tembok tersebut.
3 dari 6 halaman

Tembok dibuat secara sengaja

Selidik punya selidik, tembok tetangga Siti itu dibuat secara sengaja enam bulan lalu.

Apa penyebabnya? Kala itu Siti Khotijah dan tetangganya, Seger terlibat pertengkaran.

Pemantik cekcok antartetangga itu bermula saat Siti mencuci kendaraan di depan rumahnya. Air yang digunakan untuk mencuci kemudian meluber dan menggenangi lahan kosong di depan rumahnya.

4 dari 6 halaman

Bermula dari cekcok

Genangan air di lahan kosong yang jadi jalan ptibadi itu lantas menyulut emosi Seger. Pertengkaran pun terjadi dan keduanya saling klaim kepemilikan tanah. Masalah tak juga selesai, Seger akhirnya membangun tembok di depan rumah Siti Khotijah.

"Awalnya bertengkar. Saya tidak menyangka kalau dia akan membangun tembok di sini," tutur Siti.

Upaya mediasi oleh pihak desa terkait polemik antara Siti dan Seger sebenarnya sudah dilakukan. Namun upaya tersebut buntu. Tembok yang membentang itu tetap berdiri.

Berhubung tak ada titik temu, Siti kemudian mendapat bantuan dari sang kakak, Sri Utami yang rumahnya bersebelahan.

Suami Sri Utami, Eko terpaksa menjebol tembok dapur rumahnya sebagai akses jalan kepada Siti agar bisa keluar masuk rumah.

"Sekarang kalau keluar, lewat jalan di dapur rumah kakak saya," ungkap Siti.
5 dari 6 halaman

Tetangga merasa jengkel

Seger, tetangga yang membangun tembok mengatakan bahwa ia merasa jengkel dengan ulah Siti.

Siti, kata Seger, kerap menyebut bahwa tanah yang kini dibangun tembok adalah milik orang tuanya yang dikuasai Seger. Padahal, lanjut Seger, tanah tersebut adalah miliknya.

"Awalnya terus memusuhi saya. Saya jengkel, saya dimaling-malingkan (disebut pencuri tanah), terus dimaling-malingkan. Bukan satu dua bulan, sampai tujuh bulan," tuturnya.

Akhirnya secara terpaksa, ia membangun tembok di depan rumah Siti Khotijah.

Saat ditanya soal kemungkinan pembongkaran tembok, Seger menjelaskan hal tersebut bisa saja terjadi. Asal, dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi.

"Tapi ada syaratnya. Tidak boleh mengolok-olok saya. Terus, saya minta lagi, yang menyulitkan gerobak saya masuk dibongkar," katanya.

"Itu permintaan saya. Kalau setuju ya buat perjanjian," tambahnya.
Akhirnya secara terpaksa, ia membangun tembok di depan rumah Siti Khotijah.

Saat ditanya soal kemungkinan pembongkaran tembok, Seger menjelaskan hal tersebut bisa saja terjadi. Asal, dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi.

"Tapi ada syaratnya. Tidak boleh mengolok-olok saya. Terus, saya minta lagi, yang menyulitkan gerobak saya masuk dibongkar," katanya.

"Itu permintaan saya. Kalau setuju ya buat perjanjian," tambahnya.

6 dari 6 halaman

Lahan kini dalam proses sengketa di pengadilan

Sekretaris Desa Sudimoro, Choliq mengatakan lahan itu sedang dalam proses sengketa di pengadilan.

"Saya dengar, (kasus sengketa lahan) dibawa ke pengadilan, jadi saya menunggu saja. Bagaimana nanti hasilnya, kami mengikuti," ujarnya.


  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : aleole

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya