1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Tak disangka sosok ayah Egianus Kogeya ternyata sempat diburu oleh Prabowo karena lakukan ini

Penulis : Moana

18 Desember 2018 09:22

31 pekerja jembatan tewas dibunuh KKB

Minggu, 2 Desember 2018 lau, Indonesia dikejutkan dengan peristiwa tragis yang terjadi di Papua. 31 orang pekerja jembatan di Nduga dan seorang anggota TNI tewas usai dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

31 pekerja yang meninggal tersebut merupakan karyawan BUMN PT Istaka Karya. Pembunuhan 31 pekerja itu terjadi di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

2 dari 9 halaman

Pimpinan KKB Egianus Kogeya beri pernyataan

Pimpinan KODAP III Ndugama Egianus Kogeya memposting di akun facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Dalam postingan tersebut, Egianus mengklaim jika dirinya bukan membunuh warga sipil yang bertugas sebagai pekerja proyek Trans Papua, melainkan, Egianus mengatakan jika yang mereka bunuh tersebut adalah aparat militer.

"Bukan warga sipil yang kami di tembak, tapi itu Anggora Militer murni TNI Dansipur (maksudnya mungkin Denzipur) dengan identitasnya lengkap dan 2 pistol sebagai barang bukti kami sita," kata Egianus.
3 dari 9 halaman

Egianus menyebut pasukan tak memakai seragam

Demi memperkuat pernyataannya, Egianus mengatakan bahwa para pekerja itu selalu menggunakan kode 55. Dan menurutnya itu hanya diketahui oleh aparat militer Indonesia. Dan itu adalah TNI, menurut pantauan dan pernyataan Egianus.

"Apa artinya 55? Mereka pekerja satuan Denzipur selalu pake kode 55. Ini hanya tentara Indonesia yang tau. Mereka itu TNI," kata Egianus
4 dari 9 halaman

Siap perang

Selanjutya Egianus mempertanyakan dan memohon pertanyaannya ini diteruskan kepada Presiden Joko Widodo, Panglima TNI dan Polri mengenai persenjataan yang dimiliki oleh militer Indonesia. Egianus menganggap bahwa TNI sangat berlebihan dalam menghadapi pihaknya dengan menggunakan peralatan canggih macam helikopter dan bom udara.

"Militer Indonesia berperang melawan negara mana? Sebab mereka berlebihan menggunakan peralatan perang yang canggih seperti Helikopter, BOM dari Udara serta serangan udara dan darat seakan-akan berperang melawan negara merdeka dengan peralatan militer yang setimpal. Kami siap perang darat saja di medan perang," tegasnya.

Egianus juga mengatakan bahwa dirinya siap perang berapapun jumlah anggota militer yang akan diturunkan. Dan Egianus kembali menegaskan bahwa dirinya siap perang di darat dengan menggunakan senjata api tanpa bantuan perlengkapan yang lain.

"Berapa pun militer Indonesia kirim kesini, kami siap lawan hanya senjata lawan senjata kamai punya medan perang disini," ungkap
5 dari 9 halaman

Egianus kembali membuat pernyataan

Dan kali ini, Egianus kembali membuat pernyataan. Dalam pernyataannya itu Egianus menyebut bahwa pihaknya akan memboikot jalannya Pemilihan Presiden tahun 2019. Bahkan Egianus juga melarang seluruh pejabat baik Gubernur, Bupati hingga DPRD di Papua memberikan suaranya di Pilpres tersebut.

Video pernyataan Egianus ini diunggah di akun facebook TPNB. Dan dari keterangan diketahui bahwa Egianus berpangkat Brigjend yang merupakan seorang Panglima KODAP III Ndugama.
6 dari 9 halaman

Isi pernyataan Egianus Kogeya

Dan berikut isi pernyataan dari Egianus.

"Data lengkap akan menyusul.
Poin yang kedua adalah boikot pilpres 2019 jadi dengan tegas bahwa saya sampaikan bahwa Gubernur Papua dan Gubernur Papua Barat dan Bupati-bupati dan DPRD, DPRD tidak boleh kasih suara untuk pemilihan presiden 2019. Karena rakyat saya diharuskan oleh presiden sendiri. Dan saya bukan minta uang, bukan minta bangunan, bukan minta pelebaran kabupaten, bukan minta bikin jalan, bukan minta segala macamnya, saya minta pengakuan dilepas oleh NKRI. Saya bukan minta uang, bukan minta bangunan, bukan minta segala macamnya, saya minta pengakuan dilepas oleh NKRI, di pisah oleh NKRI, Papua mau tidak mau harus merdeka," ucapnya.

7 dari 9 halaman

Ayah Egianus menyandera 26 Tim Ekspedisi Lorentz

Egianus sendiri ternyata merupakan putra dari Daniel Yudas Kogeya. Daniel adalah salah satu tokoh pro-kemerdekaan Papua. Daniel telah meninggal dunia sejak 2 tahun yang lalu. Namun, nampaknya kepemimpinannya diturunkan pada sang anak, Egianus.

Kapolri Jenderal Tito Kanarvian mengatakan bahwa Daniel pernah menyandera 26 Tim Ekspedisi Lorentz pada 8 Januari 1996 silam. Kala itu yang memimpin misi penyelamatan adalah Komandan Jenderal Kopassus yang saat itu ditempati oleh Mayjen TNI Prabowo Subianto.
8 dari 9 halaman

Pimpinan OPM ijinkan ICRC masuk

Kala itu, Daniel dan anak buahnya menyandera ke-26 tim tersebut dengan berpindah-pindah tempat. Bukan hanya itu, mereka juga mengirimkan pesan yang berisi tuntutan kepada pemerintah yang berkuasa saat itu. OPM menyandera mereka dan komadan OPM Kelly Kwalik berusaha untuk menukar 12 sandera dengan kemerdekaan Papua.

Dilansir dari website resmi International Committee of Red Cross (ICRC), kala itu Kelly mengizinkan intergovernmental organization tersebut untuk masuk ke wilayahnya. Awalnya Kelly dan anak buahnya menyambut baik kehadiran ICRC hingga detik-detik pelepasan sandera yang mereka tahan. Namun Kelly ternyata justru melumpuhkan ICRC pada akhirnya. ICRC ikut campur karena 26 tim tersebut tak hanya berasal dari Indonesia melainkan dari beberapa negara lain yakni Inggris dan Belanda.


9 dari 9 halaman

2 sandera serta 9 anggota OPM tewas

Hingga akhirnya, mereka berhasil dilumpuhkan oleh Kopassus. Operasi ini berakhir tepat tanggal 9 Mei 1996 setelah penyerbuan Kopassus ke markas OPM di Desa Geselama, Mimika.

Dalam operasi ini, 2 dari 11 sandera ditemukan tewas, Matheis Yosias Lasembu, seorang peneliti ornitologi dan Navy W. Th. Panekenan, seorang peneliti biologi. Selain itu, ada 9 anggota OPM yang juga tewas dalam operasi tersebut.

Sementara itu, dilansir dari sebuah wawancara Prabowo yang diunggah oleh channel YouTube ASEP ZEBE, masih ada dua anggota OPM yang hidup. Mereka pun kemudian dimintai keterangan untuk memburu otak OPM Daniel dan Kelly.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya