1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Tega, Anak Kandung Bunuh Kakak dan Kedua Orangtua di Magelang, Pelaku Racuni Minuman Teh dan Kopi

Penulis : Joernoy

29 November 2022 10:07

Anak Kandung Bunuh Kakak dan Kedua Orangtua di Magelang

Heboh di Magelang, anak kandung bunuh kakak dan kedua orangtuanya dengan cara meracuni minuman teh dan kopi. Kini seorang pemuda berinisial DSS alias Dhio (22) sudah diamankan pihak kepolisian.

Belum terungkap motif pelaku tega meracuni anggota keluarganya hingga tewas.
Terungkap kalau racun yang diberikan pada minuman didapat dari membeli secara online.

Menurut informasinya, kasus ini bermula ketika pihak kepolisian memperoleh informasi satu keluarga yakni Abbas Ashar (58), Heri Riyani (54), dan Dhea Choirunnisa (24) yang merupakan anak sulung perempuan meninggal keracunan di dalam rumahnya sendiri Desa Prajenan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022).

2 dari 5 halaman

Belakangan diketahui ketiga orang itu tewas diracun oleh pria berinisial DSS alias Dhio, seorang pria berusia 22 tahun, yang ternyata adalah anak kedua dari keluarga tersebut. Dhio mengakui kepada polisi dirinya yang meracuni ayah, ibu dan kakaknya.

"DDS mengakui melakukan pembunuhan dengan cara mencampuri minuman teh hangat dan es kopi dengan racun yang dibeli secara online," jelas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jateng, Kombes Iqbal Alqudusy, dalam keterangannya, Senin (28/11/2022).

Berikut deretan fakta-faktannya :

1. Keluarga Tak Menaruh Curiga

Kakak laki-laki kandung dari korban Heri Riyani, Agus Sutiarso mengatakan, awal tidak ada menaruh curiga dari terduga pelaku. Namun, jika aparat kepolisian sudah membawa seseorang berarti sudah punya keyakinan.

"Sudah melalui alat bukti dan data kuatnya,"ujarnya.

Ia merasa sangat hancur hati ketika mengetahui adik kandung dan keluarga meninggal dunia. Ditambah, terduga pelaku adalah anak korban sendiri.

"Hancur hati saya sudah tau itu, walaupun itu yang diduga membunuh anaknya, tapi kan itu yang dibunuh adik saya, secara manusiawi kan seperti itu, siapa yang meninggal adek saya, saya sangat merasakan kehilangan,"tuturnya.

2. Pelaku Hambur-Hamburkan Uang

Agus mengaku, memang belakangan ini terduga pelaku diketahui sering menghambur-hamburkan uang milik ayahnya yang merupakan pensiunan PNS.

"Ya ini memang dia itu over lap-ya. Setahu saya itu banyak menghambur-hamburkan uang," urainya seusai pemakaman jenazah korban di TPU Sasonoloyo, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin malam.
3 dari 5 halaman

3. Keluarga pilih serahkan kasusnya ke polisi

Kakak laki-laki kandung dari korban Heri Riyani, Agus Sutiarso mengatakan, menyerahkan sepenuhnya kejadian ini kepada aparat penegak hukum.

"Nuwun Sewu ya ini masalah menyangkut pelanggaran hukum. Dengan kejadian ini tuduhan dari aparat penegak hukum ditunjukkan pasalnya apa kita manut saja.

Pihak kepolisian saat melakukan olah TKP di rumah korban, di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, pada Senin (28/11/2022) (Tribunjogja.com | Nanda Sagita)
"Saya taunya terduga pelaku adalah anak kedua korban setelah olah TKP yang dilakukan kepolisian.

"Di situ saya baru tau, bahwa yang bersangkutan anak kedua korban yakni DDS dibawa ke polisi. Tadi, saya sudah dimintai juga keterangan oleh kepolisian,"ujarnya.

4. Sempat Bertemu ketiga korban dan pelaku

Berdasarkan keterangan Agus, yang tak lain kakak dari korban atas nama Riyani, pada Senin pagi. Agus sempat bertemu dengan para korban dalam keadaan sehat walafiat.

Pagi itu dirumah ada Abbas, Riyani, Dhea dan Dhio. Agus menyebut Dhea sedang berada di rumah karena sedang tak bekerja.

"Jadi di rumah itu ada 4 orang, ayahnya, ibunya, anak pertama perempuan anak kedua laki-laki,"ujarnya saat ditemui di lokasi Senin (28/11/2022).

Selanjutnya adalah saksi mengantarkan kakak tertuanya untuk terapi dan berobat.

Namun sesampai di rumah sakit, kakak tertuanya itu dihubungi kalau adiknya Riyani dan keluarganya ditemukan pingsan di rumahnya.

"Saya baru sampai di rumah sakit, kakak saya belum terapi. Itu langsung turun (dari RS) mengabari kalau adik saya dan keluarganya pingsan.

"Saya sempat bertemu dengan para korban dan di situ kondisinya sehat walafiat,"ujarnya.

Kejadian selanjutnya adalah setelah datang ke tempat kejadian perkara, kondisi korban ditemukan di lokasi berbeda korban Abas di kamar, Riyani di kasur depan televisi, dan Dhea di kamar depan.
4 dari 5 halaman

5. Ditemukann dalam kondisi pingsan.

"Saya gak berani langsung bawa ke rumah sakit karena saya harus komunikasi dengan pihak kakak adik semua.

Terus saya menghubungi dan diputuskan membawa ke rumah sakit dengan persetujuan anaknya yang paling kecil juga (Dhio),"ujarnya.

Sebelum dilarikan ke rumah sakit, ia mengatakan, sempat memberikan minyak kayu putih kepada korban Riyani, sedangkan korban Dhea diberikan minyak kayu putih oleh ART.

Untuk korban Abas diberikan minyak kayu putih oleh anak kedua Dheo. Menurut saksi, ketika dibawa ke rumah sakit tu semua dalam kondisi pingsan.

"Tapi kan ada kabar setelah bapak dan anaknya dibawa ke rumah sakit, yang terakhir adik saya (Riyani), bapaknya sama anaknya itu di rumah sakit meninggal.

"Terus saya cari ambulans untuk membawa adik saya ternyata sampai di rumah sakit dinyatakan meninggal juga,"ucapnya.

6. Tak pernah Ada Konflik

Menurut Agus, selama ini tidak pernah ada konflik antar keluarga ataupun masalah. Yang dia ketahui keluarga korban dalam kondisi baik.

"Tidak pernah ada konflik. Korban Abas ini baru saja pensiun per Oktober 2022 lalu dari jabatannya dulu sebagai kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Departemen Keuangan,"ungkapnya.

7. Pingsan di Kamar Mandi

Sartinah (47) asisten rumah tangga (ART) yang bekerja di rumah tersebut mengatakan, dirinya mengetahui kejadian setelah ditelepon oleh anak kedua dari korban (Dhio).

"Saya ditelpon sekitar pukul 07.30 WIB, saya kan posisinya tidak menginap. Terus, saya diminta untuk menolong tapi korban sudah pada pingsan semua, pingsannya itu di dalam kamar mandi semua,"ujarnya saat ditemui di lokasi pada Senin (28/11/2022).

Ia menambahkan, dirinya pun menolong korban yang keadaan pingsan ke kamar. Dirinya dibantu oleh anaknya dan anak kedua korban.

"Itu digotong bertiga, saya sama anak saya, sama anak kedua itu. Gotong semua, terus saya taruh di kasur. Ya, tadi kayaknya masih nafas tapi saya tidak mengetahui sekali ya, badannya masih hangat. Sempat saya kasih minyak kayu putih juga,"ujarnya yang sudah 15 tahun bekerja di rumah tersebut.

Ia mengaku, selama ini korban tidak ada pernah mengeluh sakit berat. Namun, tiga hari kemarin memang korban sempat mengalami keracunan juga yaitu dari es dawet.

"Itu pernah waktu kemarin sekitar tiga hari lalu, kayak keracunan es dawet tapi itu sudah berobat, kok.

"Terus ibu sama anaknya yang perempuan sudah sembuh cuma bapak lagi pemulihan. Kalau sakit lain paling cuma biasa kayak masuk angin tidak ada sakit yang berat,"ungkapnya.

Dia juga mengaku, selama bekerja bersama korban tidak pernah ada konflik antar keluarga. Keluarga Korban dikenal hidup rukun.

"Tidak ada, orangnya baik. Rukun,"ucapnya.

Sementara itu, setelah kejadian tersebut para keluarga korban datang. Dan, membawa korban ke rumah sakit.

"Karena, saya juga panik menolong tiga-tiga itu semua. Saya kasih minyak kayu putih semua. Yang dibawa ke rumah sakit duluan itu pak Abas, kedua anaknya, dan terakhirnya ibunya,"urainya.
5 dari 5 halaman

Penjelasan Polisi

Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengatakan, informasi diterima oleh pihaknya sekitar pukul 07.30 WIB dari Polsek Mertoyudan.

"Pagi tadi, saya mendapatkan telpon dari Polsek Mertoyudan bahwasanya ada informasi dari masyarakat yang meninggal dunia sebanyak tiga orang. Kebetulan yang meninggal tersebut masih dalam satu keluarga. Sehingga, kami menerjunkan tim untuk melaksanakan dan mengolah TKP, karena ini berkaitan dengan orang meninggal dunia,"ujarnya di lokasi pada Senin (28/11/2022).

Ia mengatakan, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dugaan awal korban meninggal dunia karena keracunan. Serta, ditemukan minuman berupa teh dan es kopi yang diduga diminum para korban sebelum meninggal dunia.

"Dugaan awal korban meninggal karena keracunan, keracunan zat kimia apa, kita masih dalam penyelidikan. Di mana, ditemukan minuman yakni dua gelas teh, dan satu gelas es kopi,"ujarnya.

Ia berujar, posisi korban saat ditemukan berada di dalam kamar mandi yang berbeda. Adapun, yang pertama kali menemukan yakni anak kedua yang masih tinggal satu rumah, dan pembantu rumah tangga yang setiap hari bekerja di sana.

Pada senin malam, mengkonfirmasi soal kabar ada satu orang yang diamankan untuk dimintai keterangan terkait kasus itu.

Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochamad Sajarod Zakun pada Senin malam mengatakan masih melakukan pendalaman.

Dimakamkan Senin Malam

Ketiga anggota yang meninggal dunia itu akan dimakamkan pada Senin malam.

Pemakaman dilakukan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sasonoloyo, Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan.

Dari pantauan Tribunjogja.com di lokasi, ketiga korban dikuburkan dalam tiga liang berbeda.

Di mana dua liang kubur dibuat berdampingan sedangkan satu lagi dibuat disebelah utara atas kedua liang kuburan.

Tukang gali kubur, Mbah Bagong mengatakan, proses penggalian berlangsung sejak pukul 13.00 WIB.

"Iya, pengerjaannya pukul 13.00 WIB tadi, dapat kabar ada satu keluarga yang meninggal dunia. Butuh tiga liang kubur. Selesai menggali tadi sekitar pukul 14.00 WIB. Tadi dapat kabar bar isya akan dikebumikan,"terangnya.

Sementara itu, hingga pukul 20.20 WIB, jenazah ketiga korban belum sampai di tempat pemakaman umum. Sedangkan, dari informasi yang didapat korban di salat kan di Baitussalam Prajenan.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : joernoy

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya