Terkuak, 7 Alasan Mengapa Seragam Praja IPDN Ketat-ketat
Penulis : Aleolea Sponge
9 Agustus 2017 09:02
Pernah enggak berpapasan sama para praja (siswa) Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)?
Tak jarang semua orang yang melihat pasti akan langsung salah fokus ke seragam yam mereka kenakan.
Yup, pada umumnya praja IPDN terutama yang cowok pada pakai baju yang ketat-ketat.
Saking ketatnya sampai pinggangnya keliatan ramping banget.
Bagian lengannya juga ketat, terkadang mengesankan bajunya kekecilan.
Hal ini rupanya bukan tanpa tujuan, inilah beberapa alasan yang TribunStyle.com rangkum dari berbagai sumber.
Laman bennyrhamdani.com membeberkan hasil tanya-tanyanya pada seorang purna praja:
1. Aturan
Seorang praja yang diwawancara bernama Rakha Dhifan Luthfi Febriansyah, S.STP mengatakan soal seragam telah ada aturannya yang baku.
Dalam Permendagri No.46 tentang Peraturan Tatat Kehidupan Praja (Petadupra).
Yang mana pakaian harus menyesuaikan dengan bentuk badan.
Namun terlalu ketat juga tidak diperbolehkan, ada aturan dilebihkan ukuranya di bagian perut dan lengan.
Bisa dibayangkan juga dong kalau terlalu ketat.
Betapa akan sesak nafas?
2. Motivasi
Mengenakan seragam ketat membuat para praja menjadi termotivasi buat ngebentuk badan supaya jadi kelihatan bagus.
Akhirnya mereka termotivasi untuk menjalani fitness, dan olahraga angkat beban lain untuk pembesaran otot dan membentuk keindahan tubuh.
3. Lebih Percaya Diri
Praja lain yang ditanya adalah Putut Kristiawan, Doi mengaku jika mengenakan seragam semacam itu akan terlihat rapi dan tidak mudah berkerut, jatuhnya jadi nampak elegan.
Hal elegan ini membuat pra praja menjadi lebih percaya diri.
Seperti halnya rasa percaya diri para model dan artis-artis yang tiap hari jadi sorotan di layar kaca.
4. Gagah
Kalau badan sudah bagus pakai yang ketat begitu efeknya akan jadi telihat semakin gagah.
Bayangkan kalau baju ketat tapi perut buncit.
Makin kentara jelas buncitnya seperti laki-laki hamil.
Atau paling tidak seperti pria-pria sudah umur 40-an.
Hal ini katakan praja Aris Ratu Djaga purna.
5. Pengontrol Berat Badan
Seragam ketat ini rupa-rupanya berfungsi sebagai tolak ukur berat badan.
Kalau seragam tiba-tiba terasa sempit, sudah berarti tubuh mulai melar.
Dengan begitu, olahraga kembali harus ditingkatkan.
Pendek kata, baju ketat jadi pengingat naiknya berat badan.
Melar dikit, terasa!
6. Tidak Menggangu Aktivitas
Sekilas seragam ketat ini menganggu kala mereka beraktivitas, ternyata hal ini tidak benar adanya.
Seragam masih nyaman, karena bahannya bukan denim.
7. Bisa Disesuaikan
Pihak IPDN tetap memperbolehkan praja untuk menyesuaikan, meskipun di awal diberikan dari kampus, selebihnya boleh menjahitkan sendiri.
Artinya, ada kelonggaran untuk mendesain baju yang tidak terlalu ketat, asal juga tidak terlalu longgar seperti kaos oblong.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : aleole
-
Tungguin Presiden Salat Jumat, Ibu Negara Iriana Joko Widodo Duduk Santui Di Emperan Masjid
-
Tidak Percaya Dengan Eksekutif, Anggota Dewan Siramkan Air Mineral Lalu Baku Hantam
-
Awan Dengan Warna Pelangi Antara Tajub Dan Heran
-
Misteri Jodoh, Abang-Abang Ternyata Pernah Jumpa Istri Pertama Kali Sebelas Tahun Yang Lalu Saat KKN
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Generative AI dan hubungannya dengan masa depan SEO
18 Juni 2023 20:26
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.