1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Terungkap Sosok Santo Anggota Provos yang Arahkan Sopir Ambulans, Ambil Barang Bukti dari Penyidik

Penulis : Joernoy

8 November 2022 08:55

Terungkap Sosok Santo Anggota Provos yang Arahkan Sopir Ambulans

Ada fakta baru yang terungkap di persidangan kasus pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (7/11/2022). Fakta itu diungkap oleh sopir ambulans yang membawa jenazah Brigadir J dari TKP rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga menuju ke RS Polri.

Pada kesaksiannya di persidangan, sopir ambulans bernama Ahmad Syahrul Ramadhan mengungkap bahwa ia diarahkan oleh petugas Provos Polri, mulai dari menangani jenazah Brigadir J hingga membawa jasad almarhum ke RS Polri.

Ahmad Syahrul Ramadhan mengatakan, dia mengikuti arahan anggota Provos bernama Santo.

"Siapa namanya? (yang mengarahkan)," tanya JPU.

"Bapak anggota provos," jawab Ahmad Syahrul Ramadhan.

"Siapa namanya?," tanya JPU lagi.

" Santo," kata Ahmad Syahrul Ramadhan.

"Apa yang dia katakan ke kamu?," tanya JPU.

2 dari 4 halaman

"Ini nanti kita ke RS Polri, nanti kamu di belakang saya aja, nanti kami yang ngawal. Lalu dia bertanya 'kamu sama siapa', 'izin pak saya sendiri' 'oh ya sudah nanti ditemani'," kata Ahmad Syahrul Ramadhan menirukan perkataan sosok yang bernama Santo tersebut.

"Itu pas menjelaskan ke kamu di mana?," tanya JPU secara detail.

"Pas mau jalan pak, di luar rumah, di jalan masih di komplek," ujar Ahmad Syahrul Ramadhan.

"Selain Pak Santo (yang mengarahkan) ada lagi?," tanya JPU lagi.

"Tidak ada pak," jawab Ahmad Syahrul Ramadhan.

"Terus orang yang menyuruh mendampingi kamu itu siapa?," tanya JPU.

"Ya Bapak Santo itu," kata Ahmad Syahrul Ramadhan.

"Yang menyuruh juga salah satu anggotanya naik ke mobil untuk menemani kamu?," tanya JPU lagi.

"Iya pak," kata Ahmad Syahrul Ramadhan membenarkan.

Kemudian JPU pun mempertegas sosok Santo yang dimaksud oleh Ahmad Syahrul Ramadhan tersebut.

"Yang kamu maksud ini, Pak Santo yang naik mobil Pajero yang kau sebutkan tadi?," tanya JPU.

"Iya pak," ujar Ahmad Syahrul Ramadhan yakin.

"Terus Pak Santo itu mengiringi kamu ke rumah sakit apa tidak?," tanya JPU lagi.

"Iya pak, di (posisi) depan, beliau naik mobil Pajero, mobil dinas, rotator biru, jadi kepala iringan," jelasnya.
3 dari 4 halaman

Siapa Sosok Santo?

Rupanya sosok Santo yang dimaksud oleh Ahmad Syahrul Ramadhan adalah Kombes Susanto yang merupakan eks Gakkum Roprovost Divisi Propam Polri. Ia terseret kasus pembunuhan Brigadir J dan disebut menghilangkan barang bukti di TKP.

Tak hanya mengarahkan Ahmad Syahrul Ramadhan, Kombes Susanto atau Santo juga merupakan anak buah Ferdy Sambo yang membentak Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit sesaat setelah pembunuhan Brigadir J terjadi pada Jumat, 8 Juli 2022.

Fakta ini diungkapkan AKBP Ridwan Soplanit saat bersaksi dalam persidangan obstruction of justice atas terdakwa Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2022).

Awalnya, Ridwan dan anggotanya selesai melakukan olah TKP di rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan yang menjadi lokasi terbunuhnya Brigadir Yosua.

Setelah mengumpulkan barang bukti, anak buah Ferdy Sambo yakni eks Kabag Gakkum Roprovost Divisi Propam Polri Kombes Susanto mengambil senjata api milik Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E dan Brigadir Yosua.

"Kombes Susanto dari Propam waktu mengenakan seragam, saat itu mengambil senpi yang ada Richard berada di area dekat TKP situ dan menemui Ricard. Dia mengambil senpinya Ricard kemudian di taro di atas meja, kemudian mengambil magazine nya, pelurunya dikeluarin dipisahin," kata Ridwan, Kamis (3/11/2022).
4 dari 4 halaman

Saat itu, Ridwan mengingatkan agar Kombes Susanto menggunakan sarung tangan saat mengambil senjata api tersebut untuk dibawa ke Divisi Propam Polri.

"Kemudian saat itu dia tetap fokus melihat dan mengamati untuk ambil senpi masukin kantong," ucapnya.

Ridwan menyebut dirinya sempat melarang Kombes Susanto untuk membawa senjata api tersebut.

"Kemudian saya menyampaikan “Mohon izin komandan, ini wilayah hukum kami dari Jaksel kami harus membawa barang bukti dan saksi untuk pemeriksaan" jelasnya.

Namun, Ridwan malah dibentak oleh Kombes Susanto karena beralasan jika kasus tersebut merupakan tembak menembak antar anggota Polri sehingga harus ditangani di Divisi Propam Polri terlebih dahulu.

"Hanya saat itu dia dengan nada agak tegas mengatakan "ini tembak menembak antara dua anggota Polri, jadi ini kita proses dulu, kita bawa dulu ke Propam Mabes Polri" kemudian dia langsung bergerak berjalan saat itu didampingi AKP Tatang," bebernya.

Singkat cerita, setelah jenazah Brigadir Yosua dibawa menggunakan ambulans ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kapolres Metro Jakarta Selatan kala itu Kombes Pol Budhi Herdi Susianto datang ke lokasi.

"Kapolres kami tiba di TKP, kemudian kami melaporkan semua kegiatan kami dari awal termasuk barang bukti dan saksi yang dibawa, kemudian Kapolres kami saat itu menyampaikan segera melakukan koordinasi dan mengambil kembali saksi dan barang bukti tersebut," tuturnya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : joernoy

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya