1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Usai Serang Pekerja dan Satu Anggota TNI, KKB Papua Masih Sembunyikan Lagi 5 Pekerja

Penulis : Moana

10 Desember 2018 10:00

31 pekerja jembatan tewas dibunuh KKB

Planet Merdeka - Minggu, 2 Desember 2018, Indonesia dikejutkan dengan peristiwa tragis yang terjadi di Papua. 31 orang pekerja jembatan di Nduga dan seorang anggota TNI tewas usai dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

31 pekerja yang meninggal tersebut merupakan karyawan BUMN PT Istaka Karya. Penyerangan 31 pekerja itu terjadi di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

2 dari 16 halaman

Salah seorang pekerja selamat sudah dievakuasi

Dan salah seorang pekerja yang selamat kemudian menceritakan kronologi pembantaian yang dilakukan oleh KKB. Ia adalah Jimmi Aritonang. Jimmi sendiri kini sudah dievakuasi oleh personel gabungan ke Wamena, Ibukota Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Jimmi sendiri merupakan satu dari banyaknya pekerja pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga yang tewas dibunuh oleh kelompok bersenjata di Papua.
3 dari 16 halaman

Tanggal 1 Desember 2018 pekerja memutuskan untuk tak bekerja

Jimmi pun kemudian menceritakan kronologi penyerangan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata itu pada aparat. Menurut keterangannya pada tanggal 1 Desember 2018 seluruh karyawan PT Istaka Karya memutuskan untuk tak bekerja.

Menurut Jimmi hari itu bertepatan dengan adanya upacara peringatan yang diklaim sebagai HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPNOPM). Acara tersebut dilakukan oleh KKB dan dilanjutkan dengan upacara bakar batu bersama masyarakat.
4 dari 16 halaman

25 pekerja digiring dengan tangan terikat dan dikawal sekelompok orang bersenjata

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhamad Aidi pun kemudian menceritakan kembali keterangan yang diberikan oleh Jimmi. Dari keterangan Jimmi, Aidi mengungkap bahwa sekitar siang hari, beberapa orang dari kelompok bersenjata mendatangi kamp tempat para pekerja. Mereka kemudian menyuruh 25 orang pekerja untuk keluar kamp. Setelah itu mereka digiring menuju sebuah tempat dengan tangan yang terikat dengan kawalan orang-orang bersenjata.

“Sekira pukul 15.00 WIT, kelompok KKB mendatangai Kamp PT Istaka Karya dan memaksa seluruh karyawan berjumlah 25 orang keluar, selanjutnya digiring menuju kali Karunggame dalam kondisi tangan terikat dan dikawal sekitar 50 orang KKB bersenjata campuran standar militer,” ungkapnya.
5 dari 16 halaman

Dengan tangan terikat disuruh jongkok dan kemudian ditembaki

Dan pada tanggal 2 Desember 2018, seluruh pekerja kemudian disuruh berjalan kaki menuju ke bukit Puncak Kabo yang merupakan lokasi pembantaian. Dan ditengah perjalanan mereka kemudian disuruh membuat 5 saf dan berjalan dalam keadaan jongkok. Mereka pun kemudian girang-girang sambil menari-nari dan berteriak. Mereka kemudian secara sadis memberondong para pekerja tersebut dengan tembakan. Beberapa orang pekerja langsung tewas seketika. Namun, beberapa diantaranya berpura-pura mati.

“Tidak lama kemudian para KKB dalam suasana kegirangan menari-nari sambil meneriakkan suara hutan khas pedalaman Papua. Mereka kemudian secara sadis menembaki para pekerja. Sebagian pekerja tertembak mati di tempat dan sebagian lagi pura-pura mati terkapar di tanah,” ungkap Aidi, sebagaimana disampaikan Jimmi.
6 dari 16 halaman

Sempat melarikan diri, namun dikejar dan dibunuh

Setelah berhasil melakukan aksinya, KKB tersebut melanjutkan perjalanannya menuju bukit Puncak Kabo dan mereka meninggalkan para korban begitu saja. Dan dari beberapa korban yang ditembaki ada 11 orang yang berpura-pura mati. Dan mereka pun kemudian mencoba untuk melarikan diri.

Namun, sayangnya, KKB melihat mereka melarikan diri dan kemudian mengejar mereka. Beberapa orang kemudian tertangkap dan tewas di tangan mereka, namun 6 orang lainnya berhasil melarikan diri.

“Namun malangnya, mereka terlihat oleh KKB sehingga mereka dikejar. Lima orang tertangkap dan dibunuh oleh KKB (meninggal di tempat), enam orang berhasil melarikan diri ke arah Mbua. Dua orang diantaranya belum ditemukan, sedangkan empat orang diantaranya, termasuk saksi Jimmi Aritonang, selamat setelah diamankan oleh anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua,” ungkapnya.
7 dari 16 halaman

Menyerang pos TNI dan salah satu anggota gugur

Beberapa orang KKB kemudian pada tanggal 3 Desember 2018 sekitar pukul 05.00 WIT mendatangi Pos TNI 755/Yalet. Pos itu merupakan tempat Jimmi dan teman-temannya berlindung. Mereka pun melakukan penyerangan, hingga salah satu anggota TNI yakni Serda Handoko ditembak dan gugur.

“Rupanya mereka tetap melakukan pengejaran. Serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah Pos sehingga salah seorang anggota Yonif 755/Yalet, Serda Handoko membuka jendela, lalu ditembak dan meninggal dunia,” tambah dia.
8 dari 16 halaman

Komandan pos memilih untuk mundur

Sebenarnya saat itu, para anggota TNI sempat melawan dengan tembakan. Namun, karena situasi yang tak memungkinkan, komandan pos tersebut pun memutuskan untuk mundur. Dan selain Serda Handoko yang gugur, salah seorang anggota yakni Pratu Sugeng, juga mengalami luka tembak di lengannya.

“Saat itu anggota di pos membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak dari jam 05.00 WIT hingga 21.00 WIT. Karena situasi tidak berimbang dan kondisi medan yang tidak menguntungkan, maka pada 4 Desember sekitar pukul 01.00 WIT, Danpos memutuskan untuk mundur mencari medan perlindungan yang lebih menguntungkan. Saat itulah salah seorang anggota, Pratu Sugeng, tertembak di lengan,” ujar Aidi.
9 dari 16 halaman

TPNPB-OPM mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa pembantaian tersebut

Dilansir dari BBC News Indonesia, ada 28 orang pekerja di lokasi kejadian. Para pekerja itu terdiri dari mereka yang bertugas di jembatan Yigi dan kantor lapangan, sementara sebagian lagi merupakan pekerja di jembatan Karunggame dan salah seorang staf Dinas Pekerjaan Umum.

Atas kejadian tersebut, Kelompok bernama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengaku bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas pembantaian para pekerja pengerjaan proyek Trans Papua tersebut.
10 dari 16 halaman

Diunggah ke akun Facebook

Hal itu terlihat dari postingan akun Facebook TPNB pada hari Rabu, 5 Desember 2018 lalu. Namun, meskipun begitu tak diketahui secara pasti apakah itu dikelola langsung oleh anggota kelompok separatis tersebut atau bukan.

"Ya benar Operasi di Kali Aworak, Kali Yigi, Pos TNI Distrik Mbua, kami yang lakukan dan kami siap bertanggung jawab penyerangan ini," tulis akun tersebut mengutip pernyataan kepala kelompok mereka yakni Komandan Operasi KODAP II Nduga, bernama Pemne Kogeya.
11 dari 16 halaman

OPM mengatakan bahwa semua pekerja adalah anggota TNI

Mereka juga mengaku bahwa selama 3 bulan terakhir telah memantau semua pekerja. Menurut pantauan mereka, para pekerja itu bukanlah masyarakat sipil melainkan adalah aparat militer/ TNI.

"Sebagian besar pekerja adalah anggota TNI ... hampir semua orang tahu itu," ujar juru bicara OPM, Sebby Sambom.

Sebby juga mengaku bahwa pihaknya sudah sempat meminta agar pembangunan dihentikan, namun, ternyata pembangunan jalan Trans Papua tetap dilanjutkan, dan permintaan mereka tak dihiraukan.
12 dari 16 halaman

Pimpinan KKB Egianus Kogeya beri pernyataan

Pimpinan KODAP III Ndugama Egianus Kogeya memposting di akun facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Dalam postingan tersebut, Egianus mengklaim jika dirinya bukan membunuh warga sipil yang bertugas sebagai pekerja proyek Trans Papua, melainkan, Egianus mengatakan jika yang mereka bunuh tersebut adalah aparat militer.

"Bukan warga sipil yang kami di tembak, tapi itu Anggora Militer murni TNI Dansipur (maksudnya mungkin Denzipur) dengan identitasnya lengkap dan 2 pistol sebagai barang bukti kami sita," kata Egianus.
13 dari 16 halaman

Egianus menyebut pasukan tak memakai seragam

Demi memperkuat pernyataannya, Egianus mengatakan bahwa para pekerja itu selalu menggunakan kode 55. Dan menurutnya itu hanya diketahui oleh aparat militer Indonesia. Dan itu adalah TNI, menurut pantauan dan pernyataan Egianus.

"Apa artinya 55? Mereka pekerja satuan Denzipur selalu pake kode 55. Ini hanya tentara Indonesia yang tau. Mereka itu TNI," kata Egianus
14 dari 16 halaman

Siap perang

Selanjutya Egianus mempertanyakan dan memohon pertanyaannya ini diteruskan kepada Presiden Joko Widodo, Panglima TNI dan Polri mengenai persenjataan yang dimiliki oleh militer Indonesia. Egianus menganggap bahwa TNI sangat berlebihan dalam menghadapi pihaknya dengan menggunakan peralatan canggih macam helikopter dan bom udara.

"Militer Indonesia berperang melawan negara mana? Sebab mereka berlebihan menggunakan peralatan perang yang canggih seperti Helikopter, BOM dari Udara serta serangan udara dan darat seakan-akan berperang melawan negara merdeka dengan peralatan militer yang setimpal. Kami siap perang darat saja di medan perang," tegasnya.

Egianus juga mengatakan bahwa dirinya siap perang berapapun jumlah anggota militer yang akan diturunkan. Dan Egianus kembali menegaskan bahwa dirinya siap perang di darat dengan menggunakan senjata api tanpa bantuan perlengkapan yang lain.

"Berapa pun militer Indonesia kirim kesini, kami siap lawan hanya senjata lawan senjata kamai punya medan perang disini," ungkap

15 dari 16 halaman

5 pekerja disembunyikan

Sementara itu, Kadiv Humas Polri Brigjen Pol M Iqbal, mengatakan bahwa kini pihak personel gabungan masih fokus untuk mencari korban lainnya. Menurut penuturannya sebanyak 5 orang pekerja masih disembunyikan oleh KKB.

"Pasukan TNI-Polri di bawah kepemimpinan Pangdam dan Kapolda saat ini sedang fokus mencari lima pekerja yang diduga tewas akibat penembakan yang dilakukan KKB," terangnya.

Personel gabungan juga akan terus berusaha untuk menguasai wilayah Yigi kemudian mereka akan mencoba untuk melakukan evakuasi.

"Kita harus memukul mundur mereka dahulu hingga distrik Yigi di Kabupaten Nduga kita kuasai baru bisa melakukan evakuasi, saat ini kita masih cari lima itu," terangnya.
16 dari 16 halaman

Diduga 5 orang pekerja dibawa ke atas perbukitan

Dari keterangan para pekerja yang selamat, dikatakan bahwa sebanyak 5 orang pekerja dibawa ke atas perbukitan. Para personel gabungan akan terus melakukan pengejaran dan pemburuan para KKB yang telah melakukan penyerangan terhadap pekerja.

"Paralel dengan itu kami akan mengejar kelompok ini sampai ketangkap dan proses hukum. Yang jelas saat disisir di perbukitan Nduga sudah clear," pungkas Iqbal.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya