Atasi Asma Anak: Kiat Jitu dari Dokter Spesialis
Dokter Spesialis anak bagikan kiat mengurangi gejala asma pada anak, meliputi identifikasi pemicu, menghindari alergen, dan penerapan pola hidup sehat.

Jakarta, 7 Mei 2024 (ANTARA) - dr. Wahyuni Indrawati, Sp.A(K), Konsultan Respirator Anak FKUI RSCM, memberikan panduan praktis bagi orang tua dalam mengelola asma anak dan mengurangi gejalanya. Dalam webinar di Jakarta, Rabu lalu, dr. Wahyuni menekankan pentingnya identifikasi dan penghindaran pemicu asma untuk meringankan kondisi anak.
Menurut dr. Wahyuni, gejala asma yang sering muncul pada anak menandakan perlunya evaluasi lebih lanjut. Pertanyaan kunci yang harus diajukan adalah apakah upaya penghindaran pemicu asma sudah dilakukan secara optimal. Identifikasi pemicu ini, menurutnya, merupakan langkah krusial namun tidak selalu mudah.
Webinar tersebut menyoroti berbagai faktor pemicu asma pada anak, mulai dari polutan domestik seperti asap rokok dan asap dapur, debu rumah, bulu hewan peliharaan, hingga tungau debu yang sering bersarang di kamar tidur anak.
Mengidentifikasi dan Menghindari Pemicu Asma
dr. Wahyuni menyarankan orang tua untuk jeli mengidentifikasi dan sebisa mungkin menghindari paparan alergen pada anak. Beberapa alergen yang umum memicu asma antara lain cokelat, makanan dingin, dan makanan yang mengandung pengawet atau MSG. Menghindari alergen ini dapat membantu mencegah kambuhnya gejala asma.
Jika orang tua telah berupaya maksimal dalam menghindari pemicu yang telah diketahui, dr. Wahyuni menyarankan untuk berkonsultasi kembali dengan dokter. Pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengidentifikasi potensi alergi lain yang mungkin berkontribusi terhadap gejala asma.
Penjelasan lebih lanjut diberikan mengenai faktor genetik dalam asma. dr. Wahyuni menjelaskan bahwa asma seringkali memiliki komponen genetik, diwariskan dari orang tua. Anak dengan riwayat keluarga alergi, seperti alergi debu atau makanan, memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menderita asma. Meskipun faktor genetik ini tidak dapat dihilangkan, gejalanya dapat dikendalikan.
Pengendalian Gejala Asma dan Pola Hidup Sehat
Meskipun asma dipengaruhi faktor genetik, dr. Wahyuni menegaskan bahwa pengendalian gejala tetap memungkinkan. Dengan penanganan dan pengelolaan yang tepat, anak dengan asma tetap dapat menjalani kehidupan normal dan aktif, seperti anak-anak lainnya. Hal ini mencakup penerapan pola hidup sehat dan menghindari pemicu asma.
Pola makan sehat juga memegang peranan penting. Anak dengan asma dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Selain itu, penting untuk memastikan anak mendapatkan istirahat cukup dan tidur nyenyak di malam hari. Hal ini dapat membantu mencegah serangan asma, terutama pada malam hari.
Secara keseluruhan, dr. Wahyuni menekankan pentingnya kolaborasi antara orang tua dan dokter dalam mengelola asma anak. Dengan identifikasi dan penghindaran pemicu, serta penerapan pola hidup sehat, gejala asma dapat dikendalikan dan kualitas hidup anak dapat ditingkatkan.
"Pasien dengan asma," kata dr. Wahyuni, "memiliki bakat secara genetik atau keturunan dan memang sudah ada warisan dari orang tua bahwa dia lebih sensitif, tentu bakat ini tak bisa dihilangkan karena ini ada di dalam gen." Namun, ia menambahkan bahwa gejala asma tetap dapat dikendalikan secara medis.
Kesimpulan
Pengelolaan asma pada anak membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan identifikasi dan penghindaran pemicu, penerapan pola hidup sehat, serta pemantauan dan perawatan medis yang tepat. Dengan kerjasama antara orang tua dan tenaga medis, anak-anak penderita asma dapat hidup sehat dan aktif.