Terapi Kanker Kini Lebih Personal dan Minimal Invasif
Metode pengobatan kanker semakin berkembang dengan pendekatan personal dan minimal invasif, seperti metode subkutan yang lebih nyaman dan efisien dibandingkan infus intravena, sekaligus membantah mitos seputar biopsi.

Jakarta, 22 April 2024 - Perkembangan terkini dalam pengobatan kanker membawa angin segar bagi para pasien. Terapi kanker kini tidak hanya lebih efektif, tetapi juga dirancang agar seminimal mungkin mengganggu kehidupan pasien. Dua dokter spesialis, dr. Ralph Girson Gunarsa, Sp.PD-KHOM dan dr. Andhika Rahman, Sp.PD-KHOM, menjelaskan kemajuan signifikan dalam penanganan penyakit mematikan ini.
Salah satu kemajuan penting adalah personalisasi terapi kanker. Pengobatan kini disesuaikan dengan kondisi spesifik setiap pasien, sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih optimal dan mengurangi efek samping yang tidak diinginkan. Selain personalisasi, metode pengobatan juga semakin minimal invasif, mengurangi rasa tidak nyaman yang dialami pasien selama perawatan.
Dr. Ralph Girson Gunarsa, Sp.PD-KHOM, menekankan metode subkutan (SC) sebagai contoh nyata dari terapi minimal invasif. "Terapi kanker ini juga lebih personal dan minimal invasif. Misalnya metode subkutan (SC) yang memungkinkan pasien mendapatkan obat secara efisien dengan waktu yang lebih singkat dan tingkat kenyamanan yang lebih tinggi dibandingkan infus intravena," ujarnya di Jakarta.
Mitos Biopsi dan Kanker Payudara
Di tengah kemajuan pengobatan kanker, masih beredar mitos yang keliru, terutama mengenai biopsi dan kanker payudara. Banyak yang mengkhawatirkan bahwa biopsi dapat mempercepat penyebaran sel kanker. Namun, anggapan ini langsung dibantah oleh dr. Andhika Rahman, Sp.PD-KHOM.
Menurut dr. Andhika, "Sangat kecil kemungkinan kanker menyebar akibat jarum biopsi (kurang dari 1 persen)." Beliau menjelaskan bahwa tumor terdiri dari dua sifat, ganas (kanker) dan jinak, dan biopsi tidak mengubah sifat tersebut. Risiko penyebaran kanker akibat biopsi dapat diminimalkan dengan teknik biopsi yang dipandu oleh radiologi USG (ultrasonografi).
Penjelasan lebih lanjut mengenai jenis-jenis biopsi juga diberikan oleh dr. Andhika. Ada dua jenis biopsi, yaitu Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) dan biopsi operasi terbuka atau eksisi/insisi. FNAB memiliki akurasi rendah dan jarang digunakan karena menghasilkan diagnosis keganasan tanpa data sifat biologi kanker yang cukup. Sementara biopsi operasi terbuka lebih akurat, tetapi memiliki risiko komplikasi lebih tinggi seperti pendarahan dan infeksi, biaya lebih mahal, dan membutuhkan persiapan khusus bagi pasien dengan konsumsi pengencer darah atau ibu hamil.
Jenis-jenis Biopsi dan Pertimbangannya
Berikut perincian mengenai jenis-jenis biopsi dan pertimbangannya:
- Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB): Akurasi rendah, jarang digunakan, dan tidak dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan imunohistokimia.
- Biopsi Operasi Terbuka (Eksisi/Insisi): Lebih akurat, tetapi berisiko tinggi terhadap pendarahan dan infeksi, biaya lebih mahal, dan memerlukan persiapan khusus untuk pasien tertentu.
Kesimpulannya, kemajuan dalam terapi kanker telah menghasilkan metode pengobatan yang lebih personal dan minimal invasif. Metode subkutan merupakan contoh nyata dari pendekatan ini, menawarkan efisiensi dan kenyamanan yang lebih tinggi bagi pasien. Selain itu, penting untuk menghilangkan mitos yang salah mengenai biopsi, yang sebenarnya memiliki risiko penyebaran kanker yang sangat rendah jika dilakukan dengan teknik yang tepat.