Waspadai Diabetes: Kebiasaan Makan Tak Sehat Jadi Pemicu Utama
Obesitas dan gaya hidup tidak sehat, terutama kebiasaan makan makanan tinggi gula, lemak, dan garam, meningkatkan risiko diabetes tipe 2, seperti yang diungkapkan oleh dr. Fatih Anfasa.

Jakarta, 30 April 2024 (ANTARA) - Diabetes melitus tipe 2, jenis diabetes yang paling umum, tidak hanya disebabkan oleh faktor genetik. Obesitas dan gaya hidup tidak sehat juga berperan besar dalam perkembangan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah ini.
Menurut Kementerian Kesehatan, diabetes tipe 2 terjadi karena resistensi insulin atau produksi insulin yang tidak memadai. Hal ini menyebabkan tubuh kesulitan memproses gula darah, sehingga kadar gula dalam darah meningkat.
Dalam wawancara dengan ANTARA, dr. Fatih Anfasa, MSc, PhD, Sp.PD, menekankan peran kebiasaan makan dalam meningkatkan risiko diabetes tipe 2. "Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula sangat meningkatkan risiko," tegasnya. Beliau juga menambahkan bahwa makanan tinggi lemak dan garam berkontribusi pada obesitas, yang merupakan faktor pemicu utama diabetes tipe 2.
Makanan Tinggi Gula, Lemak, dan Garam: Musuh Utama Kesehatan
Dr. Fatih menjelaskan lebih lanjut bagaimana obesitas memicu diabetes. Lemak berlebih mengganggu kerja insulin, hormon yang mengatur gula darah. Akibatnya, gula darah tidak terkontrol dan menyebabkan diabetes. Oleh karena itu, ia menyarankan pengukuran berat badan secara berkala untuk mendeteksi dan mencegah obesitas.
"Sebaiknya kita kendalikan konsumsi makanan cepat saji dan makanan kemasan tinggi gula, lemak, dan garam," saran dr. Fatih. Pilihan makanan sehat dan seimbang sangat penting untuk mencegah diabetes. Makanan olahan seringkali mengandung kadar gula, lemak, dan garam yang tinggi, sehingga perlu dihindari.
Selain itu, penting untuk memperhatikan ukuran porsi makan. Mengonsumsi makanan dalam porsi besar, bahkan makanan sehat, dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan meningkatkan risiko diabetes.
Memilih camilan sehat seperti buah-buahan, sayuran, atau kacang-kacangan juga penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Hindari minuman manis seperti soda dan jus kemasan yang tinggi gula.
Faktor Gaya Hidup dan Genetik
Selain pola makan, gaya hidup juga berperan penting. Merokok dan kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Dr. Fatih juga menyebutkan faktor genetik sebagai faktor risiko. "Ada faktor turunan. Jika orang tua menderita diabetes, anak-anaknya memiliki risiko lebih tinggi," jelasnya. Namun, ia menekankan bahwa faktor ini tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, baik dari ayah maupun ibu.
Meskipun ada faktor genetik, perubahan gaya hidup sehat tetap penting. Dengan mengontrol pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik, risiko diabetes tipe 2 dapat diminimalisir, bahkan pada mereka yang memiliki riwayat keluarga diabetes.
Penting untuk diingat bahwa olahraga teratur sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk dalam mencegah dan mengelola diabetes. Olahraga membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu mengontrol berat badan.
Mengelola Diabetes untuk Kualitas Hidup yang Lebih Baik
Penyakit diabetes melitus dapat terjadi pada siapa saja. Namun, dengan pengobatan dan kontrol gula darah yang tepat, penderita diabetes dapat menjalani hidup yang berkualitas. "Selama gula darah terkontrol, penderita diabetes bisa hidup dengan kualitas hidup yang baik," kata dr. Fatih. Hal ini menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin dan pengobatan yang tepat jika terdiagnosis diabetes.
Kesimpulannya, pencegahan diabetes tipe 2 membutuhkan pendekatan holistik. Mengubah pola makan menjadi lebih sehat, meningkatkan aktivitas fisik, berhenti merokok, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin adalah langkah-langkah penting untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kualitas hidup.