Baliss: Pabrik Belajar Tingkatkan Teknologi Air Minum Kemasan di Bali
Pembukaan "teaching factory" Baliss di Badung, Bali, hasil kolaborasi ITS dan PT. Badung Hebat Jaya, bertujuan meningkatkan teknologi pengolahan air minum kemasan dan mendorong inovasi di sektor industri.
Badung, Bali, baru-baru ini menjadi saksi bisu lahirnya inovasi dalam industri air minum kemasan. Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, secara resmi meresmikan teaching factory Baliss pada 17 Februari 2024. Fasilitas pendidikan berbasis industri ini merupakan hasil kerja sama strategis antara PT. ITS Teknosains (perusahaan milik Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya) dan PT. Badung Hebat Jaya (anak perusahaan Perumda Air Minum Tirta Mangutama Badung). Proyek yang telah direncanakan selama tujuh tahun ini akhirnya terwujud, menandai tonggak penting dalam pengembangan teknologi pengolahan air minum di daerah tersebut.
Kerja Sama yang Membangun
Keberhasilan pembangunan teaching factory Baliss merupakan bukti nyata sinergi positif antara pemerintah daerah, akademisi, dan sektor swasta. Wakil Bupati Suiasa menekankan pentingnya good governance, di mana pemerintah tidak hanya berperan sebagai regulator, tetapi juga sebagai fasilitator yang mendorong kolaborasi dan kewirausahaan. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi dan pengembangan industri.
Rektor ITS, Bambang Pramujati, menambahkan bahwa Baliss merupakan langkah maju dalam penguatan ekosistem pendidikan berbasis industri. Ia berharap fasilitas ini menjadi pusat inovasi dalam pengolahan air minum, menerapkan teknologi terbaru untuk menghasilkan air minum kemasan berkualitas tinggi. Tidak hanya itu, Baliss juga akan menjadi tempat mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, terutama di Badung, untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam proses produksi.
Teknologi Membran dan Inovasi
ITS telah mengembangkan teknologi membran generasi baru untuk filtrasi air, dan teaching factory Baliss akan menjadi tempat ideal untuk menguji dan mengembangkan teknologi ini lebih lanjut. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas air minum kemasan yang dihasilkan di Bali. Para mahasiswa dan tenaga ahli akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan keilmuan mereka di bidang teknologi pengolahan air, sekaligus berkontribusi dalam mendorong inovasi industri.
Baliss dirancang sebagai pusat pembelajaran yang aplikatif, tidak hanya bagi mahasiswa teknik, tetapi juga mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu lainnya. Pengalaman belajar yang didapat di Baliss diharapkan dapat mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan industri dan berkontribusi dalam memajukan sektor pengolahan air minum di Indonesia. Dengan adanya Baliss, diharapkan akan muncul inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas pengolahan air minum kemasan di masa depan.
Dampak Positif Baliss
Pembangunan Baliss memberikan dampak positif yang signifikan, baik bagi sektor pendidikan maupun industri. Bagi mahasiswa, Baliss menyediakan kesempatan untuk belajar secara langsung di lingkungan industri, sehingga mereka dapat mengaplikasikan teori yang dipelajari di kampus. Hal ini akan meningkatkan daya saing lulusan perguruan tinggi di pasar kerja. Sementara itu, bagi industri, Baliss dapat menjadi sumber inovasi dan teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi.
Keberadaan Baliss juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pengolahan air minum. Dengan adanya pelatihan dan pengembangan di Baliss, tenaga kerja di industri pengolahan air minum akan memiliki kompetensi yang lebih tinggi. Hal ini akan meningkatkan daya saing industri pengolahan air minum Indonesia di pasar internasional.
Kesimpulannya, peresmian teaching factory Baliss di Badung merupakan langkah maju yang signifikan dalam pengembangan teknologi pengolahan air minum kemasan di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta ini diharapkan dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan daya saing industri nasional.