Beras Jadi Pemicu Utama Inflasi Aceh Juli 2025, Capai 0,68 Persen!
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Aceh pada Juli 2025 mencapai 0,68%. Beras menjadi penyumbang utama, memicu pertanyaan tentang stabilitas harga pangan.
Banda Aceh, 02 Agustus 2025 – Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh melaporkan adanya kenaikan harga barang atau inflasi di Provinsi Aceh pada Juli 2025. Angka inflasi bulanan tercatat sebesar 0,68 persen dibandingkan Juni 2025. Kenaikan ini menunjukkan adanya pergerakan signifikan dalam indeks harga konsumen di wilayah tersebut.
Komoditas beras menjadi penyumbang inflasi tertinggi pada periode ini, memberikan andil sebesar 0,31 persen terhadap total inflasi bulanan. Hal ini menunjukkan bahwa harga kebutuhan pokok masyarakat memiliki dampak besar terhadap stabilitas ekonomi daerah. Kenaikan harga beras ini patut menjadi perhatian serius bagi pihak terkait.
Plt Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin, menjelaskan bahwa kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau menjadi kontributor utama inflasi bulanan. Kelompok ini menyumbang andil inflasi sebesar 0,56 persen. Data ini mengindikasikan bahwa sektor pangan dan konsumsi rumah tangga adalah pendorong utama kenaikan harga secara keseluruhan.
Komoditas Pemicu Inflasi Bulanan dan Tahunan
Beberapa komoditas lain turut memengaruhi inflasi bulanan di Aceh selain beras. Komoditas tersebut meliputi bawang merah dengan andil 0,11 persen, daging ayam ras 0,06 persen, ikan bandeng 0,05 persen, serta bensin 0,03 persen. Kontribusi dari berbagai sektor ini menunjukkan kompleksitas faktor-faktor yang mendorong inflasi di tingkat regional.
Secara tahunan, inflasi Aceh pada Juli 2025 tercatat sebesar 3,00 persen, yang berarti harga barang dan jasa secara umum naik rata-rata 3,00 persen dibandingkan Juli tahun sebelumnya. Berdasarkan data inflasi menurut kelompok pengeluaran, makanan, minuman, dan tembakau kembali mendominasi dengan andil inflasi tahunan tertinggi sebesar 2,14 persen. Angka ini menegaskan peran krusial kelompok ini dalam dinamika inflasi Aceh.
Inflasi tahunan pada Juli 2025 didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas penting. Beras menyumbang 0,56 persen, emas perhiasan 0,46 persen, sigaret kretek mesin 0,28 persen, ikan dencis 0,21 persen, dan ikan tongkol 0,18 persen. Di sisi lain, beberapa komoditas justru memberikan pengaruh deflasi, seperti udang basah, cabai merah, tarif air minum PAM, cabai rawit, kentang, dan cabai hijau, yang membantu menahan laju inflasi lebih tinggi.
Perbandingan Inflasi Antar Daerah di Aceh
BPS mencatat bahwa terdapat lima daerah atau kota penghitungan inflasi di Provinsi Aceh. Daerah-daerah tersebut meliputi Banda Aceh, Lhokseumawe, Meulaboh, Aceh Tengah, dan Aceh Tamiang. Variasi angka inflasi di setiap daerah menunjukkan adanya perbedaan dinamika ekonomi lokal dan ketersediaan pasokan barang.
Inflasi tahunan tertinggi pada Juli 2025 tercatat di Meulaboh, mencapai 3,82 persen. Sementara itu, inflasi tahunan terendah ditemukan di Kota Banda Aceh, yakni sebesar 1,97 persen. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh faktor geografis, jalur distribusi, serta tingkat konsumsi masyarakat di masing-masing wilayah.
Untuk inflasi bulanan, Kabupaten Aceh Tamiang mencatat angka tertinggi sebesar 1,00 persen. Sebaliknya, Meulaboh memiliki inflasi bulanan paling rendah, yaitu 0,39 persen. Data ini menegaskan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau merupakan penyumbang utama inflasi, baik secara bulanan maupun tahunan, di seluruh wilayah Aceh.