LIVE
  • Home
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
LIVE
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
HEADLINE HARI INI
  • {title}
  • {title}
  1. Hot News

DPRD Maluku Dukung Penutupan Gunung Botak, Selamatkan Lingkungan dari Bahaya Merkuri dan Sianida: Tahukah Anda Dampaknya?

DPRD Maluku mendukung penuh kebijakan penutupan Gunung Botak sementara waktu untuk menghentikan penambangan emas ilegal. Langkah ini krusial demi mencegah pencemaran merkuri dan sianida yang mengancam ekosistem dan kesehatan.

Selasa, 22 Jul 2025 20:56:00
konten ai
DPRD Maluku mendukung penuh kebijakan penutupan Gunung Botak sementara waktu untuk menghentikan penambangan emas ilegal. Langkah ini krusial demi mencegah pencemaran merkuri dan sianida yang mengancam ekosistem dan kesehatan. (©Planet Merdeka)
Advertisement

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Maluku menyatakan dukungan penuh terhadap langkah tegas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku. Kebijakan ini berupa penutupan sementara aktivitas penambangan emas ilegal yang berlokasi di kawasan Gunung Botak, Kabupaten Buru.

Langkah krusial ini diambil dengan tujuan utama menghindari potensi pencemaran lingkungan. Penggunaan bahan kimia berbahaya seperti merkuri dan sianida dalam proses penambangan menjadi perhatian serius. Merkuri, logam berat pengikat emas, dan sianida, pemisah emas dari bijih, sangat berpotensi merusak ekosistem.

Ketua DPRD Maluku, Benhur G. Watubun, menegaskan bahwa pencemaran merkuri adalah ancaman serius bagi kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan. Kebijakan penutupan ini diharapkan dapat menjadi fondasi penataan ulang aktivitas pertambangan. DPRD juga secara tegas menolak penggunaan merkuri di wilayah tersebut.

Advertisement

Dampak Serius Merkuri dan Sianida bagi Lingkungan

Merkuri dan sianida merupakan dua zat kimia yang memiliki dampak sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Merkuri digunakan untuk mengikat butiran emas, sementara sianida berfungsi memisahkan emas dari merkuri atau bijihnya. Kedua zat ini sangat berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan yang meluas.

Pencemaran merkuri dapat terjadi akibat aktivitas pertambangan, terutama pada pertambangan emas rakyat yang kurang pengawasan. Jika limbah merkuri sampai ke laut, ekosistem dan biota laut akan tercemar. Ini meningkatkan risiko kontaminasi pada manusia melalui konsumsi ikan yang terkontaminasi.

Konsumsi ikan yang tercemar merkuri dapat menyebabkan gangguan serius pada sistem saraf pusat, ginjal, sistem imun, dan saluran pencernaan. Kelompok rentan seperti ibu hamil dan anak-anak sangat sensitif terhadap dampak negatif merkuri. Oleh karena itu, penanganan pencemaran ini menjadi sangat mendesak.

Advertisement

Dukungan Legislatif dan Upaya Penataan Pertambangan

Ketua DPRD Maluku, Benhur G. Watubun, menegaskan bahwa kebijakan penutupan sementara aktivitas pertambangan emas di Gunung Botak adalah langkah tepat. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya penataan menyeluruh terhadap sektor pertambangan. DPRD secara konsisten menolak penggunaan merkuri di kawasan tersebut demi kelestarian alam.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah pencemaran merkuri. Ini termasuk penyusunan kebijakan larangan penggunaan merkuri dalam pertambangan skala kecil. Upaya lain adalah mengurangi emisi merkuri secara bertahap.

Dengan perhatian serius dari Pemprov dan DPRD Maluku, diharapkan masalah pencemaran dapat ditangani secara efektif. Tujuannya adalah melindungi kesehatan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan. Kolaborasi ini menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut.

Ancaman Kontaminasi Ekosistem dan Pentingnya Penelitian Ilmiah

Prof. Dr. Yusthinus Thobias Male, Guru Besar Kimia Anorganik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, menyoroti bahwa merkuri telah mengkontaminasi ekosistem secara luas. Kontaminasi ini meliputi tanah, air, tumbuhan, dan hewan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikasi awal kontaminasi sudah terlihat, meskipun konsentrasinya masih rendah.

Male menambahkan bahwa belum terlambat untuk melakukan penertiban dan penanganan yang tepat. Ia menekankan pentingnya melakukan penambangan dengan teknologi yang benar. Penggunaan bahan berbahaya dan beracun harus dihindari sepenuhnya untuk mencegah dampak lebih lanjut.

Selain itu, Male juga menyinggung soal sinabar, mineral bijih utama merkuri, yang ditemukan di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Permodelan arus menunjukkan bahwa limbah dari penambangan di laut dapat menyebar hingga Teluk Piru, Kaibobu, dan Kamariang. Jika tidak ditangani dengan baik, masalah ini berpotensi menjadi sangat besar dan merusak ekosistem laut secara permanen.

Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut sangat dibutuhkan untuk seluruh biota di wilayah terdampak. Penataan yang baik dan penggunaan metode penambangan yang aman menjadi krusial. Ini demi mencegah penyebaran sedimen yang mengandung sinabar melalui jalur laut.

Berita Terbaru
  • Tahukah Anda? Pemprov Papua Tengah Gelontorkan Rp1,5 Miliar Dukung Peternak Ayam Broiler
  • DPRD Bekasi Usul Gerbang Tol Baru Cibitung-Cilincing: Solusi Jitu Urai Macet Hingga 50 Persen?
  • Fakta Unik: Depok Siapkan Rencana Induk 20 Tahun untuk Pembangunan Industri Depok, Dorong Investasi dan UMKM
  • Fakta Menarik: Dinkes Bangkalan Gandeng Kejari Awasi Pengawasan Pembangunan Puskesmas Bangkalan Senilai Miliaran Rupiah
  • Fakta Menarik: DPRD Beri 10 Rekomendasi Penting untuk RPJMD Kabupaten Bekasi 2025-2029
  • antisipasi pencemaran
  • dprd maluku
  • emas ilegal
  • gunung botak
  • kesehatan masyarakat
  • konten ai
  • lingkungan hidup
  • maluku
  • pencemaran merkuri
  • penutupan tambang
  • #planetantara
  • tambang ilegal
Artikel ini ditulis oleh
Editor Redaksi Merdeka
R
Reporter Redaksi Merdeka
Disclaimer

Artikel ini ditulis ulang menggunakan artificial intelligence (AI). Jika ada kesalahan dalam konten, mohon laporkan ke redaksi.

Berita Terpopuler

Berita Terpopuler

Advertisement
Kontak Tentang Kami Redaksi Pedoman Media Siber Metodologi Riset Workstation Disclaimer Syarat & Ketentuan Privacy Kode Etik Sitemap

Copyright © 2024 merdeka.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.