Fakta Baru: Pelatihan Kepemimpinan Nasional LAN & Tanoto Foundation Cetak Pemimpin Visioner Dukung Astacita Prabowo
Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Tanoto Foundation berkolaborasi dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I untuk mencetak pemimpin visioner demi mendukung Astacita Prabowo Subianto.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) bekerja sama dengan Tanoto Foundation baru saja menggelar Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I Angkatan LXV. Acara pembukaan pelatihan ini dilaksanakan di Gedung LAN, Jakarta, pada Senin, 12 Agustus. Kolaborasi strategis ini bertujuan untuk mencetak pemimpin visioner yang akan mendukung program Astacita Pemerintahan Prabowo Subianto.
Kepala LAN, Muhammad Taufiq, menegaskan pentingnya pelatihan ini sebagai ajang mengasah kembali dan melakukan transformasi pelayanan publik. Pelatihan ini juga dirancang untuk menghasilkan kebijakan yang adaptif, inklusif, dan berdampak bagi masyarakat luas. Tema nasional PKN kali ini adalah "Pengembangan Kapasitas Kepemimpinan Birokrasi Dalam Mendukung Astacita Untuk Mewujudkan Indonesia Maju".
Para peserta pelatihan adalah pemimpin yang telah terbukti efektif di instansi masing-masing, siap untuk mengembangkan kapasitas kepemimpinan mereka. Pelatihan ini diharapkan dapat mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), transformasi tata kelola, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo dalam Astacita.
Kolaborasi Strategis untuk Indonesia Maju
Muhammad Taufiq, Kepala LAN, menjelaskan bahwa semakin kompleksnya permasalahan birokrasi menuntut kemampuan beradaptasi di tengah kemajuan teknologi. Oleh karena itu, pelatihan ini mengedepankan penggunaan teknologi dengan pendekatan blended learning. Pelatihan kepemimpinan ini merupakan program unggulan yang telah berjalan, dan hingga tahun 2024, telah menghasilkan 530 alumni yang unggul serta menjadi pemimpin berdampak di berbagai bidang.
Kolaborasi antara LAN dan Tanoto Foundation ini menjadi contoh nyata dari sinergi lintas sektor yang dibutuhkan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Maju. Taufiq menekankan bahwa banyak program pemerintah memerlukan koordinasi antara pemerintah dan sektor swasta. Tujuannya adalah untuk menghasilkan kebijakan yang adaptif, inklusif, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Country Head Tanoto Foundation, Inge Sanitasia Kusuma, menyatakan kebanggaannya menjadi bagian dari upaya melahirkan pemimpin perubahan. Ia menegaskan komitmen Tanoto Foundation untuk senantiasa hadir memajukan pendidikan berdampak di Indonesia. Inge menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi, tata kelola yang baik, dan supremasi hukum harus bersinergi untuk menciptakan pondasi pembangunan SDM Indonesia, sesuai dengan visi Astacita Prabowo.
Peran Penting Pemimpin Birokrasi dalam Astacita
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Rini Widyantini, yang turut membuka pelatihan, menjabarkan peran krusial para peserta. Menurut Rini, para peserta pelatihan kepemimpinan adalah "connector" atau jembatan penghubung. Mereka menghubungkan rasionalitas teknokratik, aspirasi politik, dan kebutuhan masyarakat secara efektif.
Rini menegaskan bahwa calon-calon pemimpin ini, yang akan menghasilkan kebijakan di berbagai sektor, harus mampu membangun sinergi. Mereka juga diharapkan menjadi inisiator lintas sektor dan pemecah sekat birokrasi. Penting bagi mereka untuk memastikan keputusan berbasis data dan bukti, bukan hanya intuisi, sekaligus menjaga arah dan akuntabilitas kebijakan yang dibuat.
Peran ini menuntut kepekaan, integritas, serta kecakapan komunikasi yang tinggi dari setiap peserta. Hal ini diperlukan untuk mendorong perubahan dari kerja silo menuju sinergi yang menghasilkan dampak nyata bagi masyarakat. Sejalan dengan itu, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, juga mengapresiasi kolaborasi LAN dan Tanoto Foundation.
Metode Pelatihan dan Dampak Nyata
Menteri Agus Andrianto menekankan bahwa proses pelatihan ini adalah bentuk komitmen penuh dalam melaksanakan program Astacita. Program ini bertujuan memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang, termasuk sains, teknologi, pendidikan, dan kesehatan. Selain itu juga mencakup prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Agus menegaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar syarat administratif, melainkan momen transformasi kepemimpinan. Tujuannya adalah membentuk karakter kepemimpinan yang berorientasi solusi dan inovasi. Setiap peserta diharapkan dapat merancang dan mengimplementasikan proyek perubahan yang relevan serta berdampak nyata bagi masyarakat.
Pelatihan ini diikuti oleh 48 peserta dari lintas kementerian/lembaga, kepolisian, dan pemerintah daerah. Pelatihan akan berlangsung selama 114 hari. LAN akan memastikan keberhasilan seluruh peserta pada empat aspek utama: akademik, pembelajaran lapangan, aktualisasi kepemimpinan, serta evaluasi sikap dan perilaku. Momen ini menjadi ajang pengembangan semangat kolaborasi dan integrasi, serta membangun sensitivitas terhadap isu-isu strategis nasional.