Fakta Menarik PLTP SEML: Kurangi Emisi Karbon Hingga 900 Ribu Ton, DPD RI Dorong Transisi Energi Bersih di Sumatera Barat
DPD RI mendukung penuh pengembangan PLTP SEML di Sumatera Barat, sebuah proyek strategis yang tak hanya pasok listrik, tapi juga kurangi emisi karbon signifikan. Simak dampaknya!
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Irman Gusman, menyatakan dukungan penuh terhadap pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Supreme Energy Muara Laboh (SEML). Dukungan ini bertujuan mendorong transisi energi bersih di Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera Barat. Proyek ini diharapkan menjadi pilar utama dalam pemanfaatan energi terbarukan nasional.
Saat meninjau langsung instalasi pembangkit di Solok Selatan, Sumatera Barat, Irman Gusman menyoroti dampak positif PLTP SEML. Selain pasokan energi, proyek ini berkontribusi signifikan pada pengurangan emisi karbon. Tercatat, emisi karbon dapat ditekan hingga 900 ribu ton karbondioksida per tahun.
PLTP Muara Laboh merupakan proyek strategis nasional dengan investasi besar mencapai 900 juta dolar AS atau sekitar Rp14,7 triliun. Kapasitas awal 86 Megawatt dari Unit 1 mampu melayani hingga 760 ribu rumah tangga. Keberadaan PLTP SEML diharapkan membawa masa depan yang lebih hijau dan sejahtera bagi masyarakat setempat.
Manfaat Lingkungan dan Ekonomi PLTP SEML
PLTP Supreme Energy Muara Laboh (SEML) tidak hanya berperan sebagai sumber energi listrik, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap lingkungan. Proyek ini secara signifikan mengurangi jejak karbon dengan menekan emisi hingga 900 ribu ton karbondioksida setiap tahun. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam mencapai target energi bersih dan mitigasi perubahan iklim global.
Secara ekonomi, PLTP Muara Laboh adalah investasi strategis senilai 900 juta dolar AS atau sekitar Rp14,7 triliun. Dengan kapasitas awal 86 Megawatt dari Unit 1, listrik yang dihasilkan disalurkan melalui jaringan PLN. Pasokan listrik ini ditargetkan mampu memenuhi kebutuhan hingga 760 ribu rumah tangga di Sumatera Barat.
Irman Gusman menekankan pentingnya keberpihakan kebijakan dan dukungan politik terhadap proyek energi baru terbarukan. Ia mendorong pemerintah daerah untuk proaktif menjalin kemitraan dengan sektor swasta. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem investasi yang sehat dan berkelanjutan bagi pengembangan energi bersih.
Komitmen Sosial dan Pengembangan Berkelanjutan
Supreme Energy Muara Laboh (SEML) juga menunjukkan komitmen kuat terhadap masyarakat sekitar melalui program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR). Program CSR ini dirancang dengan empat pilar utama yang berpihak pada penguatan ekonomi lokal. Pilar-pilar tersebut meliputi pendidikan dan kesehatan, pemberdayaan UMKM, perbaikan infrastruktur, serta penguatan hubungan sosial.
Dukungan terhadap UMKM lokal menjadi fokus penting dalam membangun kemandirian ekonomi di Sumatera Barat. Terutama di wilayah sekitar proyek, program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Inisiatif ini membuktikan bahwa proyek energi besar dapat berjalan selaras dengan pembangunan komunitas.
Melalui program-program ini, PLTP SEML tidak hanya menyediakan listrik. Perusahaan turut serta dalam pembangunan sosial dan ekonomi yang inklusif. Pendekatan holistik ini menciptakan dampak positif jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan.
Proyeksi Pengembangan dan Dampak Nasional
Anggota DPD RI Irman Gusman juga mendukung penuh rencana pengembangan PLTP Muara Laboh Unit 2 dan 3. Unit 2 telah memasuki tahap pembangunan dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2027. Sementara itu, Unit 3 direncanakan menyusul pada tahun 2034, menunjukkan visi jangka panjang proyek ini.
Ekspansi ini dinilai sangat penting untuk memperkuat bauran energi bersih nasional. Selain itu, pengembangan ini diharapkan memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia. Proyek PLTP SEML diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain di seluruh Indonesia.
Irman Gusman menyatakan, "Proyek ini harus menjadi inspirasi bagi daerah lain." Dengan keberpihakan perusahaan seperti SEML kepada masyarakat, Indonesia dapat membangun masa depan energi yang bersih, mandiri, dan adil secara sosial serta ekonomi.