Fakta Unik: Konsumsi Ikan Kalsel Tembus 65,72 Kg/Kapita, Jauh di Atas Rata-rata Nasional!
Tingkat Konsumsi Ikan Kalsel mencapai 65,72 kg/kapita, melampaui rata-rata nasional. Apa strategi Pemprov Kalsel untuk terus meningkatkan angka ini dan tangani stunting?
BANJARBARU – Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mencatatkan prestasi membanggakan dalam tingkat konsumsi ikan masyarakatnya. Data terbaru menunjukkan angka konsumsi mencapai 65,72 kilogram per kapita setiap tahun, jauh melampaui rata-rata nasional yang berada di angka 58 kilogram.
Pencapaian ini menjadi indikator positif terhadap kesadaran gizi masyarakat, namun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan angka tersebut. Upaya ini dilakukan tidak hanya untuk mendorong pola hidup sehat, tetapi juga sebagai strategi krusial dalam menekan angka stunting di wilayah tersebut.
Dalam rangka mencapai target tersebut, Pemprov Kalsel melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) menggelar Lomba Masak Serba Ikan. Kegiatan ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya konsumsi ikan serta mendorong inovasi dalam pengolahan hidangan berbahan dasar ikan.
Pentingnya Konsumsi Ikan untuk Kesehatan dan Pencegahan Stunting
Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, M Syarifuddin, menegaskan bahwa peningkatan konsumsi ikan memiliki manfaat fundamental bagi kesehatan dan kecerdasan. Ikan dikenal kaya akan protein dan asam lemak omega-3, nutrisi esensial yang sangat vital untuk tumbuh kembang optimal anak-anak.
Lebih lanjut, Syarifuddin menjelaskan bahwa upaya ini merupakan bagian integral dari strategi Pemprov Kalsel untuk menurunkan angka stunting. Data menunjukkan bahwa angka stunting di Kalsel masih berada di atas 22 persen pada tahun 2024, sebuah tantangan serius yang membutuhkan intervensi gizi yang efektif.
Edukasi melalui kegiatan kuliner seperti Lomba Masak Serba Ikan dinilai sebagai pendekatan yang sangat strategis. Metode ini efektif dalam membentuk pola konsumsi sehat di kalangan masyarakat, menjadikannya lebih menarik dan mudah diterima.
Inovasi dalam Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan)
Lomba Masak Serba Ikan yang diselenggarakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalsel merupakan bagian dari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Acara ini diikuti oleh perwakilan dari 13 kabupaten/kota se-Kalsel, menunjukkan partisipasi yang luas dari seluruh wilayah.
Para peserta lomba menunjukkan kreativitas tinggi dengan menyajikan beragam menu olahan berbahan dasar ikan yang menarik dan inovatif. Kompetisi ini dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu menu keluarga, menu balita, dan kudapan, memastikan variasi olahan yang relevan untuk berbagai segmen masyarakat.
Kepala DKP Kalsel, Rusdi Hartono, mengungkapkan bahwa pada lomba kali ini, ikan patin dan bandeng menjadi bahan utama yang diwajibkan. Pemilihan ini bukan tanpa alasan, mengingat tingkat serapan kedua jenis ikan tersebut masih tergolong rendah di pasaran, dengan ikan patin hanya 24,18 persen dan bandeng 14,58 persen.
Melalui lomba ini, diharapkan akan muncul diversifikasi olahan yang mampu mendorong peningkatan konsumsi ikan patin dan bandeng secara signifikan. Diversifikasi ini penting untuk memanfaatkan potensi perikanan lokal secara optimal dan meningkatkan nilai ekonomisnya.
Komitmen Berkelanjutan untuk Peningkatan Konsumsi Ikan
Rusdi Hartono berharap bahwa hasil dari Lomba Masak Serba Ikan tidak hanya berhenti pada kompetisi semata. Pihaknya akan terus memantau dan mendorong agar inovasi resep serta kesadaran akan manfaat ikan dapat diterapkan secara nyata di seluruh kabupaten/kota, hingga ke tingkat desa.
Untuk memotivasi peserta dan mendorong kreativitas, panitia menyediakan hadiah yang menarik. Para pemenang lomba mendapatkan uang pembinaan senilai Rp3 juta untuk juara pertama, Rp2,5 juta untuk juara kedua, dan Rp2 juta untuk juara ketiga, selain trofi penghargaan.
Komitmen Pemprov Kalsel dalam meningkatkan konsumsi ikan ini merupakan investasi jangka panjang untuk kualitas sumber daya manusia. Dengan asupan gizi yang lebih baik, diharapkan generasi mendatang akan tumbuh lebih cerdas dan sehat, bebas dari masalah gizi seperti stunting.