IHSG Berpotensi Menguat: Meredanya Tensi AS-China Dongkrak Optimisme Pasar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat di tengah meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, didorong optimisme pelaku pasar global.
Jakarta, 24 April 2025 - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini berpotensi melanjutkan penguatannya. Hal ini seiring dengan meredanya tensi perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta sentimen positif dari pasar global. Pembukaan perdagangan IHSG pun menunjukkan peningkatan sebesar 36,69 poin atau 0,55 persen, mencapai posisi 6.671,06. Namun, perlu diingat bahwa indeks LQ45 justru mengalami penurunan sebesar 5,25 poin atau 0,71 persen, berada di posisi 750,03.
Menurut Fanny Suherman, Head of Retail Research BNI Sekuritas, "IHSG hari ini berpotensi melanjutkan kenaikan di awal sesi seiring dengan kenaikan bursa AS, tetapi ada potensi koreksi wajar setelahnya karena sudah naik empat hari berturut-turut." Pernyataan ini menyoroti potensi volatilitas pasar meskipun adanya sentimen positif.
Optimisme pasar global turut mendorong potensi penguatan IHSG. Hal ini terlihat dari berbagai indikator, mulai dari pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent hingga sikap Presiden AS Donald Trump. Keduanya memberikan sinyal positif terkait meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan China.
Sentimen Positif dari AS dan Global
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan bahwa tarif tinggi antara AS dan China tidak akan berkelanjutan. Pernyataan ini memberikan suntikan optimisme bagi pelaku pasar. Presiden Trump juga memberikan sinyal yang serupa, mengindikasikan bahwa tarif final untuk ekspor China ke AS tidak akan mencapai 145 persen, meskipun tidak akan turun menjadi 0 persen. Lebih lanjut, Trump juga menegaskan tidak berniat memecat Ketua The Fed, Jerome Powell, sebelum masa jabatannya berakhir. Hal ini mengurangi kekhawatiran investor terhadap independensi bank sentral AS.
Sentimen positif juga datang dari Eropa. Bursa saham Eropa mencatat penguatan signifikan, mencapai level tertinggi dalam hampir tiga pekan terakhir. Penguatan ini didorong oleh kinerja keuangan positif perusahaan perangkat lunak terbesar di Eropa, SAP, dan meredanya ketegangan perdagangan global. Indeks STOXX 600 pan-Eropa ditutup menguat 1,78 persen ke level 516,77; indeks DAX Jerman melonjak 3,14 persen ke level 21.961,97; indeks FTSE 100 Inggris naik 0,90 persen ke posisi 8.403,18; dan indeks CAC 40 Prancis meningkat 2,13 persen ke level 7.482,36.
Wall Street juga turut mencatatkan penguatan pada perdagangan Rabu (23/4), didorong oleh harapan meredanya ketegangan dagang AS-China dan pernyataan Presiden Trump. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,07 persen, indeks S&P 500 menguat 1,67 persen, dan Nasdaq Composite meningkat 2,50 persen.
Kebijakan BI dan Bursa Regional
Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) pada level 5,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan April 2025. Keputusan ini memberikan kepastian bagi pelaku pasar domestik. Sementara itu, bursa saham regional Asia juga menunjukkan penguatan. Indeks Nikkei menguat 0,90 persen, Shanghai naik 0,25 persen, Kuala Lumpur meningkat 0,12 persen, dan Strait Times naik 0,25 persen.
Secara keseluruhan, berbagai faktor tersebut menunjukkan potensi penguatan IHSG. Namun, investor tetap perlu memperhatikan potensi koreksi wajar mengingat penguatan yang telah terjadi beberapa hari berturut-turut. Penting untuk selalu memantau perkembangan ekonomi global dan domestik untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.
Redanya ketegangan AS-China menjadi katalis utama penguatan IHSG. Namun, kebijakan moneter BI dan kinerja bursa regional juga turut memberikan kontribusi positif terhadap sentimen pasar.