Jawa Timur: Lumbung Pangan Nusantara dengan Kontribusi Gula Nasional yang Signifikan
Gubernur Khofifah tegaskan Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional, ditopang produksi tebu yang mencapai setengah dari produksi nasional dan berkontribusi 50% pada pasokan gula Indonesia.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan bahwa Jawa Timur berperan sebagai lumbung pangan utama di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan pada Selasa, 6 Mei 2024, di Bondowoso, Jawa Timur, saat peluncuran program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus Klaster Petani Tebu. Salah satu kekuatan utama Jawa Timur dalam hal ketahanan pangan adalah produksi tebu yang signifikan, berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
Data tahun 2024 menunjukkan produksi tebu di Jawa Timur mencapai angka yang luar biasa, yaitu 16,69 juta ton. Luas lahan yang digunakan untuk budidaya tebu mencapai 238.135,6 hektare, hampir setengah dari total lahan tebu nasional. Produksi tebu ini kemudian diolah menjadi gula kristal putih, dengan total produksi mencapai 1,26 juta ton.
Jumlah tersebut menempatkan Jawa Timur sebagai penyumbang utama gula kristal putih di Indonesia, berkontribusi sekitar 50 persen terhadap pasokan gula nasional setiap tahunnya. Hal ini juga menunjukkan efisiensi rendemen rata-rata yang tinggi, yaitu 7,58 persen dari tebu yang digiling, sebuah angka yang patut diapresiasi.
Produksi Tebu dan Kesejahteraan Petani
Khofifah menekankan pentingnya peningkatan produktivitas, hilirisasi, dan diversifikasi dalam sektor pertanian untuk memperkuat ketahanan ekonomi Jawa Timur dan meningkatkan kesejahteraan para petani. Subsektor perkebunan, terutama tebu, memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan struktur ekonomi Jawa Timur.
Kolaborasi yang efektif antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan perbankan, menjadi kunci keberhasilan. Gubernur Khofifah berharap kolaborasi dengan PT. Sinergi Gula Nusantara dalam penyediaan bibit unggul dan penyerapan hasil panen dapat terus berlanjut dan ditingkatkan.
Dukungan penuh dari lembaga perbankan juga sangat diharapkan untuk keberhasilan program KUR Khusus Klaster Petani Tebu. Kolaborasi dengan dinas perkebunan di setiap kabupaten/kota di Jawa Timur juga menjadi faktor penting dalam menjamin keberhasilan program ini.
KUR Khusus Petani Tebu: Wujud Komitmen Pemerintah
Program KUR Klaster Petani Tebu merupakan bukti nyata komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan kesejahteraan petani tebu. Kerja sama strategis dengan berbagai pihak, baik dari pemerintah pusat, swasta, maupun lembaga perbankan, menjadi landasan program ini.
Dengan posisi Jawa Timur sebagai penghasil gula terbesar di Indonesia, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi para petani tebu dan perekonomian daerah. Khofifah berharap program ini dapat memberikan akses yang lebih mudah bagi petani tebu untuk mendapatkan modal usaha dan meningkatkan produktivitas mereka.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkomitmen untuk terus mendukung para petani tebu melalui berbagai program dan kebijakan yang tepat sasaran. Hal ini menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap sektor pertanian dan upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Pentingnya Peran Semua Pihak
Keberhasilan program KUR Khusus Klaster Petani Tebu dan peningkatan produksi tebu di Jawa Timur sangat bergantung pada kolaborasi yang efektif antara pemerintah, swasta, dan lembaga perbankan. Semua pihak harus berperan aktif dalam mendukung program ini agar tujuannya tercapai.
Dengan dukungan yang kuat dari semua pihak, diharapkan produksi tebu di Jawa Timur dapat terus meningkat dan memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi ketahanan pangan nasional. Hal ini juga akan berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan para petani tebu di Jawa Timur.
Melalui berbagai upaya yang dilakukan, Jawa Timur terus memperkuat posisinya sebagai lumbung pangan nasional, dengan komoditas tebu sebagai salah satu pilar utamanya. Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras semua pihak yang terlibat dalam sektor pertanian di Jawa Timur.