KJRI Guangzhou Sukses Gaet Komitmen Investasi China Rp2,2 Triliun, Perkuat Hubungan Ekonomi Indonesia
KJRI Guangzhou berhasil menarik komitmen investasi China senilai Rp2,2 triliun, menegaskan penguatan investasi China di Indonesia di berbagai sektor strategis.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Guangzhou telah sukses menyelenggarakan forum promosi investasi. Acara ini berlangsung di kota Fuzhou, Provinsi Fujian, China.
Forum bertajuk "Indonesia-Southern China (Fujian) Investment Promotion Forum (IFIPF)" tersebut digelar pada Kamis (31/7). Kegiatan ini bertujuan untuk menarik investasi dari wilayah China Selatan.
Sebanyak 70 perusahaan China berpartisipasi, menunjukkan minat besar pada sektor energi terbarukan hingga kesehatan. Komitmen investasi yang berhasil dicapai mencapai 1 miliar yuan atau sekitar Rp2,2 triliun.
Peran Strategis Fujian dan Penguatan Hubungan Bilateral
Konsul Jenderal RI Guangzhou, Ben Perkasa Drajat, menekankan pentingnya Provinsi Fujian dalam kerja sama bilateral. Hal ini terutama melalui investasi perusahaan CATL yang merupakan penghasil baterai mobil listrik dan sistem penyimpanan energi.
Hubungan antara Indonesia dan China terus menguat secara signifikan. Pengukuhan kemitraan Komprehensif dan Strategis RI-China telah terjalin sejak tahun 2013, menjadi dasar kuat bagi kolaborasi ekonomi.
China telah menjadi mitra perdagangan dan investasi utama bagi Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Dalam lima tahun terakhir saja, total investasi China di Indonesia telah mencapai angka impresif 31,8 miliar dolar AS.
Ben juga menambahkan bahwa Provinsi Fujian dan Indonesia memiliki kesamaan dalam sektor industri yang terus dikembangkan. Kesamaan ini diwujudkan melalui inisiatif bilateral yang dikenal sebagai "Two Countries Twin Parks" (TCTP).
Fokus Sektor Prioritas dan Fasilitasi Transaksi
Sejumlah kementerian dan lembaga penting turut hadir sebagai pembicara dalam acara IFIPF. Mereka termasuk perwakilan dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Pertanian.
Selain itu, Perwakilan Bank Indonesia Beijing dan UOB China juga memberikan kontribusi dalam forum tersebut. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen pemerintah dan lembaga keuangan dalam mendukung investasi.
IFIPF sendiri dirancang untuk memetakan peluang investasi dan potensi kemitraan yang ada di wilayah China Selatan. Fokus utamanya adalah pada sektor-sektor prioritas yang meliputi ketahanan pangan, energi baru dan terbarukan, ekosistem kendaraan listrik, serta hilirisasi industri.
Bank Indonesia dan UOB China secara khusus memanfaatkan kesempatan ini untuk mempromosikan penggunaan skema "Local Currency Transaction" (LCT). Skema ini bertujuan untuk memfasilitasi kemudahan transaksi perdagangan dan investasi antara kedua negara, mengurangi ketergantungan pada mata uang pihak ketiga.
KJRI Guangzhou berkomitmen untuk terus menjaring investasi dari wilayah China Selatan. Upaya ini dilakukan melalui penyelenggaraan kegiatan promosi investasi secara berkala, bekerja sama erat dengan pemangku kepentingan di Indonesia dan China melalui forum seperti IFIPF. Selama pertemuan, juga dilakukan "advisory clinic" atau pertemuan tatap muka antara pengusaha China dan perwakilan kementerian terkait untuk konsultasi langsung.