KMNR ke-20 & OGM ke-10: Sukses Pacu Kualitas Pendidikan dan Ekonomi
Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) ke-20 dan Olimpiade Guru Matematika (OGM) ke-10 berhasil digelar, meningkatkan kualitas pendidikan dan memberdayakan ekonomi masyarakat.
Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) ke-20 dan Olimpiade Guru Matematika (OGM) ke-10 telah sukses digelar di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Tangerang Selatan pada 30 April. Ribuan siswa dan guru berpartisipasi dalam ajang bergengsi ini, yang tak hanya berkompetisi meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar.
Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA (KPM), Raden Ridwan Hasan Saputra, mengungkapkan kunci keberhasilan KMNR selama 20 tahun dan OGM selama 10 tahun adalah filosofi 'biaya seikhlasnya'. Beliau menjelaskan, "Ibarat matahari, pekerjaannya adalah menyinari bumi, melayani bumi. Setiap pohon yang terkena sinar matahari akan terus bertambah tinggi. Suatu lembaga, ketika selalu memberi dan memberi, maka semua orang akan datang membantu lembaga itu. Bayaran seikhlasnya itu berarti memberikan pelayanan, memberi dan terus memberi." Konsistensi dalam memberikan pelayanan inilah yang menjadi kunci keberlangsungan kedua kompetisi tersebut.
KMNR ke-20 diikuti oleh 65.353 peserta pada babak penyisihan, dengan 28.791 peserta terbaik melaju ke semifinal, dan 2.578 peserta mencapai babak final. Sementara itu, OGM ke-10 diikuti 984 peserta, dan 329 peserta berhasil masuk babak final. Kesuksesan ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dari para peserta dalam meningkatkan kemampuan di bidang matematika.
KMNR dan OGM: Lebih dari Sekadar Kompetisi
Acara final KMNR dan OGM tidak hanya fokus pada kompetisi, tetapi juga dimeriahkan dengan bazar umum yang menampilkan 25 stan. Stan-stan tersebut menawarkan berbagai produk, mulai dari makanan dan minuman, produk edukasi, hingga kerajinan tangan. Hal ini memberikan dampak positif bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar dan UMKM.
KMNR telah terbukti melahirkan banyak alumni yang berprestasi. Ratusan alumni KMNR telah berhasil kuliah di perguruan tinggi terbaik dunia seperti Harvard University dan Oxford University. Hal ini membuktikan kualitas dan dampak positif KMNR terhadap pengembangan potensi siswa.
Rudi Efendi, Ketua Yayasan MI Al-Azhar Dharmasraya, mengungkapkan pengalaman pertamanya mengikuti KMNR sebagai pengalaman yang luar biasa. Beliau menyampaikan, "Ini perdana kami mengikuti olimpiade seperti ini. Awalnya saya kira hanya satu ruangan kecil, ternyata ribuan orang yang hadir. Ini pengalaman yang sangat luar biasa. Mudah-mudahan ke depan lebih banyak peserta dari Sumatera Barat yang bisa ikut ajang ini."
Kisah Inspiratif Para Pemenang
Rian Siti Mudriani, Guru MTsN 15 Ciamis, Jawa Barat, peraih medali emas OGM Level SMP, berbagi kisah inspiratifnya. Ia mengaku bahwa soal kombinatorika menjadi tantangan tersulit baginya. "Biasanya saya ditemani keluarga atau teman, tetapi kali ini mereka sakit, jadi saya berangkat sendiri. Saya memberanikan diri, berjuang sendiri, dan alhamdulillah hasilnya luar biasa," ujarnya.
M. Adly Rizqi Irsyad, peraih medali perunggu KMNR kelas 11 dari MAN 1 Pekanbaru, Riau, juga menceritakan pengalamannya. Ia menyebutkan bahwa soal geometri menjadi tantangan tersulit baginya. Adly berhasil meraih medali perunggu setelah sebelumnya gagal pada tahun lalu. Ia menambahkan, "Saya belajar menggunakan metode 20 menit belajar dan 5 menit istirahat tanpa menggunakan gawai. Tetap semangat kepada teman-teman semua karena masih banyak peluang ke depan, termasuk lomba-lomba dari KPM."
Klinik Pendidikan MIPA menyampaikan apresiasi kepada seluruh jaringan, peserta, baik guru maupun siswa, yang telah berpartisipasi. KMNR dan OGM bukan hanya sekadar lomba matematika, tetapi juga filosofi kehidupan, sebagai sarana untuk mengasah otak, menguatkan fisik, dan memantapkan hati.
Kesimpulan: KMNR dan OGM telah sukses menjadi wadah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memberdayakan ekonomi, menginspirasi para peserta untuk terus belajar dan berprestasi.