Mengapa 15 Hektare Sawah Terancam? Anggota DPR Beri Bantuan Pompa Pertanian di Sidoarjo
Anggota DPR RI memberikan Bantuan Pompa Pertanian untuk menyelamatkan 15 hektare sawah di Sidoarjo. Bagaimana langkah ini dapat meningkatkan produktivitas pangan lokal?
Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Bambang Haryo Soekartono, baru-baru ini menyalurkan bantuan vital bagi sektor pertanian di Sidoarjo. Dua unit pompa aksial diserahkan untuk mengatasi kesulitan irigasi yang mendera petani. Langkah ini diambil sebagai respons cepat terhadap laporan kekurangan air di lahan pertanian.
Bantuan tersebut secara spesifik ditujukan untuk Desa Bangkung Pringgondani, Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo, Jawa Timur. Wilayah ini menghadapi ancaman serius terhadap 15 hektare lahan sawah produktif. Perubahan saluran irigasi sebelumnya telah menyebabkan terhentinya pasokan air ke area tersebut.
Melalui inisiatif ini, Bambang Haryo Soekartono atau yang akrab disapa BHS, menunjukkan komitmen DPR dalam memperjuangkan aspirasi rakyat. Penyaluran pompa aksial diharapkan dapat segera memulihkan kondisi irigasi. Ini merupakan upaya konkret untuk menjaga produktivitas pertanian dan mendukung ketahanan pangan lokal.
Menyelamatkan Lahan Pertanian dari Krisis Air
Krisis air sempat menghantui petani di Desa Bangkung Pringgondani, Balongbendo, Sidoarjo, ketika 15 hektare sawah mereka terancam kekeringan. Situasi ini muncul akibat adanya perubahan signifikan pada saluran irigasi utama yang sebelumnya mengairi lahan tersebut. Kondisi ini berpotensi besar menurunkan hasil panen dan mengancam mata pencarian petani.
Menanggapi laporan mendesak tersebut, Bambang Haryo Soekartono segera turun langsung ke lapangan untuk meninjau kondisi. Ia dengan cepat menghubungi Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BPWS) guna mencari solusi. Koordinasi ini bertujuan agar saluran air dapat dibuka kembali dan pasokan air ke sawah segera terjamin.
Selain upaya koordinasi, BHS juga menyerahkan langsung dua unit pompa aksial kepada petani. Pompa ini menjadi solusi teknis krusial untuk memastikan pasokan air tetap tersedia. Kehadiran pompa aksial diharapkan dapat menjaga produktivitas pertanian di tengah tantangan perubahan pola distribusi air.
Pompa Aksial: Solusi Jangka Panjang untuk Swasembada Pangan
Penyaluran pompa aksial ini bukan sekadar bantuan sesaat, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Pompa tersebut dirancang untuk memastikan petani tetap dapat bercocok tanam, bahkan ketika debit air dari saluran irigasi berkurang. Hal ini krusial untuk keberlanjutan sektor pertanian.
Dengan adanya pompa ini, target yang ditetapkan adalah panen dapat dilakukan hingga tiga kali dalam setahun. Peningkatan frekuensi panen ini diharapkan dapat mencapai hasil minimal delapan ton per hektare. Pencapaian target ini akan secara signifikan berkontribusi pada peningkatan pendapatan petani dan pasokan pangan lokal.
Bambang Haryo Soekartono menekankan bahwa bantuan ini merupakan langkah nyata dalam mendukung swasembada pangan nasional. Ketersediaan air yang stabil melalui pompa aksial adalah fondasi penting. Ini memungkinkan petani untuk mengoptimalkan lahan mereka dan berkontribusi pada stabilitas pangan di Indonesia.
Sinergi Pusat-Daerah dan Komitmen Ketahanan Pangan
Camat Balongbendo, Farkhan, menyambut baik dukungan konkret dari DPR RI yang langsung menyentuh kebutuhan dasar petani. Ia mengungkapkan rasa terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Bambang Haryo Soekartono. Bantuan pompa ini dinilai sangat dibutuhkan oleh masyarakat petani di wilayahnya.
Kehadiran langsung anggota DPR ke desa juga menjadi bukti nyata komitmen wakil rakyat dalam membantu masyarakat. Farkhan berharap bahwa bantuan pompa ini akan menjadi titik awal peningkatan produktivitas pertanian. Hal ini mencakup tidak hanya Desa Bangkung Pringgondani, tetapi juga wilayah sekitarnya.
Langkah konkret yang diambil oleh DPR RI ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan di tingkat lokal secara signifikan. Dukungan ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mencapai swasembada pangan nasional. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan aparat kewilayahan menjadi kunci utama dalam mewujudkan tujuan tersebut.