Menkeu Usul Kolaborasi IFC dan BUMN untuk Infrastruktur: Pembiayaan Inovatif untuk Proyek Strategis
Sri Mulyani mengusulkan kolaborasi antara IFC dan BUMN Indonesia untuk pembiayaan infrastruktur inovatif, khususnya proyek yang melibatkan pemerintah daerah, demi mendukung pembangunan nasional.
Jakarta, 28 April 2024 - Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati, mengusulkan kerja sama strategis antara International Finance Corporation (IFC) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia. Usulan ini bertujuan untuk menciptakan skema pembiayaan infrastruktur yang inovatif dan berkelanjutan.
Usulan tersebut disampaikan langsung oleh Menkeu Sri Mulyani saat melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC, Makhtar Diop. Pertemuan tersebut membahas penguatan kerja sama antara Indonesia dan IFC dalam mendukung pembangunan nasional. Sri Mulyani menekankan pentingnya kolaborasi ini untuk mendorong pembangunan infrastruktur yang merata, khususnya di daerah.
Dalam pertemuan tersebut, Menkeu Sri Mulyani juga menyampaikan apresiasinya atas komitmen IFC dalam mendukung program pembangunan di Indonesia. Ia berharap kolaborasi ini dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat Indonesia melalui proyek-proyek strategis yang berkelanjutan.
Kolaborasi IFC-BUMN: Solusi Inovatif untuk Pembiayaan Infrastruktur
Sri Mulyani secara khusus mendorong kolaborasi IFC dengan BUMN, terutama yang memiliki misi khusus (special mission vehicle) dalam pembangunan infrastruktur. Ia meyakini kolaborasi ini dapat menghasilkan solusi pembiayaan yang inovatif, terutama untuk proyek-proyek yang melibatkan pemerintah daerah. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
Menkeu menekankan pentingnya inovasi dalam pembiayaan infrastruktur. Kolaborasi ini diharapkan dapat membuka akses terhadap sumber pendanaan yang lebih luas dan beragam, sehingga proyek-proyek infrastruktur dapat terlaksana dengan lebih efektif dan efisien.
IFC selama ini telah menjadi mitra penting bagi Indonesia dalam mendukung berbagai program pembangunan. Kolaborasi yang lebih erat diharapkan dapat memperkuat peran IFC dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Dukungan IFC untuk Sektor Prioritas Nasional
Selain infrastruktur, Sri Mulyani juga mengapresiasi dukungan IFC terhadap sektor pertanian dan sanitasi air. Ia menilai hal ini sejalan dengan program prioritas pemerintah, yang menunjukkan keselarasan visi antara Indonesia dan IFC.
Dukungan IFC terhadap sektor-sektor prioritas ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Kolaborasi yang erat antara IFC dan pemerintah Indonesia akan memastikan bahwa dukungan tersebut tepat sasaran dan memberikan dampak yang maksimal.
Komitmen IFC untuk terus mendukung program pembangunan di Indonesia menunjukkan kepercayaan internasional terhadap upaya pemerintah dalam membangun negara.
Eksplorasi Kerja Sama dengan Bank Dunia
Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani juga telah melakukan pertemuan dengan perwakilan Bank Dunia, yaitu Chief Financial Officer Anshula Kant dan Treasurer Jorge Familiar. Dalam pertemuan tersebut, ia mengeksplorasi peluang kerja sama pembiayaan antara Bank Dunia dengan BUMN dan Danantara.
Pertemuan tersebut difokuskan pada pemanfaatan instrumen pembiayaan yang lebih inovatif dan mendorong keterlibatan sektor swasta dalam pembiayaan proyek-proyek strategis. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk melibatkan berbagai pihak dalam pembangunan infrastruktur.
Sri Mulyani menjelaskan bagaimana skema pembiayaan yang inovatif dapat diterapkan pada proyek-proyek yang berdampak langsung pada masyarakat, seperti transportasi publik, pengelolaan sampah, dan manajemen air bersih. Namun, ia juga menekankan pentingnya aspek kehati-hatian (prudent) dan mitigasi risiko dalam pengelolaan pembiayaan.
Pertemuan dengan perwakilan Bank Dunia tersebut semakin memperkuat kemitraan strategis antara Indonesia dan Bank Dunia dalam upaya pembangunan nasional.
Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan solusi pembiayaan yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.