Pemkab Kotim Pastikan Kuota Murid Sekolah Perintis Terpenuhi, Sempat Dikira Kedok Penculikan
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berhasil memenuhi kuota murid Sekolah Perintis setelah pendekatan intensif, meski sempat menghadapi kendala dan kecurigaan warga.
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berhasil memenuhi kuota murid untuk program Sekolah Perintis. Upaya pendekatan intensif kepada orang tua calon murid membuahkan hasil positif. Program ini merupakan cikal bakal Sekolah Rakyat yang diinisiasi Kementerian Sosial.
Wakil Bupati Kotim, Irawati, menyatakan bahwa kuota jenjang SMA telah terpenuhi dengan 55 anak. Sementara itu, untuk jenjang SD, 45 anak telah terdaftar, hanya kurang 10 anak lagi. Penjaringan calon siswa masih terus dilakukan untuk mencapai target.
Program Sekolah Perintis ini akan dibangun oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial. Lahan untuk pembangunan sekolah telah disediakan oleh pemerintah daerah. Ini menjadi langkah strategis dalam peningkatan akses pendidikan di Kotim.
Upaya Pemkab Kotim dan Capaian Kuota Murid
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) telah menunjukkan komitmen kuat dalam menyukseskan program Sekolah Perintis. Berbagai upaya pendekatan dilakukan untuk meyakinkan masyarakat. Hasilnya, kuota murid mulai terpenuhi secara signifikan.
Wakil Bupati Kotim, Irawati, menjelaskan rincian capaian kuota. Untuk jenjang SMA, 55 anak telah terdaftar dan memenuhi target yang ditetapkan. Angka ini menunjukkan antusiasme yang baik dari masyarakat.
Sementara itu, untuk jenjang SD, jumlah murid yang terdaftar mencapai 45 anak. Meskipun masih kurang 10 anak dari target, proses penjaringan terus berjalan. Pemkab Kotim optimistis dapat segera memenuhi sisa kuota tersebut.
Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras tim Pemkab Kotim. Mereka berinteraksi langsung dengan calon orang tua murid. Pendekatan persuasif menjadi kunci utama dalam meyakinkan warga.
Tantangan Awal dan Perubahan Persepsi Masyarakat
Pada awalnya, program Sekolah Perintis menghadapi sejumlah tantangan, terutama dalam penjaringan siswa SD. Banyak orang tua merasa keberatan anaknya harus tinggal di asrama pada usia yang masih sangat muda. Hal ini menjadi kendala utama.
Namun, melalui pendekatan intensif yang dilakukan oleh Wakil Bupati Irawati bersama dinas terkait, respons masyarakat mulai berubah. Dari penolakan, kini banyak orang tua menyambut baik program ini. Antusiasme mereka meningkat drastis.
Kehadiran langsung pimpinan daerah sangat berperan dalam membangun kepercayaan masyarakat. Sebelumnya, banyak warga yang skeptis dan memiliki berbagai praduga negatif. Mereka sempat mengira ini adalah sekolah untuk orang miskin atau bahkan kedok penculikan anak.
Setelah penjelasan langsung dan penayangan video Sekolah Rakyat dari Kemensos, keraguan tersebut sirna. Masyarakat, termasuk anak-anak, menjadi tertarik dan senang dengan konsep sekolah ini. Ini menunjukkan pentingnya komunikasi yang transparan.
Optimisme Pemenuhan Kuota dan Dukungan Kemensos
Dengan respons positif dari masyarakat, Pemkab Kotim kini sangat optimistis dapat memenuhi kuota yang ditetapkan Kementerian Sosial (Kemensos). Bahkan, adanya kebijakan tambahan 10 persen dari kuota awal tidak menjadi masalah. Ini menunjukkan kesiapan Pemkab.
Sekolah Perintis ini merupakan cikal bakal Sekolah Rakyat yang akan dibangun oleh Pemerintah Pusat. Kemensos akan menjadi pihak utama yang mengimplementasikan program ini. Lahan yang dibutuhkan sudah disiapkan oleh pemerintah daerah.
Program ini diharapkan dapat memberikan akses pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak di Kotim. Konsep asrama juga bertujuan membentuk kemandirian siswa. Ini adalah investasi jangka panjang untuk sumber daya manusia daerah.
Kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat menjadi kunci keberhasilan program ini. Dukungan dari Kemensos memastikan standar pendidikan yang berkualitas. Pemkab Kotim siap mendukung penuh implementasi program ini.