Pertumbuhan Ekonomi Sulut 5,62 Persen di Triwulan I-2025: Dorongan Hari Raya dan Penurunan Tarif Listrik
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara mencapai 5,62 persen pada triwulan I-2025, didorong oleh hari raya keagamaan, penurunan tarif listrik, dan pencairan THR, meskipun mengalami kontraksi 7,66 persen secara kuartalan.
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) pada triwulan pertama tahun 2025 mencapai 5,62 persen (year on year/y-on-y). Hal ini diumumkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut, Aidil Adha, di Manado pada Senin, 5 Mei 2025. Pertumbuhan ini terjadi meskipun ekonomi Sulut mengalami kontraksi sebesar 7,66 persen (quarter to quarter/q-to-q) pada periode yang sama. Aidil menjelaskan beberapa faktor pendorong pertumbuhan ekonomi tersebut, termasuk dampak positif hari raya keagamaan, penurunan tarif listrik, pencairan Tunjangan Hari Raya (THR), dan stabilisasi harga pangan.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulut pada triwulan I-2025 mencapai angka yang signifikan. Berdasarkan harga berlaku, PDRB mencapai Rp47,30 triliun, sementara berdasarkan harga konstan 2010 mencapai Rp26,58 triliun. Angka-angka ini menunjukkan gambaran ekonomi Sulut yang cukup dinamis, dengan pertumbuhan yang positif secara tahunan namun mengalami penurunan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi Sulut yang positif ini didorong oleh beberapa sektor. Dari sisi produksi, sektor Transportasi dan Pergudangan mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 14,55 persen. Sementara itu, dari sisi pengeluaran, ekspor luar negeri menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan sebesar 32,31 persen. Kontribusi sektor-sektor ini menunjukkan potensi ekonomi Sulut yang beragam dan perlu terus dikembangkan.
Sektor Pendorong dan Penghambat Pertumbuhan Ekonomi Sulut
Pertumbuhan ekonomi Sulut yang mencapai 5,62 persen (y-on-y) pada triwulan I-2025 didorong oleh beberapa faktor kunci. Seperti yang disampaikan Aidil Adha, peningkatan konsumsi masyarakat akibat hari raya keagamaan, penurunan tarif listrik, dan pencairan THR memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian daerah. Stabilisasi harga pangan juga turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil.
Namun, di sisi lain, ekonomi Sulut juga mengalami kontraksi 7,66 persen (q-to-q). Kontraksi ini terutama disebabkan oleh penurunan di sektor konstruksi yang mengalami penurunan sebesar 24,11 persen. Dari sisi pengeluaran, impor luar negeri juga mengalami kontraksi yang cukup dalam, mencapai 40,09 persen. Hal ini menunjukkan adanya tantangan yang perlu diatasi untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Sulut.
Struktur ekonomi Sulut masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang berkontribusi sebesar 21,47 persen terhadap PDRB. Sementara dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi komponen terbesar dengan kontribusi 44,75 persen. Pemerintah Provinsi Sulut berharap data ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Analisis Lebih Dalam Pertumbuhan Ekonomi Sulut
Data BPS menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Sulut pada triwulan I-2025 didorong oleh peningkatan aktivitas ekonomi di beberapa sektor. Sektor transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan signifikan, menunjukkan peningkatan mobilitas barang dan jasa. Sementara itu, pertumbuhan ekspor luar negeri yang tinggi menunjukkan peningkatan daya saing produk Sulut di pasar internasional. Hal ini menandakan potensi besar yang dimiliki Sulut untuk terus meningkatkan perekonomiannya.
Meskipun demikian, kontraksi ekonomi secara kuartalan perlu menjadi perhatian serius. Penurunan tajam di sektor konstruksi dan impor luar negeri menunjukkan adanya tantangan yang perlu diatasi. Pemerintah perlu melakukan evaluasi dan mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi hambatan tersebut, misalnya dengan meningkatkan investasi di sektor konstruksi dan diversifikasi pasar ekspor.
Data ini memberikan gambaran yang komprehensif mengenai kondisi ekonomi Sulut. Pemerintah Provinsi Sulut, melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), menyatakan bahwa data ini sangat bermanfaat untuk perencanaan pembangunan yang lebih terarah dan berkelanjutan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika ekonomi daerah, pemerintah dapat mengambil kebijakan yang tepat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Sebagai penutup, pertumbuhan ekonomi Sulut sebesar 5,62 persen (y-on-y) di triwulan I-2025 merupakan kabar positif, namun perlu diimbangi dengan upaya untuk mengatasi kontraksi ekonomi secara kuartalan. Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan perlu bekerja sama untuk memastikan pertumbuhan ekonomi Sulut tetap berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.