Polresta Mataram Usut Kasus Asusila Anak 4 Tahun: Terlapor Dijemput, Keluarga Minta Keadilan
Polresta Mataram tengah menangani kasus dugaan asusila terhadap anak usia 4 tahun; terlapor telah dijemput dan diperiksa, namun keluarga korban mendesak agar proses hukum berjalan cepat.
Polresta Mataram, Nusa Tenggara Barat, tengah menangani kasus dugaan asusila terhadap seorang anak perempuan berusia 4 tahun. Peristiwa yang terjadi pada 8 April 2025 ini terungkap setelah korban mengeluh sakit pada bagian kemaluannya dan ditemukan luka robek saat diperiksa di puskesmas dan Rumah Sakit Bhayangkara Mataram. Terlapor, F (45), yang merupakan tetangga korban, telah dijemput dan diperiksa oleh pihak kepolisian. Keluarga korban, melalui kuasa hukumnya, mendesak agar proses hukum berjalan lancar dan tuntas.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena melibatkan anak kecil dan terlapor yang merupakan tetangga korban. Kepolisian bertindak cepat dengan menjemput terlapor untuk mencegah gangguan keamanan dan ketertiban di lingkungan sekitar. "Kami jemput untuk langsung kami periksa," kata Kepala Satreskrim Polresta Mataram, AKP Regi Halili, dalam keterangannya di Mataram, Selasa.
Proses penyelidikan melibatkan berbagai pihak, termasuk ahli dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, untuk memastikan keadilan bagi korban. Polisi menegaskan akan bertindak profesional dan mengedepankan bukti dalam proses hukum. "Tidak bisa serta merta menetapkan tersangka dan menahan orang tanpa ada alat bukti," tegas AKP Regi.
Terlapor Dijemput, Keluarga Korban Bertanya Keadilan
Penjemputan terlapor F oleh pihak kepolisian disambut beragam reaksi dari masyarakat. Sejumlah warga mendatangi Mapolresta Mataram untuk mempertanyakan perkembangan kasus ini. Keluarga korban, diwakili kuasa hukumnya, Johan Rahmatullah, mengungkapkan kekhawatiran mereka atas lambannya proses hukum. "Kami pertanyakan karena terlapor F kini dilepas," ujar Johan.
Johan menjelaskan bahwa korban mengalami trauma psikologis pasca kejadian. "Setiap melihat terlapor, korban selalu ketakutan," tambahnya. Keluarga korban berharap agar polisi segera menetapkan tersangka dan menindak tegas terlapor sesuai hukum yang berlaku. Mereka mendesak agar kasus ini ditangani secara serius dan profesional.
AKP Regi menjelaskan bahwa pemeriksaan pada tahap awal juga mengarah pada pelapor dari pihak keluarga korban, dan penelusuran unsur perbuatan melawan hukum akan melibatkan ahli dari LPA Kota Mataram. Proses gelar perkara akan dilakukan setelah pemeriksaan selesai. Polisi menekankan pentingnya bukti dalam proses hukum, minimal dua alat bukti, sebelum menetapkan tersangka.
Polisi juga memastikan akan terus berkoordinasi dengan pihak keluarga korban dan LPA untuk memastikan perlindungan dan pemulihan psikologis korban. Proses hukum akan terus berjalan sesuai prosedur yang berlaku.
Kronologi Kejadian dan Modus Operandi
Dugaan peristiwa asusila terjadi saat korban bermain hujan bersama teman-temannya di dekat rumah. Istri terlapor memanggil mereka untuk makan. Korban kemudian diajak terlapor masuk ke kamar, dan diduga di situlah tindakan asusila terjadi. Modus operandi ini menunjukkan pentingnya pengawasan terhadap anak-anak, terutama di lingkungan sekitar.
Keluhan korban yang awalnya disampaikan kepada bibinya menjadi titik awal pengungkapan kasus ini. Pemeriksaan di puskesmas dan Rumah Sakit Bhayangkara Mataram mengkonfirmasi adanya luka robek pada kemaluan korban, yang menjadi bukti kuat dugaan tindak pidana asusila. Kasus ini menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat akan perlindungan anak dan peran penting keluarga dalam mengawasi anak-anak.
Pihak kepolisian berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi korban. Proses hukum akan terus berlanjut, dengan harapan agar pelaku dapat dihukum sesuai dengan perbuatannya. Kasus ini juga menjadi pengingat pentingnya perlindungan anak dan pengawasan dari lingkungan sekitar untuk mencegah terjadinya hal serupa di masa mendatang.
Proses hukum yang transparan dan akuntabel diharapkan dapat memberikan rasa aman dan keadilan bagi korban dan keluarganya. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan lembaga perlindungan anak, sangat penting dalam penanganan kasus ini.
Kesimpulan
Kasus dugaan asusila terhadap anak di Mataram ini menyoroti pentingnya perlindungan anak dan penegakan hukum yang tegas. Polresta Mataram tengah bekerja keras mengusut kasus ini, dengan melibatkan berbagai pihak untuk memastikan keadilan bagi korban. Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih peduli dan melindungi anak-anak dari ancaman kekerasan seksual.