Sabo Dam Antisipasi Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Segera Dibangun
Kementerian PU akan membangun sembilan sabo dam di Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat, untuk mengantisipasi banjir lahar dingin Gunung Marapi, dengan total anggaran Rp225 miliar.
Gunung Marapi di Sumatera Barat baru-baru ini erupsi, meningkatkan risiko banjir lahar dingin. Untuk mengantisipasi bencana tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) segera membangun sembilan sabo dam di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam. Langkah cepat ini diambil setelah Menteri PU, Dody Hanggodo, melakukan kunjungan kerja dan meninjau lokasi yang terdampak serta rencana pembangunan sabo dam tersebut.
Pembangunan sabo dam ini merupakan upaya pemerintah pusat dalam melindungi masyarakat dari potensi bahaya banjir lahar dingin. Sabo dam sendiri merupakan bangunan pengendali aliran lahar dingin yang dibangun melintang di alur sungai untuk menahan dan menampung material sedimen yang terbawa aliran air. Proyek ini direncanakan akan dimulai pada Agustus 2025.
Anggaran yang telah disiapkan untuk pembangunan sembilan sabo dam ini mencapai Rp225 miliar, dengan perkiraan biaya Rp25 miliar per sabo dam. Namun, kebutuhan sebenarnya jauh lebih besar, mencapai 56 unit sabo dam untuk seluruh Sumatera Barat. Pemerintah tengah berupaya untuk menambah jumlah sabo dam yang akan dibangun, dan telah melakukan komunikasi dengan DPR RI untuk mendukung percepatan realisasi proyek ini.
Pembangunan Sabo Dam di Tanah Datar dan Agam
Dari sembilan sabo dam yang akan dibangun, enam akan berada di Kabupaten Tanah Datar dan tiga di Kabupaten Agam. Lokasi pembangunan sabo dam di Tanah Datar telah ditentukan, meliputi tiga di Batang Malana (Nagari Sungai Jambu, Kecamatan Pariangan), satu di Batang Anai (Nagari Singgalang, Kecamatan X Koto), dan dua di Batang Pagu-Pagu (Nagari Pandai Sikek, Kecamatan X Koto). Bupati Tanah Datar, Eka Putra, menyatakan bahwa proses lelang akan dilakukan pada bulan ini, dan pengerjaan fisik di Batang Malana akan dimulai pada Agustus 2025.
Meskipun pada tahap awal telah dianggarkan Rp285 miliar untuk pembangunan 25 sabo dam, baru Rp69 miliar yang telah dicairkan untuk enam sabo dam. Hal ini menunjukkan tantangan dalam proses pengadaan dan pencairan anggaran untuk proyek infrastruktur berskala besar seperti ini. Namun, komitmen pemerintah untuk menyelesaikan proyek ini tetap kuat, mengingat pentingnya perlindungan masyarakat dari ancaman bencana lahar dingin.
Proses pembangunan sabo dam ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari Kementerian PU, pemerintah daerah, hingga DPR RI. Koordinasi dan kolaborasi yang baik antar lembaga sangat krusial untuk memastikan proyek ini berjalan lancar dan tepat waktu. Keberhasilan pembangunan sabo dam ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan mengurangi risiko kerugian akibat banjir lahar dingin di masa mendatang.
Total Kebutuhan Sabo Dam dan Anggaran
Meskipun proyek ini akan membangun sembilan sabo dam, total kebutuhan sabo dam di Sumatera Barat untuk mengantisipasi potensi banjir lahar dingin mencapai 56 unit. Hal ini menunjukkan skala besar tantangan yang dihadapi dalam upaya mitigasi bencana di wilayah tersebut. Anggaran yang dibutuhkan untuk membangun seluruh sabo dam tersebut tentu sangat signifikan dan memerlukan perencanaan serta pengelolaan keuangan yang matang.
Pemerintah terus berupaya untuk mendapatkan tambahan anggaran dan mempercepat proses pembangunan. Komunikasi dengan DPR RI dilakukan untuk memastikan dukungan dan percepatan proses pengadaan. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran juga menjadi hal yang penting untuk memastikan dana yang dialokasikan digunakan secara efektif dan efisien.
Proyek pembangunan sabo dam ini merupakan contoh nyata komitmen pemerintah dalam melindungi masyarakat dari ancaman bencana. Semoga dengan adanya sabo dam ini, risiko banjir lahar dingin dapat diminimalisir dan masyarakat dapat hidup dengan lebih aman dan nyaman.
Pembangunan sabo dam ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang optimal bagi masyarakat di sekitar Gunung Marapi dari ancaman bahaya lahar dingin. Keberhasilan proyek ini akan menjadi contoh baik dalam upaya mitigasi bencana di Indonesia.