Sebuah Sejarah Baru: Enam Mantan Napi Teroris Ikuti Upacara HUT ke-80 RI di Babel
Enam mantan napi teroris di Bangka Belitung menciptakan sejarah baru dengan mengikuti Upacara HUT ke-80 RI. Ini menjadi bukti komitmen mereka kembali ke NKRI.
Pangkalpinang, Bangka Belitung – Sebuah momen bersejarah terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 17 Agustus 2025. Sebanyak enam mantan narapidana teroris turut serta dalam Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Kehadiran mereka di halaman Kantor Gubernur Babel menjadi sorotan utama dalam perayaan kemerdekaan.
Partisipasi keenam individu ini merupakan manifestasi nyata dari keberhasilan program deradikalisasi. Mereka menunjukkan komitmen kuat untuk kembali sepenuhnya ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Langkah ini sekaligus mengirimkan pesan penting kepada masyarakat luas tentang reintegrasi sosial.
Kepala Satuan Tugas Wilayah Kepulauan Bangka Belitung Densus 88 Anti Teror Polri, AKBP Maslikan, menegaskan hal tersebut. Ia menjelaskan bahwa keikutsertaan mereka adalah bukti nyata keseriusan dalam pembinaan. Proses ini telah berlangsung sejak mereka berada di lembaga pemasyarakatan.
Proses Deradikalisasi dan Pembinaan Komprehensif
Pembinaan terhadap para mantan narapidana teroris ini telah dilakukan secara intensif. Sejak berada di dalam lembaga pemasyarakatan, mereka mendapatkan program deradikalisasi. Pendekatan yang digunakan meliputi aspek keagamaan dan juga kewirausahaan.
AKBP Maslikan menjelaskan bahwa Densus 88 Anti Teror Polri terus mendampingi mereka. Setelah bebas, para mantan napi teroris ini diberikan bimbingan untuk berperan aktif di masyarakat. Beberapa di antaranya bahkan mengajar di pesantren atau memulai usaha mandiri.
Tujuan utama dari pembinaan ini adalah memastikan mereka tidak hanya kembali secara pasif. Diharapkan mereka dapat berkontribusi aktif demi kemajuan bangsa dan negara. Upaya ini merupakan bagian dari strategi nasional dalam penanggulangan terorisme.
Komitmen Kembali ke NKRI dan Peran di Masyarakat
Keenam mantan narapidana teroris yang hadir dalam upacara tersebut adalah Rian Gunadi, Ilham Alfarizi, Janadi Abdul Qohar, Agus Setianto, Sumarsono, dan Ikhwan Fuad. Mereka mengikuti upacara yang dipimpin langsung oleh Gubernur Babel, Hidayat Arsani. Kehadiran mereka menjadi simbol kuat rekonsiliasi dan penerimaan.
Salah satu dari mereka, Janadi Abdul Qohar, mengungkapkan perasaannya. Ia menyebut keikutsertaan dalam Upacara HUT RI ini sebagai sejarah baru yang penuh makna. Dirinya merasa kembali merdeka dan bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia.
Abdul Qohar juga mengakui bahwa sejak tahun 2021, ia telah dibina oleh Densus 88 dan BNPT. Ia menyadari sepenuhnya kesalahan yang telah diperbuat di masa lalu. Komitmen untuk kembali ke pangkuan NKRI adalah prioritas utama baginya dan rekan-rekannya.
Menjadi Agen Perdamaian dan Pencegahan Radikalisasi
Densus 88 berharap para mantan napi teroris ini dapat menjadi agen perdamaian di komunitas mereka. Peningkatan peran di bidang pendidikan dan ekonomi sangat ditekankan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya radikalisasi ulang di masa mendatang.
Janadi Abdul Qohar sendiri bertekad menjadi duta agen perdamaian. Ia ingin agar generasi muda tidak mengikuti jejak keliru yang pernah ia lakukan. Tujuannya adalah mencegah tindakan yang merugikan masyarakat, bangsa, dan negara.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa upaya deradikalisasi tidak berhenti pada pembebasan. Namun, terus berlanjut hingga mereka benar-benar terintegrasi. Dukungan dari berbagai pihak sangat penting untuk keberlanjutan program ini.