Tahukah Anda? Honduras Dikecualikan dari Kebijakan Tarif Trump yang Baru
Pemerintah AS secara resmi mengecualikan Honduras dari daftar negara terdampak tarif baru Presiden Trump. Keputusan ini mencerminkan hubungan bilateral yang kuat.
Pemerintah Amerika Serikat secara resmi mengecualikan Honduras dari daftar negara yang terdampak kebijakan tarif baru sebesar 10 persen. Keputusan ini diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Honduras, Javier Bu Soto, yang menyatakan kepuasannya atas perkembangan tersebut. Bu Soto menyampaikan informasi ini melalui platform X setelah kunjungan resmi ke Washington.
Pengecualian ini menjadi sorotan di tengah pemberlakuan tarif baru oleh Presiden AS Donald Trump yang akan berlaku mulai 7 Agustus. Tarif ini sebelumnya telah ditandatangani pada 31 Juli, memengaruhi barang-barang dari lebih dari 60 negara dengan besaran antara 15 hingga 41 persen. Kebijakan ini merupakan kelanjutan dari upaya AS dalam menyeimbangkan defisit perdagangan.
Wakil Menteri Perdagangan AS, William Kimmitt, secara langsung menginformasikan pengecualian ini kepada Bu Soto dalam sebuah diskusi substantif. Pembahasan tersebut mencakup kebijakan tarif, perdagangan bilateral, serta proyek Jalur Kereta Api Antarsamudra. Keputusan Washington ini dinilai sebagai indikator tingginya tingkat hubungan bilateral antara kedua negara.
Latar Belakang Kebijakan Tarif AS
Kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump bukanlah hal baru dalam administrasi pemerintahannya. Pada 2 April, Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif "resiprokal" sebesar 10 persen atas impor. Tarif ini bahkan lebih tinggi untuk 57 negara tertentu, mulai berlaku pada 9 April, dengan alasan defisit perdagangan AS yang signifikan.
Menyusul pemberlakuan awal tersebut, lebih dari 75 negara mengajukan permohonan negosiasi daripada mengambil tindakan pembalasan. Akibatnya, tarif dasar 10 persen diberlakukan selama 90 hari, berakhir pada 9 Juli. Namun, dua hari sebelum tenggat waktu tersebut, Trump memperpanjang penangguhan tarif yang lebih tinggi hingga 1 Agustus, memberikan sinyal kepada sejumlah negara tentang potensi tarif yang lebih tinggi.
Puncak dari kebijakan ini adalah penandatanganan dekrit pada Kamis, 31 Juli, yang menetapkan tarif antara 15 persen hingga 41 persen. Tarif ini akan berlaku untuk barang-barang yang dipasok ke AS dari lebih dari 60 negara, efektif mulai 7 Agustus. Kebijakan ini menunjukkan komitmen AS dalam merevisi struktur perdagangan global yang dianggap tidak adil.
Diplomasi dan Dampak Bagi Honduras
Menteri Luar Negeri Honduras, Javier Bu Soto, menggarisbawahi bahwa pengecualian negaranya dari tarif AS adalah hasil dari upaya diplomatik yang intens. Ia menilai keputusan Washington tersebut merefleksikan tingkat hubungan bilateral yang sangat baik antara Honduras dan Amerika Serikat. Ini menunjukkan bahwa dialog dan negosiasi memiliki peran krusial dalam kebijakan perdagangan internasional.
Bu Soto juga menyatakan komitmen Honduras untuk terus mendorong liberalisasi perdagangan dan menurunkan tarif di sektor-sektor ekonomi utama. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi ekonomi Honduras di kancah global. Selain itu, Honduras berupaya membangun hubungan saling percaya dengan pemerintahan AS saat ini.
Hubungan ini tidak hanya terbatas pada isu perdagangan, tetapi juga mencakup aspek-aspek penting lainnya seperti keamanan, pertahanan, migrasi, dan pembangunan ekonomi. Kerjasama yang komprehensif ini diharapkan dapat membawa manfaat jangka panjang bagi kedua negara. Pengecualian tarif ini menjadi bukti konkret dari kemitraan strategis yang terjalin erat.