Tahukah Anda? Hutan Mangrove Serap 1.000 Ton Karbon, Pertamina Sumbagut Gencarkan Penanaman Bakau Antisipasi Abrasi
Pertamina Sumbagut menanam 1.000 bibit bakau di Padang Pariaman sebagai upaya antisipasi abrasi pantai. Penanaman bakau ini juga berperan besar dalam menyerap karbon dan menjaga ekosistem pesisir.
PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Minangkabau menginisiasi aksi konservasi lingkungan. Mereka menanam sebanyak 1.000 bibit bakau di pesisir Pantai Tiram, yang berlokasi di Nagari Seulayat Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (9/8) sebagai langkah strategis untuk mencegah abrasi pantai yang mengancam wilayah pesisir.
Inisiatif penanaman bakau ini merupakan bagian integral dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina. Aksi tersebut dikemas dalam inisiatif program bernama Rancak Ulakan, yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat nagari berbasis konservasi. Kegiatan ini juga bertepatan dengan rangkaian peringatan Hari Mangrove Sedunia, menegaskan komitmen perusahaan terhadap pelestarian ekosistem.
Bona Prapanca, Supervisor Received Sales and Distribution AFT Minangkabau PT Pertamina Patra Niaga, menjelaskan bahwa aksi ini adalah wujud nyata komitmen Pertamina. Tujuan utamanya adalah mendukung pelestarian lingkungan sekaligus mengembangkan kemandirian masyarakat pesisir. Berbagai pihak, mulai dari instansi pemerintah hingga komunitas lokal, turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan mulia ini, termasuk dalam upaya penanaman bakau.
Manfaat Vital Hutan Mangrove bagi Lingkungan dan Udara
Hutan mangrove memiliki peran krusial yang jauh melampaui sekadar penahan abrasi pantai. Ekosistem ini sangat penting dalam menjaga garis pantai agar tidak tergerus oleh gelombang laut. Selain itu, hutan mangrove juga berkontribusi besar dalam memperbaiki kualitas udara yang kita hirup sehari-hari, menjadikannya paru-paru alami bagi bumi.
Salah satu fakta menarik adalah kemampuan hutan mangrove sebagai penyerap karbon alami yang sangat efektif. Satu hektare hutan mangrove diketahui mampu menyerap hingga 1.000 ton karbon dioksida setiap tahun. Kapasitas penyerapan karbon yang luar biasa ini sangat membantu dalam menekan dampak pemanasan global. Dengan demikian, penanaman bakau secara langsung mendukung upaya menciptakan udara yang lebih bersih dan sehat.
Melalui program penanaman bakau, Pertamina dan pihak terkait secara tidak langsung berkontribusi pada peningkatan kadar oksigen di atmosfer. Hal ini menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi manusia dan seluruh makhluk hidup di sekitarnya. Konservasi mangrove menjadi investasi jangka panjang untuk keberlanjutan ekosistem dan kesehatan planet.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Konservasi Berkelanjutan
Aksi lingkungan yang digagas Pertamina ini melibatkan sinergi berbagai pihak, menunjukkan semangat kolaborasi yang kuat. Instansi pemerintah daerah, aparat nagari, komunitas lokal, hingga masyarakat umum turut serta dalam kegiatan penanaman bakau ini. Keterlibatan banyak pihak ini memperkuat dampak positif dari inisiatif konservasi.
Wali Nagari Seulayat Ulakan, Idris, menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif Pertamina AFT Minangkabau. Ia menekankan bahwa kepedulian terhadap lingkungan, khususnya kawasan pesisir pantai, sangat berarti. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya sekadar menanam pohon bakau, melainkan sebuah harapan besar bagi masa depan lingkungan dan masyarakat di wilayahnya.
Senada dengan Idris, Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga Kabupaten Padang Pariaman, Wiwik Herawati, menyambut baik kolaborasi ini. Ia menegaskan bahwa konservasi mangrove tidak hanya urusan lingkungan semata. Namun, juga memiliki keterkaitan erat dengan pengembangan pariwisata berkelanjutan, yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal, sejalan dengan tujuan penanaman bakau ini.