Terungkap! 120 Ekor Sapi di Maros Terinfeksi PMK, Ini Upaya Mahasiswa Unhas Atasi Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Sapi
Sebanyak 120 ekor sapi di Maros terkonfirmasi positif PMK Sapi. Simak bagaimana mahasiswa Unhas berkolaborasi dengan pemerintah setempat untuk mengatasi wabah penyakit mulut dan kuku ini.
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menjadi perhatian serius di sektor peternakan Indonesia. Sebanyak 120 ekor sapi di Desa Pattiro Deceng, Kecamatan Camba, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, dilaporkan terkonfirmasi positif PMK. Temuan ini didapat setelah pemeriksaan menyeluruh terhadap 398 ekor sapi ternak milik warga setempat.
Situasi ini memicu keprihatinan mendalam di kalangan peternak dan pihak terkait. Penyakit mulut dan kuku sapi dapat menyebabkan kerugian ekonomi signifikan akibat penurunan produktivitas ternak. Oleh karena itu, penanganan cepat dan tepat sangat dibutuhkan untuk mengendalikan penyebaran wabah ini.
Dalam upaya mengatasi penyebaran PMK Sapi, mahasiswa dari Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Himakaha Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar turut serta. Mereka berkolaborasi dengan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Maros dalam program pengabdian masyarakat. Aksi ini bertujuan memberikan edukasi, pengobatan, serta vaksinasi gratis kepada ternak yang terinfeksi.
Kolaborasi Mahasiswa Unhas dalam Penanganan PMK Sapi
Ketua PPK Ormawa Himakaha FK Unhas Makassar, Ahmad Rayhan Putra Hasrun, menjelaskan bahwa keterlibatan mahasiswa merupakan bagian integral dari program pengabdian masyarakat. Timnya tidak hanya merekrut relawan, tetapi juga mengurus administrasi dan mendampingi langsung di lapangan. Sinergi ini diharapkan dapat terus berlanjut untuk menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat desa.
Tim gabungan dari Unhas, yang terdiri dari mahasiswa peternakan, kedokteran hewan, dan disiplin ilmu lainnya, turun langsung ke lokasi. Mereka tidak hanya fokus pada pemeriksaan dan pengobatan, tetapi juga memberikan edukasi komprehensif kepada para peternak. Edukasi ini mencakup cara mengenali gejala PMK, tindakan pencegahan, serta pentingnya menjaga kebersihan kandang dan lingkungan ternak.
Langkah konkret yang diambil oleh tim Unhas adalah pemberian vaksinasi dan vitamin secara gratis kepada sapi yang terinfeksi. Program ini bertujuan untuk mempercepat pemulihan ternak dan mencegah penyebaran lebih lanjut. Inisiatif ini sangat membantu peternak yang mungkin kesulitan mengakses layanan kesehatan hewan secara mandiri.
Pentingnya Sinergi dan Dampak Positif Program
Kepala UPTD Puskeswan Maros, drh. Nana, menyambut baik dan mengapresiasi program vaksinasi serta pemberian vitamin gratis ini. Beliau menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan institusi pendidikan seperti Unhas. Sinergi ini sangat krusial untuk memperluas jangkauan program vaksinasi dan penanganan wabah PMK Sapi, mengingat keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki Puskeswan.
Program ini tidak hanya menjadi bentuk intervensi kesehatan hewan, tetapi juga memberikan pembelajaran bermakna bagi mahasiswa. Dosen pendamping PPK Ormawa, drh. Muh. Ardiansyah Nurdin, menyoroti bahwa kegiatan ini menjadi sarana efektif untuk membentuk karakter kepemimpinan dan rasa pengabdian sosial mahasiswa. Pengalaman langsung di lapangan mengajarkan empati dan tanggung jawab kepada masyarakat.
Kegiatan pengabdian masyarakat semacam ini dinilai sangat jarang dilakukan karena melibatkan sinergi nyata antara berbagai pihak, termasuk aparat desa dan pemerintah. Dukungan penuh diberikan karena dampak positifnya terasa langsung oleh masyarakat peternak. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi model bagi penanganan masalah serupa di wilayah lain, mempercepat pemulihan dan peningkatan kesejahteraan peternak.