Terungkap! Kebijakan Pro Petani Pemerintah Bawa Angin Segar, Harga Gabah Naik Signifikan
Pemerintah tegaskan komitmen kebijakan pro petani melalui penyesuaian harga gabah dan akses pupuk. Simak bagaimana petani merasakan dampak positifnya!
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmen pemerintah dalam menjalankan kebijakan pro petani. Langkah ini diambil untuk memperkuat ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan. Kebijakan tersebut mencakup penyesuaian harga gabah dan kemudahan akses pupuk subsidi.
Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) guna meningkatkan produktivitas. Mentan Amran menyatakan bahwa ini adalah wujud nyata keberpihakan Presiden terhadap kesejahteraan petani Indonesia. Upaya ini diharapkan mampu mewujudkan swasembada pangan.
Kebijakan pro petani ini telah dirasakan langsung oleh para petani di berbagai daerah. Mereka kini tidak hanya terbebas dari harga panen yang merugikan, tetapi juga lebih mudah mengakses berbagai fasilitas penunjang. Momentum Hari Ulang Tahun ke-80 RI dijadikan lompatan besar untuk sektor pertanian.
Komitmen Pemerintah Wujudkan Swasembada Pangan
Mentan Andi Amran Sulaiman secara lugas menyampaikan bahwa kebijakan dan bantuan pertanian akan terus digulirkan. Hal ini merupakan bentuk keberpihakan penuh pemerintah terhadap sektor pangan dan para petani di dalam negeri. Dukungan ini krusial untuk masa depan pertanian.
Dengan berbagai langkah strategis yang berpihak pada petani, pemerintah optimistis dapat mencapai swasembada pangan. Selain itu, upaya ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para pelaku utama di sektor pertanian. Visi besar ini menjadi prioritas utama.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus berupaya menciptakan ekosistem yang kondusif bagi petani. Ini termasuk memastikan ketersediaan sarana produksi dan stabilitas harga. Tujuannya adalah agar petani dapat bekerja dengan tenang dan hasil panen lebih maksimal.
Petani Jawa Rasakan Manfaat Stabilitas Harga Gabah
Jarwanto, seorang petani dari Desa Manggis, Boyolali, Jawa Tengah, menjadi salah satu saksi langsung perubahan positif ini. Ia menceritakan bahwa pada awal tahun 2025, harga gabah masih berada di angka Rp6.000 per kilogram. Angka tersebut masih di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Kondisi tersebut sempat mengingatkannya pada masa sulit ketika harga gabah jatuh hingga Rp4.500 per kilogram saat panen raya. Namun, situasi berubah drastis setelah Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025. Inpres ini mengatur pengadaan dan pengelolaan gabah/beras dalam negeri.
“Sekarang harga gabah basah sudah bisa Rp7.500 per kilogram. Itu jauh lebih menguntungkan petani,” ujar Jarwanto. Ia menambahkan bahwa kenaikan ini menunjukkan perhatian serius dari pemerintah. Stabilitas harga juga dirasakan pada komoditas jagung, yang kini mencapai Rp5.800 per kilogram dari sebelumnya Rp5.500 per kilogram.
Kenaikan harga ini membuat petani lebih bersemangat dan optimistis dalam mengelola lahan mereka. Selain itu, pemerintah juga memperkuat dukungan melalui bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) serta pupuk bersubsidi. Ini sangat membantu peningkatan produktivitas.
Dukungan Alsintan dan Irigasi Tingkatkan Produktivitas Petani Merauke
Dampak kebijakan pro petani juga terasa hingga di ujung timur Indonesia, tepatnya di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Margo, seorang petani lokal, bersama kelompoknya mengelola lahan seluas 183 hektare yang ditanami padi dan jagung. Mereka telah menerima berbagai bantuan alsintan.
Bantuan tersebut meliputi traktor besar, traktor kecil, hand tractor, hingga pompa air. “Alat itu memudahkan pengolahan lahan rawa,” jelas Margo. Kelompoknya juga aktif melakukan penangkaran benih Inpari 32 untuk memenuhi kebutuhan anggota. Rata-rata hasil panen mereka mencapai 4–5 ton per hektare.
Meskipun menghadapi tantangan seperti curah hujan tinggi yang menyebabkan padi rebah, Margo tetap menunjukkan optimisme. Baginya, perhatian pemerintah sudah sangat terasa, terutama dalam hal pembiayaan dan percepatan tanam. Ini memberikan semangat baru bagi petani.
Ke depan, Margo berharap dukungan untuk pembangunan jalan tani dan perbaikan irigasi dapat diperkuat lagi. “Itu yang paling dibutuhkan agar hasil bisa lebih maksimal,” pungkasnya. Dukungan infrastruktur ini krusial untuk meningkatkan efisiensi dan hasil panen.