Terungkap! Kontrak Baru WIKA Semester I 2025 Anjlok 58%, Namun Ada Kabar Baik soal Utang Perusahaan
PT Wijaya Karya (WIKA) mencatat penurunan signifikan pada kontrak baru WIKA di semester I 2025. Namun, perseroan berhasil menekan utang hingga triliunan rupiah. Bagaimana strategi WIKA?
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melaporkan kinerja keuangan yang bervariasi pada semester I 2025. Perusahaan konstruksi pelat merah ini mencatatkan penurunan signifikan pada perolehan kontrak baru dan penjualan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kontrak baru yang berhasil diraih WIKA tercatat senilai Rp4,33 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 58 persen secara year on year (yoy) dibandingkan Rp10,24 triliun pada semester I 2024.
Penurunan ini, menurut Sekretaris Perusahaan WIKA Ngatemin, disebabkan oleh kondisi pasar sektor infrastruktur yang menantang serta adanya kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah yang tertuang dalam Inpres No 1 Tahun 2025.
Kontrak Baru WIKA Menurun Akibat Kondisi Pasar dan Kebijakan Pemerintah
Kinerja perolehan kontrak baru PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) pada semester I 2025 menunjukkan tren penurunan yang cukup drastis. Dari total Rp10,24 triliun pada semester I 2024, nilai kontrak baru WIKA kini hanya mencapai Rp4,33 triliun.
Selain kontrak baru, penjualan perseroan juga mengalami penurunan. Tercatat penjualan WIKA pada semester I 2025 adalah senilai Rp5,85 triliun, menurun sekitar 22 persen (yoy) dari Rp7,53 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Ngatemin menjelaskan bahwa kondisi pasar konstruksi yang tertekan sejak tahun 2024 menjadi salah satu faktor utama. Ditambah lagi, adanya kebijakan efisiensi anggaran pemerintah melalui Instruksi Presiden (Inpres) No 1 Tahun 2025 turut memperparah situasi ini, memengaruhi omzet kontrak yang dapat diraih perseroan.
Strategi Penurunan Utang WIKA Melalui Disiplin Kas Operasional
Di tengah tantangan perolehan kontrak baru, WIKA menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengelolaan utang. Perseroan berhasil menekan utang usaha dari sebelumnya Rp39,9 triliun menjadi Rp33,6 triliun pada semester I 2025, atau terjadi penurunan sebesar Rp6,26 triliun.
Penurunan utang ini didorong oleh pelunasan pokok obligasi sukuk dan utang perbankan senilai Rp5,60 triliun dalam setahun terakhir. Pelunasan ini dilakukan dengan memanfaatkan kas operasional perseroan secara disiplin dan mandiri.
Selain itu, WIKA juga berhasil menurunkan utang usaha kepada mitra kerja sebesar Rp660 miliar pada semester I 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Langkah ini merupakan bagian dari penerapan delapan substream penyehatan keuangan perseroan.
Pilar utama dari upaya penyehatan keuangan ini adalah restrukturisasi keuangan yang telah difinalisasi pada 28 Februari 2024. Ngatemin menekankan bahwa keberhasilan ini mencerminkan pengelolaan kas operasional yang ketat dan upaya konsisten WIKA untuk terus mengurangi beban utang.
Perbaikan Arus Kas dan Selektivitas Proyek Masa Depan
Perbaikan arus kas WIKA tidak hanya berasal dari pengelolaan utang, tetapi juga didukung oleh percepatan penagihan piutang. Perseroan membentuk Divisi Asset Management dan mengintensifkan proses litigasi serta mediasi untuk menagih piutang yang ada.
Melalui upaya tersebut, WIKA berhasil menurunkan total piutang usaha sebesar Rp1,33 triliun dalam setahun terakhir. Ini menunjukkan komitmen perseroan dalam memperkuat posisi keuangan dan likuiditas.
Ke depan, WIKA akan menerapkan strategi yang lebih selektif dalam pemilihan proyek baru. Perseroan akan mengutamakan kontrak yang berbasis pembayaran bulanan (monthly progress payment), sebuah langkah untuk memastikan aliran kas yang lebih stabil dan mengurangi risiko.
Pendekatan ini diharapkan dapat membantu WIKA menjaga kesehatan finansialnya di tengah fluktuasi pasar konstruksi dan kebijakan pemerintah.