Waspada! Gawai Ancam Peran Orang Tua dalam Pengasuhan Anak, Ini Kata Mendukbangga
Mendukbangga ingatkan agar gawai tidak ambil alih pengasuhan anak, tekankan pentingnya peran orang tua dalam mendidik dan membentuk perilaku anak.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, mengingatkan masyarakat akan bahaya gawai dalam pengasuhan anak. Pasalnya, penggunaan gawai yang tidak terkontrol dapat mengurangi peran penting orang tua dalam mendidik dan membentuk karakter anak. Hal ini disampaikan pada hari Senin di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta.
Hasto Wardoyo menekankan bahwa seluruh anggota keluarga, terutama ayah sebagai kepala keluarga, harus terlibat aktif dalam pembentukan perilaku anak. Ia juga menambahkan, keluarga di seluruh dunia kini memiliki anggota baru, yaitu gawai, yang jika tidak dikelola dengan baik, akan mengancam pola pengasuhan anak.
“Semua anggota keluarga harus peduli dalam pembentukan perilaku serta berpartisipasi dalam pengasuhan anak, utamanya ayah sebagai sosok kepala keluarga. Jangan sampai pengasuhan anak diambil alih oleh handphone,” ujar Hasto Wardoyo. Ia juga menambahkan, "Kita saat ini punya keluarga baru, siapa itu? Handphone. Ini mesti menjadi catatan, handphone itu kadang jadi anak, ayah, orang tua, kadang jadi suami, istri, bahkan Tuhan."
Penggunaan Gawai Memengaruhi Perilaku Keluarga
Penggunaan gawai saat ini telah mengambil alih sebagian besar waktu keluarga di Indonesia. Kemendukbangga/BKKBN berupaya mengatasi masalah ini melalui perubahan perilaku. Hasto Wardoyo mengungkapkan bahwa ia memasukkan ponsel sebagai bagian dari keluarga yang memengaruhi perilaku.
Menurutnya, teknologi saat ini mengendalikan manusia. Oleh karena itu, fokus utama adalah mengelola perilaku dan algoritma di dalam gawai. Ia juga menekankan pentingnya mengubah keluarga sebagai langkah awal mengendalikan negara, karena keluarga memegang peranan penting dalam pengendalian perilaku.
“Saya memasukkan ponsel sebagai bagian dari keluarga yang memengaruhi perilaku kita. Hari ini, teknologi mengendalikan kita, maka yang kita urus itu perilaku, algoritma di handphone,” jelasnya.
Pencegahan Perilaku Menyimpang Dimulai dari Keluarga
Wihaji menekankan pentingnya pencegahan perilaku menyimpang dimulai dari keluarga. Pemerintah terus berupaya mengedukasi keluarga dan masyarakat untuk mengatasi perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan kodrat manusia.
Menurutnya, pemerintah memiliki tugas untuk terus memberikan edukasi kepada keluarga dan masyarakat terkait perilaku. Ia juga menyoroti bagaimana gawai sebagai bagian dari keluarga baru memengaruhi banyak aspek kehidupan, sehingga edukasi mengenai hal ini perlu dilakukan secara berkelanjutan kepada masyarakat Indonesia.
“Tugas kita menjelaskan dan jangan kapok edukasi tentang beberapa hal yang berkaitan dengan perilaku, maka seperti yang sudah saya bilang, handphone itu bagian dari keluarga. Kita hari ini mesti memperhatikan, bagaimana sebagai keluarga baru, handphone itu memengaruhi banyak hal, dan itu menjadi sesuatu yang mesti kita edukasi terus secara terus menerus kepada masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Untuk mengatasi berbagai perilaku menyimpang, pemerintah memiliki tugas untuk terus memberikan edukasi kepada keluarga dan masyarakat. Hasto Wardoyo mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih bijak dalam penggunaan gawai, terutama dalam konteks pengasuhan anak. Peran orang tua tidak bisa digantikan oleh teknologi, dan keluarga harus menjadi garda terdepan dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa.