Kemenbud Perkuat Talenta Sastra Lewat Singaraja Literary Festival 2025: Menguak Energi Penyembuhan 'Buda Kecapi'
Kementerian Kebudayaan memperkuat talenta sastra melalui Singaraja Literary Festival 2025 di Bali, mengangkat tema 'Buda Kecapi' yang menyimpan nilai penyembuhan semesta.
Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) kembali menunjukkan komitmennya dalam memajukan ekosistem sastra dan bahasa di Indonesia. Melalui dukungan penuh terhadap Singaraja Literary Festival (SLF) 2025, Kemenbud berupaya memperkuat talenta sastra nasional. Festival ini akan diselenggarakan di Buleleng, Bali, menjadi wadah penting bagi para pegiat sastra.
Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kemenbud, Ahmad Mahendra, menegaskan peran krusial festival sastra. Menurutnya, festival semacam ini berpotensi besar menjadi motor penggerak pemajuan kebudayaan. Oleh karena itu, bidang sastra kini menjadi salah satu fokus utama kementerian.
Pembukaan festival pada Jumat (25/7) di Bali menandai dimulainya sinergi antara SLF dan program penguatan festival sastra Kemenbud. Langkah strategis ini diharapkan mampu menjaga kesinambungan nilai, inovasi, serta pelibatan publik dalam dunia kesusastraan. Berita ini dirilis pada Sabtu (26/7) di Jakarta.
Komitmen Kemenbud dan Peran Strategis Singaraja Literary Festival
Kementerian Kebudayaan memilih Singaraja Literary Festival sebagai mitra utama dalam program pengembangan sastra. Pilihan ini didasari oleh pandangan bahwa SLF merupakan peristiwa penting dalam lanskap kesusastraan. Festival ini mampu menjembatani pengetahuan dari masa lalu dengan praktik kesenian kontemporer.
Ahmad Mahendra menekankan bahwa SLF tidak hanya sekadar festival, tetapi juga pusat produksi pengetahuan. Festival ini berfokus pada riset dan berbasis lokalitas, menjadikannya unik dan relevan. Dukungan keberlanjutan festival seperti ini sangat penting untuk menjaga nilai-nilai budaya dan mendorong inovasi.
Melalui dukungan ini, Kemenbud berharap dapat menciptakan ekosistem sastra yang semarak. Sastra memiliki keluwesan untuk terjalin erat dengan berbagai tradisi. Ini termasuk tradisi lisan, musik, pertunjukan, film, kuliner, hingga ritual budaya lainnya. Pendekatan alih wahana ini memungkinkan sastra semakin dekat dengan berbagai kalangan masyarakat.
'Buda Kecapi': Tema Sentral dan Transformasi Pengetahuan
Pada penyelenggaraan tahun ini, Singaraja Literary Festival mengangkat tema riset "Buda Kecapi". Tema ini diambil dari naskah kuno yang tertulis di atas daun lontar, menyimpan makna mendalam. "Buda Kecapi" diartikan sebagai energi penyembuhan semesta, menjadikan sastra sebagai medium penyembuhan yang kuat.
Direktur sekaligus pendiri Singaraja Literary Festival, Kadek Sonia Piscayanti, menjelaskan asal-usul "Buda Kecapi". Naskah kuno ini tersimpan di Gedong Kirtya, Singaraja, dan mengandung gagasan tentang kehidupan seimbang. Termasuk di dalamnya relasi harmonis antara manusia dan semesta, serta nilai-nilai penyembuhan melalui seni dan kebijaksanaan lokal.
Hasil riset "Buda Kecapi" menjadi dasar pemrograman festival secara menyeluruh. Hal ini terlihat dalam berbagai sesi pembahasan, pertunjukan teater dan musik, bahkan pembuatan film dokumenter. Sonia menegaskan bahwa festival ini bukan hanya mengarsipkan masa lalu, tetapi menghidupkannya dalam bentuk relevan bagi generasi kini melalui proses alih wahana.
Kolaborasi dengan Manajemen Talenta Nasional Seni Budaya
Singaraja Literary Festival juga memperluas jangkauannya melalui kolaborasi strategis. Festival ini bekerja sama dengan program Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya. MTN merupakan program prioritas nasional yang bertujuan menjaring, mengembangkan, dan mempromosikan talenta seni budaya Indonesia secara terstruktur.
Keterlibatan MTN dalam Singaraja Literary Festival menjadi wadah penting. Ini berfungsi sebagai sarana pembelajaran, penguatan kapasitas, dan pemantik kolaborasi lintas generasi bagi pelaku dan peminat sastra. Program ini juga menghubungkan talenta dengan berbagai peluang pengembangan kapasitas dan akses pasar.
Salah satu bentuk konkret keterlibatan MTN adalah kehadiran MTN Ikon Inspirasi. Program ini mempertemukan peserta festival dengan tokoh-tokoh sastra terkemuka. Mereka berbagi wawasan dan pengalaman kreatif, memberikan inspirasi berharga bagi talenta-talenta muda. Kolaborasi ini diharapkan semakin memperkaya ekosistem sastra nasional.