Rempah, Incaran VOC Dulu, Kini Potensi Wisata Halal Indonesia Didorong Jadi Primadona Dunia
Rempah, komoditas berharga sejak zaman VOC, kini punya potensi besar jadi produk Rempah Wisata Halal Indonesia. Bagaimana cara mengembalikan kejayaannya di mata dunia?
Ketua Umum Asosiasi Penggemar Rempah Nusantara (APREN), Siti Nur Azizah Ma'ruf Amin, menyatakan pentingnya mendorong komoditas rempah. Ini sebagai salah satu produk unggulan dalam wisata halal khas Indonesia. Pernyataan ini disampaikan usai konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Menurut Siti, negara-negara Eropa dan Amerika kini kembali melihat potensi rempah untuk gaya hidup sehat. Sementara Malaysia telah menyadari potensi besar ini. Indonesia, sayangnya, belum sepenuhnya memperhitungkan rempah sebagai komoditas berharga.
Dorongan ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor produk halal Indonesia. Selain itu, juga mengembalikan kejayaan rempah Nusantara di mata dunia. Ekosistem dari hulu ke hilir perlu dipersiapkan secara optimal.
Tantangan dan Peluang Rempah dalam Wisata Halal
Indonesia kerap kalah dalam ekspor produk halal dibanding negara lain. Hal ini karena belum optimalnya perhitungan rempah sebagai komoditas berharga. Padahal, rempah memiliki potensi besar dipromosikan sebagai produk halal asli Indonesia.
Permintaan produk halal kini terus meningkat seiring tren gaya hidup sehat. Momen ini menjadi waktu yang tepat memasukkan rempah ke sektor pariwisata. Ini juga berpotensi meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara.
Rempah dapat diperkenalkan sebagai bumbu dengan cita rasa kuat yang memperkaya masakan. Pemerintah juga disarankan menyelipkan kisah sejarah rempah. Misalnya, bagaimana rempah menjadi incaran pendatang sejak zaman VOC.
Potensi ini dinilai sangat besar untuk mengembalikan kejayaan rempah. Rempah Indonesia diharapkan dapat "membumbui dunia" melalui pendekatan yang komprehensif.
Membangun Ekosistem Rempah yang Optimal
Meskipun memiliki potensi kuat di sektor pariwisata, ekosistem rempah masih memerlukan banyak perbaikan. Siti Nur Azizah mengungkapkan kualitas rempah kini cenderung menurun. Ini disebabkan kontaminasi pupuk kimia pada unsur hara tanah.
Masalah lain juga datang dari bentuk kemasan produk rempah. Kemasan yang ada saat ini perlu terus ditingkatkan. Tujuannya adalah untuk menarik minat dan rasa penasaran wisatawan.
Rempah Indonesia adalah sesuatu yang otentik dan tidak ada di negara lain. Ini karena Indonesia adalah negara tropis penghasil rempah. Intervensi pemerintah sangat diperlukan untuk menata kembali tata kelola tanaman rempah.
Peningkatan produktivitas dan kualitas rempah harus menjadi fokus utama. Ini agar rempah Indonesia dapat bersaing di pasar global.
Inovasi dan Peran Generasi Muda dalam Promosi Rempah
Penguatan secara lokal dapat dilakukan dengan melibatkan generasi muda. Banyak generasi muda kini menjalani pola hidup sehat. Mereka bisa diajak mencicipi rempah melalui cara-cara menarik.
Contohnya, menikmati rempah dalam bentuk teh atau menggabungkan kopi dengan rempah. Ini menciptakan pengalaman baru. Penting untuk memperkenalkan rempah melalui narasi yang menarik dan otentik.
Penciptaan produk-produk rempah yang bernarasi dan inovatif menjadi kunci. Ini akan meningkatkan daya tarik rempah di mata konsumen modern.
Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan komunitas sangat dibutuhkan. Ini untuk mengembangkan produk rempah yang relevan dan diminati.