Meski Tempuh Perjalanan Laut Seminggu, Tim Basket Papua Barat Tunjukkan Semangat Juang di Kejurnas U18
Tim Basket Papua Barat Kasuari Triton rela menempuh perjalanan laut seminggu demi berlaga di Kejurnas Antarklub U18, menunjukkan dedikasi luar biasa.
Tim basket Kasuari Triton dari Papua Barat menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Mereka rela menempuh perjalanan laut selama sepekan penuh demi berlaga di Mandiri Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Antarklub U18 Putra dan Putri 2025.
Perjalanan panjang ini membawa mereka ke GOR Unesa, Surabaya, lokasi kompetisi. Tim tiba pada Sabtu pagi setelah berlayar sejak 19 Juli, dan langsung melakoni pertandingan perdana pada malam harinya.
Dalam laga pembuka, Kasuari Triton menghadapi Wofle Sorong Papua Barat Daya. Pertandingan sesama tim dari Tanah Papua ini berlangsung sengit, meski Kasuari Triton harus mengakui keunggulan lawan dengan skor 34–51.
Perjuangan di Balik Lautan
Pelatih Kasuari Triton, A. Rumbrawer, mengungkapkan detail perjalanan timnya yang tidak biasa. Tim baru tiba di Surabaya pada pukul 08.00 WIB pagi Sabtu, setelah berlayar selama tujuh hari dari Papua Barat.
Kondisi fisik para pemain menjadi tantangan utama. Rumbrawer menyebutkan bahwa kelelahan akibat perjalanan panjang sangat terlihat pada anak asuhnya. Tim membawa 15 pemain, dengan tiga di antaranya berusia 18 tahun dan sisanya berusia 17 tahun.
Meskipun demikian, semangat untuk berkompetisi tetap membara. Para pemain Kasuari Triton menunjukkan dedikasi tinggi, bahkan selama berada di kapal. Mereka tetap menjalani latihan fisik ringan dan membahas strategi tim untuk pertandingan mendatang.
Latihan rutin ini meliputi peregangan dan diskusi mendalam mengenai pola permainan. Hal ini menunjukkan komitmen tim untuk tampil maksimal di Kejurnas, terlepas dari segala keterbatasan yang ada.
Strategi dan Kondisi Fisik Tim
Rumbrawer menilai, secara permainan, anak asuhnya sudah menunjukkan kualitas yang baik. Mereka mampu mengantisipasi serangan lawan dan menerapkan strategi yang telah disiapkan dengan cukup efektif. Ini termasuk antisipasi terhadap man to man full press.
Namun, kendala utama tetap pada kondisi fisik yang belum pulih sepenuhnya. Kelelahan pasca-perjalanan laut menghambat implementasi strategi secara maksimal. Meski demikian, tim tetap berupaya keras di lapangan.
Pertandingan perdana melawan Wofle Sorong menjadi bukti daya juang tim Kasuari Triton. Meskipun kalah, mereka menunjukkan perlawanan sengit, membuktikan bahwa persiapan intensif yang dilakukan tidak sia-sia.
Pengalaman bertanding melawan tim-tim kuat dari daerah lain menjadi sangat berharga. Ini membantu mengasah mental serta teknik bermain para atlet muda Papua Barat, mempersiapkan mereka untuk tantangan yang lebih besar.
Target Pembinaan Jangka Panjang
Kejurnas ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan pijakan penting bagi pembinaan pemain muda Papua Barat. Rumbrawer berharap ajang ini dapat memberikan jam terbang yang lebih banyak bagi para pemain. Jam terbang ini krusial untuk pengembangan karier mereka.
Target jangka panjang tim adalah menembus ajang Pekan Olahraga Nasional (PON). Partisipasi di Kejurnas ini diharapkan menjadi batu loncatan untuk tampil baik di Pra PON dan akhirnya lolos ke PON. Papua Barat terakhir kali lolos ke PON pada edisi 2016 di Jawa Barat.
Rumbrawer juga menyoroti minimnya kompetisi di Papua. Ia berharap adanya kejuaraan yang lebih terstruktur, minimal setiap enam bulan sekali, mulai dari level bawah. Hal ini akan membantu mengasah banyak pemain, mental, dan teknik bermain mereka.
Melalui partisipasi di Kejurnas, tim Papua Barat bertekad untuk bisa bersaing dengan klub-klub dari Pulau Jawa. Pengalaman ini diharapkan dapat meningkatkan mental dan kemampuan para pemain secara signifikan.