1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. BACKPACKER

Mengenal 3 Ritual Adat Bogor yang Harus Diketahui

Penulis : Rahmad

7 November 2019 21:04

Bogor masih banyak peninggalan budaya dan sejarah dan warisan leluhur

Planet Merdeka - Kota Bogor yang dijuluki sebagai "Kota Hujan", tidak hanya dikenal sebagai surga kuliner, tapi juga kota yang penuh pesona. Sebagai kota yang berada di kawasan Tatar Sunda, sejumlah wilayah di Bogor kental akan nuansa sejarah dan kaya akan sumber daya arkeologis.

Hal ini dapat dilihat secara langsung dari koleksi peninggalan budaya sejarah dan warisan leluhur yang hingga kini masih dilestarikan.

Sisi lain inilah yang membuat wisatawan semakin tertarik untuk mengunjungi Kota Bogor. Terutama, bagi Anda yang ingin mempelajari sejarah dan budaya Sunda. Jangan lupa booking hotel di Bogor agar Anda dapat menikmati sejumlah acara adat di kota hujan ini.

Apa saja jenis upacara atau ritual adat di Bogor yang masih dilestarikan?, Berikut sejumlah ritual adat di Bogor yang jangan sampai Anda lewatkan.

2 dari 5 halaman

Seren Taun

Dikutip dari referensi laman wikipedia, Upacara adat Seren Taun merupakan upacara adat yang digelar oleh penduduk desa Sindang Barang. Seren Taun dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil pertanian yang melimpah.

Upacara yang dilakukan setiap satu tahun sekali ini dimulai dengan menyimpan hasil panen, seperti padi, sayuran, dan buah-buahan ke dalam dongdang (pikulan). Sebelum hasil panen diarak, warga akan diberkati dengan percikan air doa. Air yang digunakan haruslah berasal dari sumber mata air atau curug.

Setelah semua hasil panen terkumpul, dongdang akan diarak sejauh dua kilometer menuju Imah Gede, yakni rumah para sesepuh desa. Nantinya warga dan sesepuh desa akan berkeliling kampung menuju Alun-alun Kampung Budaya Sindang Barang. Sesampainya di alun-alun, tetua adat akan membacakan doa yang dilanjutkan dengan ritual pare ambu dan pare ayah, yakni memasukkan hasil panen yang didapat ke dalam lumbung padi. Lumbung padi di Desa Sindang Barang terbuat dari kayu yang dibentuk menyerupai rumah.

Upacara Seren Taun ditutup dengan acara parebut dongdang, yakni memperebutkan makanan yang berada di dalam dongdang. Konon, siapa saja yang berhasil memperoleh hasil bumi di dalam dongdang akan dilimpahi keberkahan dan hidup sejahtera.

3 dari 5 halaman

Nujuh Bulan

Ritual adat Nujuh Bulan digelar saat kandungan ibu hamil mencapai usia tujuh bulan. Ritual yang telah dilaksanakan sejak pemerintahan Prabu Jaya ini bertujuan untuk meminta perlindungan bagi ibu dan bayi sekaligus memohon keberkahan dari Tuhan.

Nantinya, tamu yang diundang akan diminta untuk mendoakan jabang bayi yang masih berada di dalam kandungan. Doa tersebut tidak hanya untuk keselamatan, melainkan juga agar si bayi menjadi anak yang berbakti, patuh pada orang tua, dan pintar. Sementara bagi ibu hamil, doa tersebut diharapkan mampu memudahkan proses persalinan.
4 dari 5 halaman

Mapag Panganten

Mapag Panganten tercatat sebagai salah satu ritual adat yang terdapat dalam rangkaian upacara pernikahan Sunda. Dalam Bahasa Sunda, “mapag” memiliki arti menyambut atau menjemput. Upacara yang digelar untuk menyambut datangnya pengantin pria dan keluarga ini memiliki makna yang mendalam.

Makna tersebut tertuang secara simbolis dalam prosesi upacara yang dimulai dengan Lengser, Punggawa, Gugunungan, Mamayang, Payung Kuning, dan Tembang. Upacara adat Mapag Panganten dilaksanakan agar rumah tangga kedua mempelai selalu harmonis, aman, dan tenteram hingga ajal menjemput.
5 dari 5 halaman

Jangan lupa menginap di sejumlah hotel di Bogor.

Demikianlah informasi mengenai ritual adat di Bogor yang perlu Anda ketahui. Bagi Anda yang tertarik mengunjungi Kota Hujan, jangan ragu untuk memesan hotel melalui aplikasi Airy. Nikmati kemudahan pesan hotel murah, praktis, dan aman.

Dapatkan kamar hotel bersih dan nyaman lengkap dengan fasilitas mumpuni seperti, TV layar datar, pancuran air panas, perlengkapan mandi, air minum gratis, pendingin ruangan, dan WiFi. Berkat Airy, pesan hotel di Bogor semudah membalikkan telapak tangan.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : rahmad

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya