1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. BACKPACKER

Perjuangan Sang Purini Pendamping PKH di Pedalaman Kalimantan,Mengendarai Klotok untuk Mengunjungi Warga

Penulis : Yuli Astutik

27 Oktober 2021 14:20

Dengan penuh perjuangan itu yang dijalankan oleh Purini (33), Pendamping Keluarga Harapan (PKH) di pedalaman Kalimantan dalam tiga tahun terakhir.

Dia harus mengendarai perahu klotok dalam kesehariannya menjadi pendamping. Melalui Sungai Kahayan dengan kedalaman 10 sampai 15 meter di Kelurahan Kameloh Baru, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).

2 dari 4 halaman

Tekadnya cuma satu, memanusiakan manusia serta membahagiakan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di daerah terpencil yang dijalankannya sejak 2018.

“Berdasarkan SP2D tahap 3 tahun 2021, saya diamanahi untuk mendampingi 137 KPM terdiri dari 98 di Kelurahan Kameloh baru dan 39 di Kelurahan Danau Tundai Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah,” tuturnya, disadur dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Rabu (27/10/2021).
3 dari 4 halaman

Dia mengungkapkan bahwa ia mempunyai rasa cemas serta khawatir sepanjang perjalanan menuju lokasi. Namun, semua itu tertutupi dengan semangat untuk memberikan informasi serta edukasi kepada para KPM tersebut. Dilansir dari Suara.id.

“Setiap kali home visit ke lapangan saya anggap sebagai refreshing karena medan yang harus melewati tantangan alam yang harus menjadi sahabat,” katanya.

4 dari 4 halaman

Sesuai tugas yang diemban pendamping PKH, sebagai perpanjangan tangan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk usaha pengentasan kemiskinan di Indonesia dengan ilmu, untuk membuka pemikiran para KPM agar merubah hidupnya menjadi lebih baik.

“Untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan tepat guna menjadi bagian home visit, sekaligus mengobrol dan bertanya keluh-kesah KPM. Juga, bantuan yang sudah diterima digunakan untuk apa saja,”katanya.

Salah seorang penerima PKH, Dina (38), dari tahun 2020 dia mengaku amat tertolong dengan kunjungan dari pendamping PKH. “Dengan adanya pendampingan dari pendamping PKH dirasakan bagus, bermanfaat dan informatif,” ujarnya.

Dia pun mengatakan bahwa, komponen PKH yang diterima untuk kedua anaknya yang tengah menempuh sekolah di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dipakai untuk keperluan sekolah, seperti membeli seragam, buku-buku dan makanan bergizi.
Hal sama dirasakan Sadiyah (53), penerima KPM yang senantiasa Purini dengarkan curahan hatinya, supaya ada kedekatan dan mengetahui keadaan latar belakang KPM yang didampingannya dengan baik.

Kebersamaan Purini dengan Sadiyah tampak ketika berbincang dengan disuguhi makanan ringan khas daerah setempat.

“Inilah cara untuk mendekatkan diri dengan para penerima KPM agar mengetahui persoalan di lapangan,” kata Purini.

Dengan menaikkan taraf hidup KPM dan terpenuhinya akses layanan pendidikan dan kesehatan menjadikan kesejahteraan sosial tercapai dan masyarakat keluar dari rantai kemiskinan sekaligus dapat menjadi mandiri.

“Semoga KPM bisa menciptakan perubahan perilaku dan mandiri melalui materi-materi yang disampaikan. Tentu saja, berharap mereka graduasi mandiri dengan sukarela undur diri dari kepesertaan jika dirasa sudah siap mandiri,” tandasnya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya