Perjuangan Sang Purini Pendamping PKH di Pedalaman Kalimantan,Mengendarai Klotok untuk Mengunjungi Warga
Penulis : Yuli Astutik
27 Oktober 2021 14:20
Dengan penuh perjuangan itu yang dijalankan oleh Purini (33), Pendamping Keluarga Harapan (PKH) di pedalaman Kalimantan dalam tiga tahun terakhir.
Dia harus mengendarai perahu klotok dalam kesehariannya menjadi pendamping. Melalui Sungai Kahayan dengan kedalaman 10 sampai 15 meter di Kelurahan Kameloh Baru, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
“Berdasarkan SP2D tahap 3 tahun 2021, saya diamanahi untuk mendampingi 137 KPM terdiri dari 98 di Kelurahan Kameloh baru dan 39 di Kelurahan Danau Tundai Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah,” tuturnya, disadur dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Rabu (27/10/2021).
Dia mengungkapkan bahwa ia mempunyai rasa cemas serta khawatir sepanjang perjalanan menuju lokasi. Namun, semua itu tertutupi dengan semangat untuk memberikan informasi serta edukasi kepada para KPM tersebut. Dilansir dari Suara.id.
“Setiap kali home visit ke lapangan saya anggap sebagai refreshing karena medan yang harus melewati tantangan alam yang harus menjadi sahabat,” katanya.
“Untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan tepat guna menjadi bagian home visit, sekaligus mengobrol dan bertanya keluh-kesah KPM. Juga, bantuan yang sudah diterima digunakan untuk apa saja,”katanya.
Salah seorang penerima PKH, Dina (38), dari tahun 2020 dia mengaku amat tertolong dengan kunjungan dari pendamping PKH. “Dengan adanya pendampingan dari pendamping PKH dirasakan bagus, bermanfaat dan informatif,” ujarnya.
Dia pun mengatakan bahwa, komponen PKH yang diterima untuk kedua anaknya yang tengah menempuh sekolah di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dipakai untuk keperluan sekolah, seperti membeli seragam, buku-buku dan makanan bergizi.
Hal sama dirasakan Sadiyah (53), penerima KPM yang senantiasa Purini dengarkan curahan hatinya, supaya ada kedekatan dan mengetahui keadaan latar belakang KPM yang didampingannya dengan baik.
Kebersamaan Purini dengan Sadiyah tampak ketika berbincang dengan disuguhi makanan ringan khas daerah setempat.
“Inilah cara untuk mendekatkan diri dengan para penerima KPM agar mengetahui persoalan di lapangan,” kata Purini.
Dengan menaikkan taraf hidup KPM dan terpenuhinya akses layanan pendidikan dan kesehatan menjadikan kesejahteraan sosial tercapai dan masyarakat keluar dari rantai kemiskinan sekaligus dapat menjadi mandiri.
“Semoga KPM bisa menciptakan perubahan perilaku dan mandiri melalui materi-materi yang disampaikan. Tentu saja, berharap mereka graduasi mandiri dengan sukarela undur diri dari kepesertaan jika dirasa sudah siap mandiri,” tandasnya.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik
-
Keren dan Cakep, Masih Bocil Tapi Skillfull Masak Makanan, Besar Bisa Mandiri , Bantu Ayah Bunda Jua
-
Ada Bunyi Aneh Dari Balik Bantal, Saat Dibuka, Astagfirullah...
-
Agak Lain, Bule Ini Bikin Ular Hilang Harga Dirinya, Megang Ular ???? Kayak Nangkap Pokemon, Digigit
-
Kocak, Abang-Abang Thailand Ini Kejepret Mi, The Real Mi Karet
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Pernah Liat Komodo Maem? Ini nih Rusa Gede Sekali Telen Cui
26 Juni 2023 14:58 -
3 Tips Berlibur Hemat Dengan Lengkap
25 Juli 2022 11:49 -
Kisah Miris dari Pelosok Negeri, datang dari Desa Bombang Kabupaten Polewali Mandar
16 September 2021 18:12 -
7 Wisata Baru di Bandung yang Keren dan Populer, Wajib Dikunjungi
16 Agustus 2021 09:34 -
5 Wisata Yogyakarta Kekinian Terbaru, Cocok Untuk Semua Kalangan
9 Juni 2021 11:40
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.